Saat saya sedang susah payah menggigit Magnum, teman saya terpingkal-pingkal.
Sayapun bengong..apa yang lucu ya?
Dengan lugas, tegas dan jelas..tanpa basa-basi teman saya berkata
" Nggak pantes banget lo makan ice cream itu. Nggak elegan kaya Raisa"
Waduhh...saya juga ikut tertawa. Membayangkan diri sendiri makan Magnum dengan rakus bak buaya. Lalu saya bayangkan juga Mba Raisa yang ayu, anggun dan mempesona.
Sayapun manggut-manggut, sambil mengaku Magnum sudah sukses membentuk image sebagai ice cream berkelas.
Dan saya dengan tampang level low class memang rasanya agak wagu mengkonsumsinya.
Padahal kalau dari soal harga satu Magnum samalah dengan harga 1 kg beras Ramos, masih terjangkau untuk kelas saya. Jadi tidak haruslah cantik, kaya dan gaya untuk menikmatinya kan?
Memang, tampang saya yang ndeso tak bisa dipaksakan untuk tampil keren masa kini. Barang berkelas saat melekat kesaya entah kenapa tak mampu mengangkat derajat saya ke level yang lebih oke.
Semula nafsu hedon saya memang terkadang mencoba memaksa tampil kekinian. Tapi jujur bukan keren yang didapat. Tapi rasa tak nyaman yang justru hinggap.
Bagi saya...jiwa dan tampang kampung tetaplah kampung. Tak usahlah saya memaksakan diri menjadi orang lain.
Karena menjadi diri sendiri..lebih menyenangkan ..lebih menenangkan.
No comments:
Post a Comment