Saturday, 21 April 2018

Sebelas Tahun

Pagi ini Ken bangun tidur lebih cepat dari biasanya. Mungkin bersemangat karena hari ini ulang tahunnya. Ken lalu mencari lilin, piring dan menumpuk biskuit. Lilinpun ia nyalakan dan ia tiup.
" Nggak papa bu nggak ada kue..ini cukup kok".

Selamat ulang tahun ya Ken. Angka kembar pertamamu...11 tahun. Tak terasa udah diambang remaja ya Ken..tak lama lagi kamu akan segera memiliki usia kategori dewasa.
Rasanya baru kemarin ya kamu lahir.

Tahun demi tahun kita jalani dengan perjuangan ya Ken. Perjuangan yang tak perlu semua orang tahu. Percayalah, tak ada yang akan sia-sia. Keras dan pahitnya hidup yang menimpa kita, kelak akan bisa tertawakan kok.


Maaf tak ada kue ya. Tapi bergunung doa ibu haturkan pada Sang Maha Kuasa agar kamu  selalu dalam lindunganNya.
Tak selamanya Ibu akan bisa menjagamu, mengawasi dan melindungimu. Tapi Alloh akan selalu menolongmu kok. Tak usah khawatir.


Doakan baik untuk mereka yang membullymu. Jangan benci. Mereka akan membuatmu menjadi manusia kuat..jadi berterimakasihlah.
Semua hal buruk yang terjadi padamu, adalah pelajaran yang sangat berharga. Jadi tetaplah menjadi orang yang pandai bersyukur.



Dunia memang keras, tapi kita bertiga akan tetap berdiri... dan tertawa.



Peluk hangat dari Ibu dan Kinan adikmu ya..

Wednesday, 18 April 2018

Perut Rata

Pola makan dan pola tidur saya sangat buruk. 
Diusia yang masih 30-an tahun, makan sembarangan, dan tidur yang sangat sedikit, mengundang kolesterol dan asam urat.
Padahal saya punya riwayat darah tinggi, warisan dari Ibu.
Ngeri rasanya memikirkan mati muda. Anak-anak saya akan merana.

Saya harus berubah!  Berubah!

Kalau pola tidur sih  sulit dibenerin, karena jam kerja saya hingga tengah malam. Yang bisa di otak-atik, hanya pola makan dan olah raga.

Kebetulan,  di kantor, saya dikelilingi orang-orang  berhasil diet,  semangat diet, gila diet, malas diet dan kadang-kadang diet.
Saat berdekatan dengan mereka yang berhasil diet, keinginan  saya hidup sehat membara tiada tara. Semua gorengan musnah dari pikiran saya. Hanya bayangan badan saya  seindah Sophia Latjuba lah yang tersisa.

Tapi saat bersama orang yang malas diet, saya makan membabi buta, seakan besok makanan tak lagi tersedia di bumi ini. Hasilnya.. perut saya  membuncit bagaikan bukit  indah permai.

Jadi masuklah saya dalam kategori, "kadang-kadang diet".

Menurut artikel yang saya baca, mengatur dan membatasi asupan makanan tidak sehat, tidaklah cukup untuk membentuk badan aduhai kece badai. Harus olahraga!

Teman-teman saya memilih Yoga, karena kebetukan kantor tempat kami bekerja memfasilitasi itu. Sayangnya jam yoga bersamaan dengan persiapan program saya harus berjalan. Jadi lupakanlah Yoga di kantor, Jika tetap ngotot, itu namanya mangkir dari pekerjaan. Weeks....tamat riwayat !

Ada juga teman yang memilih lari. Tapi mereka juga lari malam di jam yang sama dengan jam kerja saya. Lupakanlah !

Saya memilih lari dari kenyataan saja ya.



Setelah memikirkan dan menimbang (berat badan) saya memutuskan yoga sendiri saja  di rumah. You Tube banyak menyediakan " instruktur " berpengalaman kan? Ada  instruktur cantik luar biasa hingga ganteng tak terkira. Gratis! (eh enggak lah..modal kuota)

Jadi...mulailah saya yoga di rumah, kapan saja sebisanya. Kadang di dapur sambil ngulek terasi, kadang sambil menggosok lantai kamar mandi, kadang sambil ngemil senyum-senyum sendiri..Pokoknya tiada hari tanpa yoga. Hidup yogaaa ( jadi inget teman saya yang namanya Yoga)

Hasilnya? Jangan harap kaya Sophia Latjuba. Karena kadang bakwan, tahu goreng dan cireng  menumpuk berdesakan  di lambung saya.
Rasa berdosa atas makanan buruk yang saya cerna  hinggap dan pergi sesuka hati, bagaikan pendekar tanpa bayangan (eeehhh...).


