Sahabat saya mengatakan sudah bertekad bulat, sebulat-bulatnya untuk bercerai. Tapi alasan dia ajukan gugatan cerai sungguh membuat kepala saya ingin geleng-geleng 1000 kali. Bukan karena selingkuh, bukan karena tak diberi nafkah lahir batin, bukan karena mandul, bukan karena kekerasan fisik atau verbal, bukan pula karena suaminya penyuka sesama jenis, tapi....karena suaminya tidak lagi romantis.
Astaga....
Tentu sebagai teman, saya berusaha memberi segunung nasehat, segepok contoh dan sekeranjang kata-kata mutiara ala Mario Teguh.
Nasehat saya antara lain...stop membaca buku romantis, pilihlan buku resep masakan. Stop nonton film romantis, tontonlah Tom And Jerry. Jauhi film Korea, film India, telenovela, dan sinetron. Karena romantisme disana sebagian hanyalah khayalan penulis skenario dan sutradara.
Pada saya, ia membandingkan suaminya dulu dan kini.
Ketika masih pacaran mau mengantar kemana saja, mau menonton di bioskop kapan saja, mau makan diluar kapan saja, mau mengantar belanja kapan saja, ada ucapan selamat tidur, selamat pagi sampai selamat hari jadi dan selamat ulang tahun.
Tapi kini setelah menikah dan memiliki dua anak, ia merasa hidup dengan suaminya bagaikan dengan tetangga. Tegur sapa hanya seperlunya, seperti menanyakan odol dimana, sendal dimana, singlet dimana. Tak ada lagi kata manis, tak ada lagi waktu berdua.
Penjelasan teman saya tentu membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Jika saja masalah rumah tangga di dunia ini hanya serumit masalah teman saya...pasti yang namanya penasehat perkawinan akan tidak tidak laku. Lah wong masalahnya hanya sepele.
Dan jika "tidak romantis" bisa dijadikan alasan kuat untuk bercerai, akan ada milyar janda di dunia ini, akan ada milyaran anak broken home.
Jujur, saya ingin membuang ratusan keping dvd film Korea yang ada di laci mejanya.
Dan, saya berani bertaruh.. dari puluhan pria romantis berwajah molek yang ada di film itu, dalam kehidupan nyata, mereka, tak ada satupun yang romantis.
Dan, saya berani bertaruh.. dari puluhan pria romantis berwajah molek yang ada di film itu, dalam kehidupan nyata, mereka, tak ada satupun yang romantis.
Karena cinta..bukanlah romantisme semata.
No comments:
Post a Comment