Monday, 6 April 2015

Bobo Cantik

Jika suatu saat saya  bertemu dengan jin yang baru keluar dari botol, lalu saya diberi kesempatan mengajukan 3 permintaan, saya pastikan salah satunya adalah saya ingin memiliki jam tidur cukup, setidaknya 8 jam sehari. Bobo cantik...sehingga ketika bangun saya sudah ayu bak Syahrini.

Kenapa?
Delapan tahun terakhir, saya tak pernah cukup tidur.  Paling lama 4 jam perhari, lebih sering 2 jam saja..kadang 1 jam saya seperti judul lagu.
Karena itulah saya mudah tertidur di mana saja, misal di stasiun saat menunggu kereta, di kereta, di bus, di angkot bahkan di atas motor ojek. Bagi saya semenit dua menit begitu berharga.

Kebiasaan saya tidur di mana saja ini sering menghasilkan cerita lucu yang bisa untuk bahan tertawaan orang lain atau setidaknya bisa buat saya tertawakan sendiri.
Misalnya, saat sedang menunggu kereta Bekasi (yang lamanya sungguh seperti menunggu datangnya tanggal gajian), saya sering tertidur duduk di tangga dengan memeluk lutut dan membenamkan kepala ke dalam tas. Kadang saking pulesnya saya baru terbangun ketika kereta Jawa lewat dengan peluitnya yang bikin kuping budeg sementara. Nah..saat saya kaget, saya akan bangun lalu  bingung arah. Tak mampu lagi saya mengenali jalur. Saya akan sempoyongan tak jelas sehingga kereta ke Kota saya sangka ke Bekasi. 
Jika peristiwa  ini terekam kamera, mungkin saya terlihat seperti sedang mabuk lem. 
Wkwkwkkw

Lalu, pernah saya tertidur di bus, jurusan Depok - Pulogadung. 
Karena sepi penumpang (Sabtu), sayapun leyeh-leyeh di dua bangku, dengan posisi sedikit miring berbantal tas. 
Berhubung AC super dingin dan cuaca hujan super deras,  maka datanglah kantuk menyerang tiada terkira. 
Wus..wus...Bus melaju dengan cepat di jalan tol, tanpa macet sedikitpun. Alhasil waktu tempuh yang biasanya dua jam, mengkerut menjadi 20 menit. 
Rekor yang keren. 

Tapi kecepatan bus ini berdampak pada berkurangnya waktu saya  tidur. Begitu bus berhenti di Terminal Pulogadung, saya masih pulas. Posisi saya yang miring membuat tak terlihat oleh supir dan kondektur. Merekapun turun dan menyangka  semua penumpang sudah keluar.
Zzzzzz..saya  tertidur pulas seperti bayi umur sehari.
Hingga kemudian saya merasakan tepukan keras di bahu.
"Mba...bangun...! Ya ampun..Mba belum turun dari tadi. Ini bus udah mau balik ke Depok lagi. Mba barusan tidur apa pingsan?"
Astaga... sembari bangun gelagapan, saya hampir tak bisa membuka mata.
Terhuyung saya turun diiringi gelak tawa penumpang satu bus.

Malu...? Pastinya, kan saya tidak ( belum) gila. Wkwkwk
Tapi setidaknya saya bisa menghibur penumpang yang galau karena tarif bus yang terus naik.

Ora papa. Jere biyungku..gawe seneng wong liya gede pahalane. Amal.

No comments:

Post a Comment