Friday, 15 January 2016

Pagi Buta

Dalam hati, pernah saya mengeluh karena harus berangkat kerja pagi buta.
Disaat sebagian orang masih ngiler di balik selimut, saya sudah harus mengejar commuterline.  Kantukpun masih merajalela. Badan rasanya memanggil menghiba : tolong istirahat.
Tapi hidup memang berat..seberat tubuh saya.

Pantaskah keluhan ini?
Tentu saja tidak!
Sampai di stasiun, bertebaran orang yang harus berangkat lebih pagi dari saya. Lihatlah masinis yang sudah duduk manis dibalik kemudi. Lihatkah petugas tiket yang terpaksa sarapan sambil melayani calon penumpang. Lihatkah petugas pengamanan yang sudah berdiri gagah siap siaga? Kurang pagi apa mereka?

Maka sayapun malu.

Harusnya saya bersyukur...bersyukur bisa bekerja menghidupi anak-anak saya.
Soal tidur..bisalah dimanapun. Dibangku kereta, dibangku stasiun, tinggal merem saja.
Ketiduran hingga kebabalasan? Tinggal balik saja.
Gitu aja kok repot.

Jangan iri pada yang masih tidur. Belum tentu mereka lebih bahagia dari saya. Belum tentu mimpinya indah membahana. Karena sesungguhnya keberuntungan dan keberhasilan seseorang bukan diukur dari waktu tidur mereka.
Tapi tentu saja diukur dari jumlah uang tabungan mereka. Hahahaha

Lalu berapa jumlah uang ditabungan saya? Rp. 149.000.


Jadi pantaskah saya mengeluh?
Ayolah..saatnya bekerja keras ..sekeras tubuh saya bisa menanggungnya.


Bekerjalah sampai Tuhan berkata...Stop!



Yuks..mareeeee

No comments:

Post a Comment