Ketika bom Sarinah menyisakan bertebarannya foto-foto polisi dengan seragam Turn Back Crime-nya, (menyebabkan sebagian wanita ngeces), bagi saya, polisi lalu lintas tetaplah favorite. Kenapa? Karena merekalah yang jasanya langsung bisa dirasakan oleh masyarakat tanpa banyak pidato-pidatoan.
Kalau ada mereka, lalu lintas lancar, tak ada angkot atau bus kota yang akan berani ngetem sembarangan, tak ada yang berani saling serobot jalur, tak ada yang menerobos lampu lalin, tak ada yang melawan arus.
Lancar..car..car..car
Jalanan yang wus..wus.. akan membantu suami cepat kembali ke pelukan istri. Ibu-ibu dan bapak-bapak bisa segera berkumpul dengan keluarga. Murid-murid bisa sampai rumah dengan aman sentosa. Pokoknya top lah.
Bayangkan betapa banyak yang dibuat bahagia oleh polisi lalin. Ya kan?
Jadi polisi lalu lintas tak mudah loh. Tiap hari mereka berhadapan dengan jutaan karakter pengemudi yang sebagian minus toleransi. Belum lagi stigma kalau mereka bisa disuap saat menilang.
Ya elah..jangankan polisi yang gajinya segitu..pejabat yang gajinya enolnya baris kaya upacara, juga masih bisa disuap kok.
Janganlah di pukul rata. Polisi baik itu banyak.
Dan biasakanlah melihat jasa seseorang sekecil apapun. Walau kadang terlihat sepele..tapi...efeknya bisa setara dengan sepeleton.. Iya kan?
Intinya, polisi yang baik..dimanapun ia bertugas, pastilah berjasa bagi bangsa dan negara karena melayani rakyat sesuai amanat. Tapi jika ditanya polisi apa yang paling saya sukai ya...polisi lalu lintas lah. Tanpa harus memegang pistol dan menembaki penjahat, tapi cukup dengan peluit dan gerakan tangan sebagai aba-aba...itu bagi saya ...heroik!
Selamat bertugas Pak..jangan lupa makan.
No comments:
Post a Comment