Bandara yang dibuat dari laut yang ditimbun tanah ini terasa lengang. Proses imigrasi berjalan cepat. Keramahan khas Jepang mulai terasa.
Saya segera mencari toilet dan berganti baju dengan jacket yang lebih tebal. Keni saya pakaikan jaket rangkap dua. Suhu 6 derajat (plus angin lumayan kencang) tentunya langsung menohok kulit kami yang biasa ditempa suhu 30an derajat di Jakarta.
Begitu bus penjemput datang...kami (rombongan 16 orang) bergegas naik dan langsung lega karena cuaca hangat di dalamnya.
Tujuan pertama bukanlah hotel tempat kami menginap..tapi ke pusat perbelanjaan. Namanya Shin Sei Bashi.
Baiklah....lanjuttt
Pemandangan selepas bandara sungguh mengesankan. Pelabuhan dan kawasan indutri yang sangat tertata dan bersih, tak ada kesan kumuh seperti di Indonesia. Tak ada selembar sampahpun terlihat.
Wow.
Jalanan yang kami lalui juga terlihat lengang. Tak ada kemacetan. Di kiri kanan jalan tak banyak orang berlalu lalang. Tenang sekali.
Satu jam kemudian kami sudah sampai di pusat belanja.
Begitu turun saya langsung pusing melihat begitu banyaknya orang yang berlalu lalang. Kontras dengan jalanan yang tadi terasa begitu kosong.
Konsep Shin Sei Bashi mirip Pasar Baru di Jakarta.
Ada lorong panjang sekitar 1 km, kiri kanannya di penuhi toko aneka rupa : pakaian, kosmetik,souvenir dan makanan.
Sayapun langsung tenggelam ditengah orang-orang Jepang yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng.
Kamera lalu sibuk saya arahkan ke beberapa titik. Dan begitu selesai jeprat jepret, saya menengok kanan dan kiri....woiiiiii...teman satu rombongan sudah tak tampak lagi.
Kennnnn.........kita terpisah dari rombongan.
Hahahahha.....
Disponsori oleh : Boneeto
No comments:
Post a Comment