Di Instagram bertebaran foto-foto balita dengan gaya yang menggemaskan. Mereka terlihat pintar, hebat..sempurna. Ada yang sudah hafal ini itu, bisa menyanyi ini itu, bisa baca sejak bayi dan jago makan sendiri.
Saya yang masih memiliki anak balita (Kinan, usia 3 tahun), secara sadar, setengah sadar, tak sadar plus tak sadarkan diri, mulai membandingkan.
Eh kok anak saya nggak mau difoto ya..nggak kaya anaknya Si Anu..pinter gaya, padahal umurnya baru 600 hari. Eh itu anak udah pinter makan sendiri ya. Anak saya masih sering minta disuapin. Eh itu anak gemuk ginuk-ginuk ya. Nggak kaya anak saya kurus kering. Eh itu anak giginya bagus banget ya.. sementara gigi depan anak saya patah dua karena jatuh. Ish..ish. itu anak anteng banget ya..dibawa kemana-mana enggak rewel. Nurut aja. Kok itu anak nggak pernah tantrum ya..sementara anak saya di rumah, setiap lima menit menangis mengamuk dan teriak 9 oktaf hanya karena tidak menemukan mainan kesukaannya, karena YouTube buffering, karena lego susah dibongkar dll.
Semua perbandingan itu berputar di kepala saya bagaikan kipas angin diudara panas..muter kenceng tapi tidak bawa adem.....
Lalu saya harus bagaimana? Merasa saya ibu paling buruk dan gagal?
Iya.
Iya.
Tapi kemudian, saya teringat kapan Kinan bisa berjalan. Ya..Kinan berjalan usia 11 bulan. Sementara anak (yang di medsos terlihat sangat hebat) itu, sudah setahun belum berjalan. Kinan sudah memiliki 5 gigi diusia 5 bulan, sementara anak yang saya lihat dimedsos itu baru setahun numbuh dua gigi.
Sayapun teringat Kinan yang tanpa saya ajarkan sudah bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Kinan mengenali aneka hewan dan serangga melebihi saya. Kinan bisa menyanyikan puluhan lagu anak yang saya tak bisa.
Pada Kinan saya belajar nama- nama aneka jenis kupu-kupu dan aneka jenis serangga lainnya. Pada Kinan saya belajar aneka jenis alat berat, dan juga aneka lagu anak berbahasa Inggris.
Pada Kinan saya belajar nama- nama aneka jenis kupu-kupu dan aneka jenis serangga lainnya. Pada Kinan saya belajar aneka jenis alat berat, dan juga aneka lagu anak berbahasa Inggris.
Kinan pun selalu menggunakan 3 kalimat hebat...tolong, maaf dan terimakasih tepat sesuai peruntukannya.
Jadi..kenapa saya harus merasa anak lain lebih hebat?
Okelah Kinan kurus. Ia tidak montok menggemaskan seperti anak-anak lain. Tapi syukurlah sejak usia 1 tahun Kinan jarang sakit (paling ia demam dan flu yang bisa pulih dengan cepat). Ia pun memiliki motorik kasar yang lebih baik dibanding kakaknya.
Lalu kenapa saya merasa anak orang lain lebih hebat?
Kejam sekali....
Ibu macam apa saya ini?
Dan tadi (sebelum saya ke kantor) Kinan mengantar saya ke depan pintu sambil berkata.."Ibu cari uang dulu kan yaaaa? "
Saya menjawab : "Iya sayang. Doakan pekerjaan Ibu lancar yaaa.."
Saya menjawab : "Iya sayang. Doakan pekerjaan Ibu lancar yaaa.."
Lalu Kinan pun memeluk saya sambil berkata "I love you Ibu"
Hmm....Kinannnnn..
Kamu anak hebat..!!!
Tanpa harus mejeng setiap jam di Instagram, kamu tak kalah dengan balita di akun Instagram manapun !
Kamu anak hebat..!!!
Tanpa harus mejeng setiap jam di Instagram, kamu tak kalah dengan balita di akun Instagram manapun !
Jadi ..untuk semua ibu di luar sana stop "terintimidasi" dengan foto dan video anak di Instagram, stop bandingkan anak ibu dengan yang anak lain.
Anak Ibu pasti hebat...!!!!
No comments:
Post a Comment