Wednesday, 6 March 2019

Dear Kulit Coklat......

Sebagai pemilik kulit wajah, tangan dan kaki  berwarna coklat, saya pernah berada di fase ingin sekali memiliki kulit putih menyeluruh.
Saya mencoba beberapa krim pemutih dan berusaha keras memutihkan kulit yang terpapar matahari langsung.
Fase ini saya jalani saat remaja (SMP-SMA). Saat itu berkembang citra cantik adalah berkulit putih. Walhasil saya merasa minder karena merasa tidak cantik. Saya  super iri dengan teman-teman  yang berkulit kuning langsat atau putih.
Dan berhasilkan saya memutihkan kulit? Tentu tidak.... wkkwkwkwkwk
Yang ada wajah saya malah "pruntusan".

Lalu menjelang melewati usia belasan saya sadar, kulit cantik itu bukan putih, tapi sehat. 
Saya merubah cara pandang. Kulit meski tipis adalah pemilik kekuatan luar biasa, yang melindungi tubuh kita dari segala kuman di luar tubuh. Kulit adalah garda terdepan tubuh kita melawan segala polusi dengan radikal bebasnya. 
Saya tak lagi melihat kulit sebagai sumber kecantikan, tapi sebagai senjata yang indah pelindung tubuh. 
Yang diperlukan tubuh saya bukanlah kulit putih, tapi kulit yang sehat. 

Sayapun kembali mengingat-ingat bagaimana kulit wajah, tangan dan kaki saya coklat. Pertama karena sejak balita saya sering main berpanas-panasan di sawah, kebun dan halaman. Menyenangkan kah? Ya menyenangkan. 
Lalu kulit saya selama 12 tahun terbakar panas matahari di jalan pulang sekolah dan di halaman sekolah. Bermanfaatkah? 
Ya. Jadi kulit coklat saya sepadan dengan kebahagiaan bermain dan ilmu yang saya dapat. 
Tanpa berpanas-panasan, saya tidak akan bisa belajar, tak akan mendapatkan pekerjaan, dan tak bisa menafkahi anak-anak.
Jadi kulit coklat saya adalah "cerita bahagia dan juga hasil perjuangan". Sudah seharusnya saya bersyukur bangga dengan kulit wajah, tangan dan kaki  saya yang coklat.

Kini, usia saya mendekati akhir 30an, saya hanya menginginkan kulit sehat. 
Kulit sehat dapat diperoleh dengan pola makan sehat (perbanyak sayur dan buah), olahraga, jauhi asap rokok, minum  dan tidur cukup. 
Kalau susah dilalukan semuanya, ya saya usahakan semampunya. 
Kini saya semakin tua. Kulit saya yang semula super berminyak, perlahan berubah menjadi kulit cenderung kering. Kalau dulu cuek dengan pelembab, kini merasa harus pakai. 

Dan yang paling penting dari itu semua adalah.....berpikir positif. 
Menua itu pasti, tapi merawat kulit itu wajib sebagai bentuk syukur atas karunia Alloh. 

Yuk..sayangi kulit apapun warnanya...

No comments:

Post a Comment