Gusi Ken bengkak dan terganggu dengan gigi taring susu yang hampir tanggal.
Mau ke dokter gigi langganan, kok repot rasanya karena harus janjian dan menunggu hingga malam. Terbersit ide ke Puskesmas tak jauh dari rumah.
Pernah dengar cerita teman, bahwa layanan puskesmas sekarang keren, maka sayapun ingin mencoba. Sasaran saya Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu di Jalan Raya Kebagusan Jakarta Selatan
Sempat bingung bagaimana memulai, saya akhirnya menemukan alurnya.
Pertama, ambil antrian ( pilih umum atau BPJS), lalu naik ke lantai dua menunggu nomor kita dipanggil. Di tahap ini kita harus bersabar karena jika sedang ramai antrian bisa berjam - jam. Saya kebagian rejeki menunggu dua jam.
Setelah nomor kita dipanggil sebutkan tujuan kita hendak ke Poli apa. Lalu saya di beri kartu kunjungan, dan nomor antrian untuk di Poli juga form pendaftaran yang harus diserahkan ke kasir. Bayarnya cukup Rp, 2000-Rp.5000.
Kemudian merapatlah kami ke Poli Gigi (Poli 5). Menunggu sekitar 30 menit, dipanggilah nama Ken.
Hanya butuh 3 menit untuk mencabut gigi Ken (tanpa injeksi). Hanya di beri cairan super dingin yang membuat gigi tak terasa sakit saat di cabut (entah lah apa namanya) Dokter pun menuliskan resep dan biaya di kwitansi pembayaran.
Dannnnn.....melototlah mata saya melihat angka yang harus saya bayar.. Rp. 5000!!!!!
Apa? Semangkuk bakso saja harganya paling murah Rp. 12.000!
Merapatlah saya ke kasir, dan membayar dengan penuh rasa heran.
Antrian belum usai saudara, harus antri obat. Apotik ada di bagian kiri depan puskesmas dengan bangku tunggu terletak di udara terbuka dilindungi atap asbes yang panas. Untuk yang membawa anak- anak...bersabarlah, karena mereka akan mudah rewel kegerahan juga bosan. Nomor antrian kembali harus diambil (racikan dan non racikan).
Di sini antrian non racikan lumayan cepat, sedangkan antrian racikan, lamaaa. Saya menunggu 45 menit.
Setelah obat ditangan, kami bingung karena tak menemukan tempat pembayaran obat. Maka dengan polos saya bertanya kepada Apoteker yang di jawab dengan gelengan kepala yang artinya tak perlu lagi bayar.
Lhaaaa...jadi obat gratis!
Terbayang uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah yang selama ini kami keluarkan untuk merawat gigi Ken di Klinik Gigi. Maka sambil melangkah pulang, saya masih terbengong- bengong bin heran.
Dengan biaya semurah itu seharusnya semua gigi rakyat Indonesia bisa dirawat dengan baik.
Seharusnya tak ada anak-anak sakit gigi.
Yuk,,,rawat gigi ke puskesmas terdekat
No comments:
Post a Comment