Tapi setidaknya, tak ada hasil yang mengkhianati usaha, kini  perut bagian atas saya sudah mirip lah kaya punya Sophia... kalau perut bagian bawah, biarlah itu untuk sementara menampung " dosa-dosa" dari " kadang-kadang diet".


Kata temen saya sih..."Jangan pura-pura keras berolahraga lah, doa aja suami lo kaya raya, atau gaji lo ratusan juta, jadi tinggal pergi ke klinik saja..tummy tuck ...rata tuh perut!
Kalau belum punya duit...lo tengkurep saja  di lapangan bola..pasti rata tuh perut lo..rata dengan tanah !"

Weladalahhhhhhh..... kejamnya mulut temanku ini!



Thursday, 12 April 2018

Ibu Bahagia

Ibu bahagia akan menghasilkan anak- anak yang bahagia.


Saya sering mendengar kata-kata itu, dan awalnya saya abaikan.

Bagaimana saya mau bahagia jika tiap hari berpikir keras menutup tagihan ini itu.. pengeluaran ini itu, pekerjaan ini itu, masalah ini itu.

Tapi kemudian saya tersadar...tagihan tidak boleh memangkas total kebagiaan saya dan anak- anak. 

Saya harus mengkotak-kotakan pikiran dan hati saya. Satu kotak untuk tagihan, satu kotak untuk pekerjaan kantor, satu kotak untuk anak- anak, satu kotak untuk urusan pekerjaan rumah, Dan satu kotak untuk ...kebahagian saya pribadi. 

Dan kali ini saya akan bahas kebahagiaan pribadi saja, karena saya pikir kotak ini adalah dasar dari semua kotak tadi. 

Saya harus bahagia agar semua baik- baik saja..agar dua anak saya happy - happy saja.
Berharap orang lain membahagiakan diri saya? Wow. Emang saya siapa?  
Saya sudah berhenti memikirkan cerita dongeng tentang hari saat pangeran datang, dengan kereta kencana, menikahi saya lalu bahagia selamanya...Mana ada bahagia selamanya..
Mustahil. Ini dongeng yang menurut saya menyesatkan dan tidak akan pernah saya bacakan untuk anak- anak saya.

Jadi kebagiaan itu  harus  saya ciptakan sendiri.

Pijakan saya adalah kalimat :  bahagia itu sederhana. 

Jadi mulai dari hal kecil saja. 

Contohnya : Sebelum saya menyuruh anak-anak  makan dan mandi..saya harus sudah makan dan mandi. Bagaimana saya akan sabar menghadapi si bungsu yang susah makan kalau saat menemani atau menyuapinya, saya dalam keadaan lapar?

Pernah dengar kalimat :  kalau lapar galak? Ya itulah saya. 
Jadi bagi saya..mendahulukan diri sendiri  makan sebelum anak saya makan adalah bukan tindakan egois..tapi sebagai langkah agar saya bisa bersabar menghadapi mereka. 

Bagaimana saya bisa manis menghadapi  anak-anak bila saya dalam keadaan gerah keringatan dan asem kecut ?

Jadi sebelum mereka  bangun, mandi dan sarapan,  saya pastikan diri saya sudah dalam keadaan bersih...wangiiiii..dan kenyang.

Jadi saat dua anak saya bangun,  saya sudah dalam keadaan siap tempur dan happy  menghadapi apapun polah mereka.

Tentu pendapat saya ini..sangat pribadi. Jika cocok silahkan dicoba,  dibaca saja juga tidak apa-apa. 

Jadi ..prinsipnya.. saya nyamankan diri agar saya bisa  memberi kenyamanan untuk anak- anak saya. 

Berkorban seperti nyala lilin? Menerangi orang lain lalu mati? 

Tidak usah  repot-repot. Biar lilin saja yang repot.

Iya kan?

Wednesday, 11 April 2018

Lele Bumbu Kuning Favorit Keluarga

Hari ini saya masak Lele Bumbu Kuning kesukaan Kinan. Kesukaan saya juga ..hehehe.
Caranya sederhana kok, dan rasanya enakkkkk..nggak kalah deh sama rasa masakan di Warung Padang.


