Sunday, 5 April 2015

Penuh Keajaiban

Dia teman kuliah saya, sebut saja D. 
Begitu mudahnya ia kagum dengan hal-hal remeh. Misal...melihat orang menyeberang jalan ia  takjub. Ada orang berani tidur sendiri ia takjub. Ada orang naik angkutan umum ia takjub. Sungguh baginya hidup ini penuh dengan keajaiban.

Awalnya saya menganggap ia lebay, tapi semakin mengenalnya, saya sedikit bisa mengerti. 
Ia lahir dari keluarga mampu.  Hidupnya mulus laksana kulit Diana Punky.
Kemanapun ada mobil lengkap dengan supir yang siap melindunginya dari segala cuaca dan segala suasana. Bahkan ia pun tak bisa tidur tanpa menghirup aroma harum ketiak ibunya.

Dan ketika berteman dengan saya, tak henti-hentinya ia memekik takjub. Ya ampun..kamu bisa naik kereta sendiri..ya ampun..kamu mencuci baju sendiri, ya ampun..kamu naik angkot malam-malam...ya ampun kamu berani naik ojek, ya ampun kamu berani jauh dari orang tua? Apa kamu tak takut  dijahatin orang atau tertabrak kendaraan?
What? 
Giliran saya yang takjub..walah....kok ada ya orang yang tak berani sedikitpun mengambil resiko dalam hidup?

Pernah dia tiba-tiba berlinang air mata...
Saya tanya kenapa.
Sembari sesenggukan ia bercerita  panjang kali lebar .." Aku ingin seperti kamu..bisa menyeberang jalan sendiri, tidur sendiri, ke kampus sendiri. Tapi Ibu tak pernah mengijinkan...Ibu takut aku terluka.. aku ingin naik kereta..naik bus kota..bla bla bla....
Waduhhhhh...saya sebenarnya ingin tertawa geli, tapi saya malah ikut menangis. Bukan menangis untuk teman saya...tapi menangis untuk diri saya sendiri. 
Sebenarnya saya ingin menceritakan panjang lebar kalau mencuci baju itu menyebalkan, naik angkutan umum itu mengerikan, menyeberang jalan itu menakutkan...tidak punya uang itu neraka, punya banyak utang itu bencana...
Tapi..melihat kesungguhan ditangisnya, saya merasa.......beruntung.

Sesungguhnya..derita diciptakan agar kita bisa bahagia.

No comments:

Post a Comment