Saya memiliki keloid di tangan kiri, bekas luka kecelakaan motor. Seringkali orang melihat mantan luka ini, lalu melihat wajah saya dengan sebal. Pernah ada yang bertanya..."Bekas tato ya mba...kok dihapus? "
Gubrak....lalu saya teringat cerita teman yang menghapus tato dengan sengaja menyetrika, (kalau dengan bedah plastik mahal ndak terkira). Mengerikan bukan?
Saran saya, jika punya tato dan sudah sebal dengan bentuk atau historisnya...tutup aja dengan plester luka atau koyo. Dan setrikanya mending buat licinin baju saja.
Wkwkwkw
Terlepas dari sisi agama dan stigma buruk yang kerap menempel di tato, saya tidak benci tato, tidak pula sangat suka. Biasa saja.
Terlepas dari sisi agama dan stigma buruk yang kerap menempel di tato, saya tidak benci tato, tidak pula sangat suka. Biasa saja.
Kepada pelaku seni tato, mereka saya kagumi. Hebat sekali bisa melukis di bawah kulit, sementara saya melukis di atas kertas gambar saja tak mampu, apalagi di atas air..susahhhh.
Lalu..kepada pemilik tato, saya acungi jempol keberanian mereka menanggung resiko seumur hidup. Apalagi jika memilih mentato nama kekasih, itu artinya anda begitu yakin akan cinta pada orang itu selamanya. Pastikan pasangan anda akan cinta anda pula selamanya. Jika tidak yakin keduanya..maka lebih baik pakai tato netral saja..misalkan gambar sendok dan garpu.
Dan saya bayangkan..andaikan saya pecinta tato saya akan mentato punggung saya dengan tulisan : Emakkkk......i love u.
Kenapa? Karena memang saya cinta emak..dan saya yakin seyakin yakinnya cinta saya ke emak dan cinta emak ke saya akan abadi.
No worries......
No comments:
Post a Comment