Di depan saya berdiri seorang ayah, dengan kedua lengan tersisa seperlima, mengendong bayinya. Gendongan modern membantu sang anak melekat aman di dada yang bidang.
Sesekali ia terlihat mencium dahi dan rambut si anak dengan hangat.
Meski tak punya telapak tangan untuk membelai tapi itu tak menghalanginya menyampaikan cinta. Meski tak punya tangan sempurna ia tetap menggendong anaknya, memberi kehangatan khas seorang ayah, dan tentunya membantu beban istri meringankan tugas mengasuh anak.
Saya lalu melihat diri sendiri..melihat kedua tangan saya yang sempurna tak kurang seincipun. Apakah tangan saya sudah cukup menyampaikan cinta. Sudahkah saya menyentuh anak-anak saya, membelai, memeluk dan menggandeng, sebanyak yang anak-anak saya butuhkan?
Saya malu...sungguh malu. Karena saya memiliki tangan sempurna tapi saya belum menggunakannya dengan baik. Tangan saya lebih banyak memegang gadget dan mouse dibanding memegang tangan anak-anak saya. Tangan saya lebih banyak untuk bergelantung di kereta, dan memegang bulpoin juga kertas, dibanding membelai anak-anak saya. Tangan saya lebih banyak untuk mengiris sayur mayur dan bumbu dibanding memeluk anak-anak saya. Tangan saya lebih banyak untuk mengurus cucian dibanding mengurus anak-anak saya.
Saat saya berangkat bekerja, mereka masih tidur dan saat pulang, mereka sudah tidur.
Mereka hanya sesekali melihat ibunya ketika terbangun di malam buta, dimana kedua mata kami sama-sama terlalu berat untuk diajak bercengkerama.
Dan untuk para suami..(yang mempunyai tangan lengkap), bercerminlah pada pria bertangan seperlima ini.
Sudahkan kalian memeluk anak-anak dan istri kalian hari ini? Sudahkah kalian menggendong si kecil, untuk sekedar memberi waktu istrimu agar bisa mandi dan makan dengan tenang tanpa khawatir si kecil jatuh diluar pengawasan? Sudahkah kalian menggunakan tangan untuk membelai anak istri? Atau mengelus bahu dan punggung mereka walau hanya sekian detik saja?
Sekarang... lihatlah kedua tanganmu yang sempurna itu.....sudahkan kalian gunakan dengan baik?
Jawabannya ada di hati kalian yang paling dalam.
No comments:
Post a Comment