Friday, 27 March 2015

Ronan Keating

Melihat sejumlah ABG yang rela melakukan apa saja untuk menonton One Direction, (meskipun sempat heran), saya bisa memahami, karena saya juga pernah dalam fase seperti mereka.
Memuja dengan membabi buta, membuat sang idola menguasi 95 persen hidup saya.

Kala itu boyband yang saya suka, tak jauh beda imutnya dibanding One Direction, yaitu Boyzone.
Seluruh lirik lagu dalam album mereka saya hafal tanpa satu kalimatpun terlupa. Kliping artikel  rapi jali. Mereka melakukan apapun, saya wajib  tahu. Pokoknya sayalah penggemar mereka nomor satu di dunia.

Bedanya, saya justru tak ingin bertemu mereka langsung. Kenapa?
Saya takut kecewa. Saya takut Ronan Keating dan kawan-kawan tidaklah sesempurna seperti yang ada di otak saya.
Tak bisa saya bayangkan Ronan tak ramah, kentut, ngupil, bau keringat, atau ada makanan yang menyelinap di gigi rapinya.
Saya tak mau kesempurnaan mereka rusak. 
Hahahha


Jika dipikir sekarang,  apa yang saya lakukan para Ronan cs  dulu, sangat kejam. Bagaimana tidak? Kentut, ngupil, bau keringat atau makanan nyempil di gigi adalah hal yang manusiawi bukan? Masa iya kentut tidak boleh. 

Saat itu saya belum tahu apa arti bijak. Tak tahu bahwa suka dan cinta mengandung arti menerima kekurangan dan kelebihan. 
Kalau sekarang, saya paham, apa yang saya lakukan dulu itu namanya ego dan emosi.
Karena itu pula, saat ini saya bisa mencintai Ronan Keating apa adanya..yang jadi masalah adalah...Ronan Keating pastinya tidak mencintai saya...demikianlah adanya.

Hahahhaha

No comments:

Post a Comment