Bahan :
Lele 1 kg

Bumbu
Kunyit 2 cm
Jahe 2 cm
Lengkuas 2 cm
Ketumbar 1 sendok makan
Bawang Putih4 siung
Bawang merah 8 siung
2 butir kemiri
2 batang sereh
2 batang daun bawang
2 ikat kemangi
100 ml santan siap pakai
4 lembar daun jeruk
4 lembar daun salam
Minyak Goreng secukupnya.
2 gelas air
Royco rasa Sapi
Garam sesuai selera
Gula sesuai selera/ kecap Bango 2 sendok.

Caranya :
-Goreng lele hingga setengah matang atau kering (sesuai selera), sisihkan.
-Haluskan : Kunyit, Jahe, Lengkuas, Ketumbar, Bawang Putih, Bawang merah,sereh dan kemiri.
-Tumis bumbu halus + daun bawang, daun jeruk, daun salam.
-Masukan air, biarkan sampai mendidih.
-Masukan lele yang telah di goreng, santan kental.
-Masak hingga bumbu menyerap pada lele.
-Masukan daun bawang dan daun kemangi.
-Angkat

Siap disantappppp.
Jika suka pedas, tambahkan 10 butir cabai merah utuh.


Selamat mencoba yaaaa..

Pecinta Adzan

Dari bayi Ken suka suara Adzan. Saat Adzan berkumandang, Ken akan terpaku, menyimak dengan baik hingga Adzan selesai.
Sampai usia 6 tahun, Ken hanya sebagai pendengar saja, tidak pernah menirukan Adzan.
Tapi saat  Ken masuk SD, ia mulai berani menirukan suara Adzan. Apalagi setelah mengenal Youtube. Dari kolom search antara lain muncul kalimat : Adzan terbaik di dunia, Adzan di Eropa, Adzan di Arab Saudi, Adzan di Mekah dll.
Hampir setiap saat Adzan berkumandang dari rumah kami. Jika tidak Ken yang mengumandangkan Adzan, ya dari Youtube.
Melalui saluran  televisi kabel, Ken juga selalu menunggu Adzan disiarkan secara langsung dari Masjidil Haram.

Ken pun mulai bercita-cita, suatu saat bisa menjadi muadzin di depan Ka'bah dan terobsesi dengan Muadzin Masjidil Haram, Sheikh Farooq al-Hadrawi.

Setiap acara buka bersama di sekolah Ken juga sudah berani Adzan. Hingga kemudian di kelas 2, guru meminta izin untuk mengikutkan Ken lomba Adzan.  
Hasilnya, tak menjadi juara. 
Tak apa, yang penting berani tampil di depan umum. 

Sepulang lomba saya menanyakan soal bagaimana jalannya lomba, Ken hanya menjawab " Yang lain diantar Ibunya, kenapa aku enggak? "

Maaf Ken, saat Ken lomba, ibu harus bekerja.
Sedih rasanya mendengar protes itu. Tapi...begitulah resiko ibu bekerja.

Setelah lomba itu, semangat Ken untuk menirukan Adzan tak kendur. Ia terus menyimak beragam Adzan di Youtube. Kecintaannya pada Sheikh Farooq al-Hadrawi semakin bertambah, dan Ken mulai merengek meminta umroh agar bisa bertemu Sheikh Farooq al-Hadrawi. Saya mengamini, dan super berharap, keinginan baik Ken dikabulkan Alloh SWT.Amin.


Lalu, hari bahagian itu pun tiba. 
25 Januari 2018  lalu, sekolah kembali mengikutkan Keni lomba Adzan. Tiga hari sebelum lomba, Ken sudah memberi tahu saya jika akan lomba Adzan. Ia hanya sedikit berlatih, dan Bapaknya memberi sedikit masukan soal tekhnik bernafas.
Sementara,saya hanya menyarankan : Lakukan yang terbaik yang Ken bisa, jangan berfokus untuk menang. Kalah dan menang biasa dalam lomba.

Hasilnyaaaaaa....Ken juara 2 Lomba Adzan tingkat SD se-kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Rasanya.....saya terharu dan bangga. Ken akhirnya memiliki piala pertama.

Eh, tapi Ken sih reaksinya biasa saja. Malah Bapaknya yang heboh memberi tahu ke saya.
Wali kelas, guru-guru juga pemilik yayasan yang menaungi sekolah Ken,  memberi selamat kepada saya melalui Whats Up.
Tentus saja, saya berterima kasih kepada beliau-beliau ini yang sudah mendorong Ken untuk berani.
Wali kelas juga mengirim potongan video ketika Ken mengumandangkan Adzan dalam perlombaan. 

Ya Alloh..saya merinding mendengarnya.

Dan semoga, suatu saat Ken bisa Adzan di depan Ka'bah ya....


