Wednesday, 8 July 2015

Kemang

Setiap melewati daerah Kemang Jakarta Selatan, saya selalu senang memandang rumah-rumah mewah yang berjajar megah dan asri. Ukurannya rata-rata seluas 4 lapangan tenis, juga setengah atau satu lapangan bola. Tak ada yang seluas lapangan gobak sodor seperti rumah tinggal saya. 
Wkwkkwkw.

Melihat pagar rumahnya saja, saya mengira biayanya bisa setara dengan  3 rumah KPR tenor 15 tahun masa cicilan. Dan harga satu meter tanah di sana mungkin bisa seharga uang muka mobil.
Membayangkan tumpukan uang yang mereka punya..kepala saya puyeng.
Hahahahahha

Tentu saja saya penasaran siapa pemiliknya dan bagaimana kehidupan orang-orang di dalamnya.
Apakah mereka bahagia? Apakah mereka memiliki permasalahan hidup yang pelik?
Menurut suami saya, paling cobaan terberat dalam hidup mereka adalah terkena flu.
Waduh..enak nian ya?

Klo diterawang..pastilah mereka tidak pusing soal kebutuhan dasar sandang, pangan, papan dan bersenang-senang. Tapi masa iya..ndak punya masalah? 
Saya sih mengira-ngira masalah mereka selain flu adalah pasangan selingkuh, ketinggalan koper saat liburan, pesawat delay, hingga mobil mogok karena ban bocor. Tapi semua masalah itu sepertinya bisa diperingan dengan banyaknya cafe, club, restoran, dan butik yang bertebaran di sekitar rumah.

Ah..bisa saja saya benar, dan mungkin pula saya salah.

Tapi jika saya pikir-pikir, sebenarnya, saya tak usahlah terlalu terpesona.  Karena jika dibandingkan dengan rumah-rumah di kampung saya, dilihat dari segi luas tanah dan bangunan, tidaklah jauh berbeda.
Di desa tercinta, hunian penduduknya besar, karena dulunya tanah di sana tinggal patok saja..tinggal pilih.
Bahan bangunan rumah mudah di dapat, tinggal tebang pohon kelapa, kalbi, mahoni dan bambu. Semua murah meriah.
Ruang tamu bisa seluas lapangan tenis, kamar seluas lapangan gobak sodor,  ruang keluarga plus ruang makan seluas rumah tipe 36 lalu dapur bisa seluas lapangan bulu tangkis.
Dan karena dinding berasal dari kayu atau anyaman bambu, maka hawa di dalam rumah selalu adem seger..silir..silir, tak perlu AC tak perlu mahal bayar listrik.

Teringat saya kata-kata almarhum Bapak saya : Dadi wong aja gumunan....aja getun..biasa bae

Oke lah Bapake....

No comments:

Post a Comment