Monday, 18 January 2016

Memaksa Modis

Badan saya jauh dari semampai, tapi tidak juga pendek-pendek amat. Tinggi 160 cm pas, sudah tidak bisa ditawar. Jika berdesakan di  kereta, lumayan masih bisa cari udara segar di atas ketek penumpang.
Tapi ukuran badan yang serba nanggung ini, membuat saya tidak bisa ikut mode kekinian.  Berasa apa saja mode yang lagi hits, terlihat mengerikan di badan saya.
Contohnya jogger pant.
Saya beli disalah satu toko online. Bermerek lumayan dengan diskon menawan. Saya bayangkan..aih betapa kerennya jika  saya kenakan. Kekinian seperti artis ibu kota atau setidaknya seperti rekan-rekan kerja saya yang modis abis.
Begitu si celana jogger diantar kurir, dengan grasa grusu saya  coba sembari mematut diri  di depan cermin.
Alamakkkkkk... Loh kok yang nampaklah wanita kucel, jelek dan bantet.
Celana dengan karet di bagian bawah ini membuat saya terlihat begitu pendek. Jauh dari apa yang saya bayangkan sebelumnya. Pita di pinggang  yang saya pikir bisa membuat  tampak feminin malah bikin saya seperti hamil 7 bulan.
Dan ketika suami melihat..ia tertawa sampai perut gendutnya nyaris mengempis.
Katanya : "Bukan modis..tapi kamprui (kampungan)
Nah... saya setuju lah .

Tapi jiwa kekinian saya masih penasaran. Maka ketika ada promo celana serupa dengan warna yang berbeda, sedikit lebih besar dan panjang ukurannya. Maka saya tertarik memesan. Dasarnya bukan lapar mata...saya memang sedang butuh celana. Celana lama saya sudah sobek di dengkul.
Karena harganya murah meriah, maka demi menyelamatkan dengkul yang mengintip saya belilah celana jogger ke dua.
Ketika  saya nekad memakai ke kantor...alamakk...saya ditertawakan teman-teman. Disangkanya saya korban banjir.
"Aih itu celana, jangan dipakai apa..ndak pantas"

Hmmm...maka kembalilah saya ke celana pipa saya yang udzur.

Ternyata benar kata teman saya....Sekali wong kampung ..tetep kampung.

Kwkwkwk....



No comments:

Post a Comment