Wednesday, 10 August 2016

Mulut Besar

Pagi ini di kereta, tepat di depan saya ada dua  ibu-ibu. Satu diantaranya bicara menggelegar, tanpa putus, membahas soal harta yang ia punya dan soal sejumlah barang yang akan ia beli. Sementara ibu di sebelahnya hanya jadi pendengar, sembari sesekali menyahut dengan suara sangat lemah.

Hmmm..saya kagum dengan kemampuan Si Ibu Menggelegar. Ia bercerita nyaris tanpa koma. Mulai dari belanja kue hingga jutaan rupiah, beli baju seakan besok pabrik kain mau tutup..hingga ia membeli gelang seharga 2 juta lebih untuk cucunya yang baru bisa ngoceh. 
Selain itu ia bicara juga soal sewa mobil buat jalan- jalan ke Kebun Raya Bogor..hingga rupa-rupa makanan yang akan ia bawa. 

Kalau saya sih menikmati omongan besar ini. Saya bayangkan Si Menggelegar dikelilingi semua barang belanjaannya. Saya bayangkan kuenya. Lalu saya bayangkan gelang emas yang ia gambarkan detail hingga lekuk-lekuknya.

Tapi sebagian penumpang saya lihat sekali-kali melirik Si Menggelegar dengan tatap sebal tak terkira. Mungkin selain tergangu dengan cerocosannya, penumpang lain juga muak dengan isi ceritanya. 
Wkwkwkw.

Bagi saya...tidaklah pernah saya terganggu dengan cerita model mulut besar. Biarkan saja jika itu membuat si pemilik cerita bahagia. Tak perlu sinis..toh kita diminta membayar belanjaanya kan? 
Buat seseorang mungkin itu kebangaan dia..tak ada niat untuk pamer, tapi hanya berusaha menceritakan apa adanya yang ia miliki. 

Berpikirlah positif....maka indahlah duniamu.

No comments:

Post a Comment