Jaman Eric Cantona, Del Piero, masih moncer, dan David Beckham baru muncul (dengan wajah unyu-unyu), saya penggila sepak bola. Tak ada satupun pertandingan Liga Inggris dan Liga Italia saya lewatkan. Bahkan setiap menonton, saya membuat statistik pertandingan sendiri, mulai nama stadion, nama wasit, line up, kartu kuning merah, lemparan ke dalam, tendangan bebas dan tentu saja goal...komplit plit..plit.
Sayapun rela berjalan kaki berkilo-kilo demi membeli Tabloid Bola. Puluhan poster pemain bola menempel di dinding kamar. Bahkan saya berburu poster-poster tua di gudang teman-teman (tabloid koleksi bapak-bapak mereka) sehingga bisa menemukan poster Ian Rush, Bobby Robson dan Maldini muda. Wahhhh...seperti menemuka harta karun.
Dan kecintaan saya pada olahraga yang lelaki sekali ini, dianggap tidak lazim kala itu, sehingga jadi bahan omongan seantero kampung.
Di masa kuliah kegilaan pada bola sepak masih berlanjut dan mendapat wadahnya. Saya bergabung dengan pecinta bola di kampus. Klub lokal yang saya pilih cintai adalah Persija Jakarta. Dan setiap mereka bertanding di Stadion Lebak Bulus Jaksel, kami berombongan lengkap dengan kaos dan syal The Jak menyetop truk lewat untuk mendapat tumpangan gratis. Jika uang dikantong cekak....di luar stadion kita duduk tenang dulu hingga setengah pertandingan berjalan, karena biasanya di babak kedua pintu telah bebas di buka, tak ada lagi pemeriksaan tiket alias bisa nonton gratis..tis.
Wah...rasanya sungguh beda dengan duduk manis menonton di depan televisi. Tempat favorite kami di belakang gawang. Teriakan dan yel-yel penyemangat sungguh membuat andrenalin saya terpacu. Saya bisa teriak sepuasnya...sehingga lupa akan uang semesteran yang terlambat di bayar. Hahahha
Namun entah kenapa cinta saya pada sepak bola berakhir ketika menikah. Apa sebabnya saya sendiri heran. Mungkin ketidaksukaan suami dengan bola sepak menular ke saya...hahaha.
Jika dulu, koran bergambar Patrick Kluivert bekas bungkus terasipun saya koleksi....kini membaca berita bola saya enggan.
Pengalaman ini membuat saya percaya..bahwa cinta bisa hilang tanpa sisa.
Aihhhhh
No comments:
Post a Comment