Pertolongan Pertama Untuk Luka Bakar

Tadi pagi, (karena ceroboh), jari tengah dan telunjuk saya tersiram minyak panas. Minyak mendidih. Niatnya ingin memindahkan minyak dari wajan teflon ke dalam gelas, eh melesat. 

Wuih....panasnyaaaa. 

Untung kompor tak jauh dari westafel. Langsung jari saya guyur dengan air mengalir  selama 2- 3 menit atau setidaknya sampai rasa panas terbakar berkurang.

Untunglah saya ingat menyimpan Skin Reliefe Gel dari Konicare. 

Segera setelah rasa panas terserap air, saya oleskan Skin Reliefe Gel ke kedua jari saya. Ademmmmm bangettt.

Sudah lama saya menyimpan Gel ini di tempat obat-obatan. Saya beli di koperasi kantor saya. Tapi baru kali ini saya merasakan manfaatnya untuk luka bakar. Rasa panas berkurang dengan cepat dan berangsur menghilang.
Setelah beberapa jam, jari saya juga hanya melepuh sedikit di jari tengah, sementara di jari telunjuk hanya kulit memerah.
Kalau dari fungsinya yang saya baca di kemasan tube-nya, antara lain membantu proses penyembuhan luka, luka bakar ringan dan tersiram air panas.
Kandungan di dalam gel-nya antara lain aloe vera, chamomile dan madu.



Jadi buat jaga-jaga, gel ini bagus banget buat pertolongan pertama. Tapi jangan diberikan pada anak-anak ya dan jangan dipakai selama lebih dari satu - dua minggu. Gel ini kalau kena luka terbuka awalnya akan terasa perih. 
Kalau luka bakar berat tentu saja setelah pertolongan pertama harus segera ke dokter, tidak bisa tidak.



Saya jadi ingat nasehat jaman dulu, kalau kena luka bakar di oles pasta gigi. Padahal itu salah, malah akan memperparah luka karena sifat pasta gigi itu "hangat". Panas tidak bisa dilawan panas, akan semakin memperburuk luka bakar. 
Panas harus dilawan dengan dingin. 

Jadi pertolongan pertama pada luka bakar ringan adalah....air. Biarkan rasa panas "terserap" air.

Yang utama sih ya jangan sampai kena minyak panas....hati-hati, jangan ceroboh seperti saya. Hehehehe


Monday, 9 April 2018

Tips Menghadapi Orang Jahat

Saya menyukai serial crime investigation, seperti CSI, Crimila Mind, NCIS dll. Dan saya belajar banyak.
Kejahatan ada disekitar kita dan bisa menimpa siapa saja.
Bagaimana saat kita bertemu dengan orang jahat?
Semoga saja kita tidak pernah bertemu mereka. Tapi tak ada salahnya juga kita memiliki pengetahuan bagaimana menghadapi orang jahat.
Berikut tips menghadapi kejahatan berdasarkan pengamatan saya di serial investigasi kriminal:

Gigit
Gigi kita adalah senjata ampuh untuk menyerang. Gigitlah sekeras mungkin semampu anda.

Tendang
Tendang bagian sensitif pria di bagian selangkangan ( alat kelamin pria) dan bagi wanita tendang bagian dada(payudara)

Tinggalkan DNA
Meludah dan menggigit (dengan menggigit kita juga meninggalkan DNA di kulit pelaku), jatuhkan rambut anda atau jambak rambut pelaku, atau cakar dengan kuat (DNA pelaku akan tertinggal di kuku kita). Atau lukai sedikit bagian tubuh kita agar darah kita ada di pelaku ataupun di benda yang digunakan pelaku (misal : motor/mobil)

Tinggalkan sidik jari
Jika kita disekap dengan lokasi berpindah-pindah  tinggalkan sebanyak mungkin sidik jari di ruangan tempat kita berada. Akan lebih bagus lagi gunakan sidik jari kita untuk menulis serangkaian pesan berisi informasi identitas pelaku.


Jatuhkan benda-benda pribadi
Jika anda diculik, jatuhkan benda apapun yang ada di badan sebisa mungkin, cicin, sapu tangan, tissue, dompet, gantungan kunci.
Jika diculik menggunakan mobil/motor, gunakan cincin untuk menggores cat mobil hingga terkelupas. Dari cat kendaraan polisi akan bisa mengidentifikasi kendaraan yang digunakan si penculik.




Demikian sedikit pengetahuan yang saya peroleh dari serial kriminal.
Jadi jangan hanya senang menonton, tapi pelajari pengetahuan positif di dalamnya.