Wednesday, 28 October 2015

Sekedar Pencitraan?

Selama cuti sembilan hari saya asyik dengan timbangan kue. Dan di akhir cuti, saya terhenyak melihat jarum di timbangan badan melompat 3 strip...yang artinya saya lebih berat 3 kg! Gubrak

Maka dengan semangat menghilangkan predikat "karung beras" dan "ibu gajah" sayapun bertekad bulat tidak makan nasi! Saya hanya akan makan sayur dan buah, juga susu low fat.

Mengais-ngais apa yang tersisa di kulkas, ketemulah saya dengan aneka kacang-kacangan. Edamame, kacang merah dan buncis. Wortel gemuk juga nampak menggoda di sudut kotak sayur.
Dan aksi kukuspun dimulai.
Cukup 3-5 menit, sarapan dan bekal makan siang ke kantor sudah tersedia. Tinggal tambahkan sedikit mayoness buat pengusir rasa hambar.


Jelang tengah hari, melipirlah saya ke pantri. Dengan mengepiskan perut yang mulai tak serata jalan raya, terbukalah kotak makan.
Sudah bisa saya tebak, reaksi teman-teman yang melihat pasti seragam..mereka tercengang sekian detik lalu berkata "Diet Lo?"
Lalu dengan semakin mengencangkan otot perut, saya berkata malu-malu dan mengingkari kata hati :
"Ah..tidak. Ini hanya pencitraan dan latah ikut tren. Habis ini saya juga akan makan nasi padang 3 piring".
Keheranan mereka adalah wajar karena bertahun-tahun mereka melihat saya makan gundukan nasi bak anaconda makan kambing...hap..hap..langsung telan.

Sambil membayangkan badan selangsing Julia Roberts, dibawah tatapan heran teman-teman,  sayapun menghabiskan aneka sayuran dan biji-bijian dengan riang gembira sembari merapal mantra...langsing..langsing....langsing.

Namun sejam kemudian... donat datang menggoda. Maka sayapun meminta maaf pada Niat Diet Ketat.
Masuklah satu donat ke lambung, menimpa  edamame dan kacang merah yang belum tercerna sempurna.

Pulang kantor jam 19.00 WIB...saya baru merasakan lapar level satu. Ah, masih bisa dilalui di tingkat ini.
Sampai rumah, nasi memanggil-manggil dari Magic Com. Namun saya mencoba fokus pada setumpuk rebusan kedelai.
Sambil menonton televisi tanpa tahu akan menonton apa...saya pindah-pindahlah channel seraya mengunyah kedelai.
Hasilnya..perut saya kenyang dan nasi terlupakan.

Semoga saja....saya bisa bertahan dari segala godaan duniawi ini...karena sesungguhnya saya adalah pemakan segala, dengan rasa kenyang sebagai penghambat satu-satunya.
Amin.....

No comments:

Post a Comment