Saya sudah lupa siapa nama aslinya, tapi saking begitu mirip dengan Andra ( kini personel Andra and The Back Bone), orang-orang memanggilnya Andra. Kedua orang ini serupa, bagaikan pinang dibelah kapak.
Dimasa kuliah hanya pada Andra-lah saya jatuh cinta.
Sahabat saya diam-diam mencoba menolong dengan menyampaikan rasa suka saya padanya. Tapi ternyata, bagaikan pungguk merindukan bintang, bagaikan bertepuk sebelah kaki. Pada sahabat saya, Andra mengatakan saya bukan tipenya. Ia menyukai tipe perempuan anggun,lemah lembut.
Aih...kabar itu jelas membuat saya lemah lunglai.
Penampilan saya kala itu bagaikan tukang batu. Celana jeans dekil dan kaos oblong lengan panjang murahan...jauh dari anggun. Tapi kadang memang saya lemah (lembut) kok..terutama ketika sedang kelaparan (tak punya uang jajan) atau kena tipes.
Yah...sudahlah ..apa daya. Dalam diri saya, tak ada yang bisa membuat Andra jatuh cinta, tak usahlah dipaksakan. Saya tidak bisa merubah diri saya seanggun putri karena saya tak ada model dan juga tak ada modal.
Sayapun tetap melanjutkan hidup sambil sesekali (jika beruntung) memandang Andra dari kejauhan. Hahahaha
Dan kini 14 tahun berlalu..tipe pria yang saya sukai jauhhhhhh berubah.
Tipe anak band ? Enggak bangetttttt.
Sayapun heran mengingat kisah Andra. Kok bisa ya?
Yang pasti..untuk menemukan orang yang mencintai saya, saya hanya cukup jadi diri sendiri. Tak harus menjadi orang lain untuk menemukan pasangan. Karena menjadi orang lain itu......capek !
Photo source: www.acara-acara.com
betulll itu mak,,,,
ReplyDeleteHehhehe..ya mak vera hehehhehe
ReplyDelete