Jika waktu bisa dibungkus menjadi sebuah kado saya ingin mengemas dan mempersembahkan untuk keluarga.
Bagaimana tidak?
Lima hari dalam seminggu, sehari hanya 3 jam kami bisa bertemu, kala pagi. Selebihnya, saya ada untuk pekerjaan dan menua di jalanan ditelan kemacetan.
Lima hari dalam seminggu, sehari hanya 3 jam kami bisa bertemu, kala pagi. Selebihnya, saya ada untuk pekerjaan dan menua di jalanan ditelan kemacetan.
Dengan anak-anak, saat tiba di rumah, mereka telah terlelap. Saking lelahnya, dengan suamipun hanya bertegur sapa seperlunya, lalu masing-masing dari kami tertidur.
Sungguh waktu menjadi terasa sangat mahal dan langka. Saya takut, kami akan menjadi terbiasa saling berjauhan, sehingga akhirnya tak ada lagi rasa kehilangan. Saya khawatir diantara kami tak ada lagi rasa membutuhkan dan tak lagi saling merindukan.
Apakah kami akan jadi seperti robot yang bergerak konstant terprogram tanpa di lumuri naluri?
Saya lupa kapan terakhir bicara panjang dengan suami. Terkadang diakhir pekan, ketika saya libur, justru suami harus bekerja. Saat bertemu, kami terlalu letih menahan lelah, saling berlomba menguap, sehingga pembicaraan timbul tenggelam diantara kantuk.
Kami berdua seakan lupa, bahwa masa kecil anak-anak kami tidaklah lama. Semua akan segera berlalu tanpa kami menyadarinya. Mereka akan seperti berlomba dewasa, lalu tak lagi membutuhkan orang tua.
Posisi kami pun akan bertukar. Kamilah yang akan setengah mati merindukan mereka. Kamilah yang akan berharap mereka temani. Sementara mereka sudah memiliki dunia sendiri. Tak ada waktu untuk kami.
"Pembalasan" yang sepadan bukan?
Ah..sepertinya sudah saatnya kami berbenah. Sebelum semua terlambat. Saya harus ingatkan diri sendiri dan pasangan, bahwa masa kecil anak-anak hanya sekali.
Saya harus ingatkan agar sesibuk apapapun kami, ada waktunya diharuskan segera kembali.
Kembali ke rumah, surga kecil kami.
Kembali ke rumah, surga kecil kami.
No comments:
Post a Comment