Dari bayi Ken suka suara Adzan. Saat Adzan berkumandang, Ken akan terpaku, menyimak dengan baik hingga Adzan selesai.
Sampai usia 6 tahun, Ken hanya sebagai pendengar saja, tidak pernah menirukan Adzan.
Tapi saat Ken masuk SD, ia mulai berani menirukan suara Adzan. Apalagi setelah mengenal Youtube. Dari kolom search antara lain muncul kalimat : Adzan terbaik di dunia, Adzan di Eropa, Adzan di Arab Saudi, Adzan di Mekah dll.
Hampir setiap saat Adzan berkumandang dari rumah kami. Jika tidak Ken yang mengumandangkan Adzan, ya dari Youtube.
Melalui saluran televisi kabel, Ken juga selalu menunggu Adzan disiarkan secara langsung dari Masjidil Haram.
Ken pun mulai bercita-cita, suatu saat bisa menjadi muadzin di depan Ka'bah dan terobsesi dengan Muadzin Masjidil Haram, Sheikh Farooq al-Hadrawi.
Setiap acara buka bersama di sekolah Ken juga sudah berani Adzan. Hingga kemudian di kelas 2, guru meminta izin untuk mengikutkan Ken lomba Adzan.
Hasilnya, tak menjadi juara.
Tak apa, yang penting berani tampil di depan umum.
Sepulang lomba saya menanyakan soal bagaimana jalannya lomba, Ken hanya menjawab " Yang lain diantar Ibunya, kenapa aku enggak? "
Maaf Ken, saat Ken lomba, ibu harus bekerja.
Sedih rasanya mendengar protes itu. Tapi...begitulah resiko ibu bekerja.
Setelah lomba itu, semangat Ken untuk menirukan Adzan tak kendur. Ia terus menyimak beragam Adzan di Youtube. Kecintaannya pada Sheikh Farooq al-Hadrawi semakin bertambah, dan Ken mulai merengek meminta umroh agar bisa bertemu Sheikh Farooq al-Hadrawi. Saya mengamini, dan super berharap, keinginan baik Ken dikabulkan Alloh SWT.Amin.
Lalu, hari bahagian itu pun tiba.
25 Januari 2018 lalu, sekolah kembali mengikutkan Keni lomba Adzan. Tiga hari sebelum lomba, Ken sudah memberi tahu saya jika akan lomba Adzan. Ia hanya sedikit berlatih, dan Bapaknya memberi sedikit masukan soal tekhnik bernafas.
Sementara,saya hanya menyarankan : Lakukan yang terbaik yang Ken bisa, jangan berfokus untuk menang. Kalah dan menang biasa dalam lomba.
Hasilnyaaaaaa....Ken juara 2 Lomba Adzan tingkat SD se-kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Rasanya.....saya terharu dan bangga. Ken akhirnya memiliki piala pertama.
Eh, tapi Ken sih reaksinya biasa saja. Malah Bapaknya yang heboh memberi tahu ke saya.
Wali kelas, guru-guru juga pemilik yayasan yang menaungi sekolah Ken, memberi selamat kepada saya melalui Whats Up.
Tentus saja, saya berterima kasih kepada beliau-beliau ini yang sudah mendorong Ken untuk berani.
Wali kelas juga mengirim potongan video ketika Ken mengumandangkan Adzan dalam perlombaan.
Ya Alloh..saya merinding mendengarnya.
Dan semoga, suatu saat Ken bisa Adzan di depan Ka'bah ya....
No comments:
Post a Comment