Saya jarang menonton film di bioskop. Bahkan dalam 9 tahun terakhir, film yang saya tonton di bioskop hanyalah Transformer 4. Selebihnya, ya saya cukup sabar menunggu film diputar di televisi. Itupun terkadang baru nonton setengahnya, saya sudah tidur.
Tapi berhubung saya suka membaca, tak masalah tak menonton film. Membaca resensinya saja sudah cukup. Setidaknya saya punya gambaran film ini tentang itu, diperankan oleh si anu dan si ono dan jalan ceritanya begini begono. Jadi kalau ada yang cerita soal film, saya bisa sedikit nyambung atau paling tidak sok nyambung. Apalagi jika filmnya diadaptasi dari novel yang sudah pernah saya baca, maka saya memilih tidak menonton demi menjaga imajinasi saya tetap di jalurnya. Tak mau saya kecewa jika film tak seindah bukunya.
Tidak ada jenis film yang paling saya suka. Kalau yang paling saya benci, ada....yaitu film horor. Ogahlah hidup saya ditambah horor..karena hidup saya sekarang sudah cukup horor.
Setelah menonton film harusnya happy, terhibur bukan malah jadi tak berani ke kamar mandi atau susah tidur.
Saya juga agak sebal dengan film tentang monster ataupun hewan raksasa, yang diakhir filmnya...(setelah susah payah ditumpas oleh jagoanya) eh tiba-tiba 5 detik sebelum film habis ada telor menetas berisi anak monster atau anak hewan yang ditumpas. Sebel..sebel..sebel.
Sebenarnya film drama juga saya hindari, karena saya masuk kategori orang cengeng. Lihat adegan sedih pasti ikut mewek. Padahal hidup saya sendiri sudah cukup menyedihkan, tapi kenapa saya malah meratapi kehidupan orang lain dalam dunia tak nyata?
Jadi saya bukan orang yang dengan keren keluar masuk bioskop. Saya hanya orang yang kadang membuka lemari lalu kaget karena menemukan berlembar-lembar tiket nonton gratis, expired dengan sukesnya.
Saya hanya orang yang sok tau soal film.
Saya hanya orang yang sok asyik ngomong film.
No comments:
Post a Comment