Tuesday, 26 January 2016

Makanan Yang Di Cinta Tapi Di Benci

Makanan yang di benci (orang lain) sekaligus di cinta (oleh saya)  versi saya : 

Mie Instant
Rasa kari ayam  dengan irisan cabai, daun bawang dan kuah kental. Top !
Lebih oke begete ditambah sayur dan telur dua butir. Mak slurup....slurup.
Dimakan disaat udara dingin..muuaantepppp.
Harganya yang terjangkau menjadi penolong utama bagi yang berkantong cekak. Bahkan teman saya mengaku, disaat kost dulu, rela menanam cabai demi mendapat semangkuk mie kuah panas pedas mengepul.

Tapi sebagian orang bilang, mie itu makanan berbahaya, tak sehat !
Maka saya mengintip kemasan mie bagian belakang. Di sana tercantun deretan nilai gizinya.
Pikiran awam saya berkata ..kalau berbahaya kenapa ndak dilarang? Kenapa dijual bebas sebebas merpati? Kenapa di iklankan hampir tiap menit dengan model anak-anak yang lahap makan mie pula?
Ada yang bilang saat merebus mie..buang air rebusannya, karena berbahaya buat kesehatan.Tapi pihak produsen bilang, justru air rebusan inilah yang mengandung vitamin. Jika dibuang maka habislah nilai gizinya.
Olala....
Pemikiran saya...jika memang hanya makan mie saja tanpa tambahan variasi makanan lain tentulah  bisa kekurangan gizi. Sama halnya jika kita terus menerus makan nasi saja tanpa teman lauk pauk dan sayur.
Bukankah di beberapa negara makanan pokoknya juga mie? Mereka sehat-sehat saja tuh rakyatnya. Bahkan lebih makmur dari kita.

Jadi saya pribadi tidak pernah takut makan mie.
Saya suka...saya suka !


Gorengan
Orang bilang gorengan jauh dari sehat, penyebab kegemukan dan kanker. Penuh dengan lemak dan radikal bebas.
Hmmmm....sungguh saya pecinta sejati gorengan. 
Bakwan, tahu goreng, combro, oncom goreng, semua menggiurkan.
Makanan cocok di segala suasana baik kala gulana maupun suka cita plus murah meriah.

Jika saya kulik-kulik..bakwan itu dari sayur mayur, combro juga terbuat  dari singkong dan oncom yang kaya gizi. Pisang goreng..kaya kalium dan folat. Tempe..siapa yang meragukan manfaatnya?  Apa yang salah? 
Minyak? Dipakai berulang? Anti oksidan di bahan baku gorengan saya kira bisa lah melawan radikal bebas si minyak (ini pendapat pribadi saya ya..hehehe)
Mau aman 100 persen ya goreng sendiri. Gitu aja kok ribet..

Bagi saya gorengan adalah simbol ekonomi kerakyatan. Coba berapa banyak orang yang bisa hidup dari gorengan. Mungkin disetiap jarak 100 meter kita bisa dengan mudah menemukan pedagang gorengan. 
Mereka ini di mata saya lebih mulia dibanding orang yang wara wiri di tv bilang peduli rakyat..tapi ternyata korupsi. Sebel kan?

Ya..sudah lah..daripada pusing..mending kita makan gorengan.

Mendoan plus cabe rawit....i love you full!

No comments:

Post a Comment