Monday, 18 October 2021

Berpayung Di Kamar Mandi

 Jakarta hujan deras sejak malam hingga pagi.


Kami sedang menyantap sarapan nasi uduk orek tempe. Tiba-tiba dari arah belakang rumah terdengar suara ..brukkk..krompyang..srek srek.... Dari nada iramanya saya duga genteng jatuh. 


Dan benar..terpampang nyata di depan mata, atap di atas kamar mandi kami porak poranda. Kayu rangka patah mengenaskan. Genteng jatuh remuk redam.


Kejadian ini langsung saya laporkan ke pemilik rumah, Ibu Kontrakan. Tapi, pada masa kini,  rupanya sulit untuk mencari tukang. Jadi untuk sementara Ibu Kontakan menyarankan diperbaiki sendiri dulu. 


Krik..krik..krik  otak saya berpikir seperti jangkrik. Saya tidak punya keahlian membetulkan atap. Sebenarnya lebih tepatnya belum punya ..karena saya belum mempelajarinya. Bodohnya,  kenapa saya selama ini tidak terpikir untuk mempelajarinya?



Hujanpun terus datang dan pergi. Menurut ahli cuaca, hujan akan terus turun dengan bahagia sepekan ke depan.


Kami pun bahagia. Apapula yang perlu disedihkan?

Semua ada masanya...begitu pula dengan atap.

Sudah belasan tahun Si Atap melindungi kami dari hujan (kalau panas,  atap kami  tidak  mampu melindungi,karena  tanpa jendela yang bagus, rumah yang kami sewa panas ..hahaha).


Kami paham, sudah saatnya Sang Atap mendapat rangka baru..genting baru. Sang Atapun ingin bersolek sesekali.

Tapi tunggu ya...karena sepertinya  kami perlu waktu untuk mempersiapkanya

 

Sementara atap belum diperbaiki, saat turun hujan,  kamar mandi kami... meriah. Air mengalir tak hanya dari bawah tanah, tapi juga dari sela plafon yang bocor. Ah..gemericiknya serasa di Hawai. 


Lalu saat kami harus memenuhi panggilan alam, kami jongkok di toilet sambil memegang payung.


Wow....untuk saya yang menyukai hujan, saya bahagia.


Hujan tak pernah gagal menyenangkan saya.


Jakarta, 18 Oktober 2021


No comments:

Post a Comment