Meski tampang dan gaya seperti putra, tapi saya menyukai acara pemilihan putri-putri atau miss-miss-an. Dan setiap ajang kecantikan tayang di televisi, saya menunggu tak sabar. Mata saya akan melotot mencari perwakilan Indonesia.
Aihhh..bangganya jika ada nama "... Indonesia...!" diteriakan dengan lantang, lalu munculah perempuan Indonesia melangkah dengan cantik dan percaya diri. Jreng....jreng.
Itu kalau ajang internasional.
Nah...jika itu ajang kecantikan nasional, yang saya tunggu adalah munculnya perwakilan Jawa Tengah. Maklumlah saya orang Jawa. Lenggak lenggok luwes perempuan Jawa selalu membuat saya terpesona.
Yang pasti, selalu menyenangkan melihat wanita cantik, pintar dan berperilaku baik, berkumpul berlomba menunjukan kemampuan positifnya.
Alangkah baiknya jika mereka mampu menginspirasi setiap perempuan untuk menjadi dan melakukan yang terbaik.
Saya pribadi pernah bertemu dengan sejumlah peserta ajang kecantikan nasional. Mereka memang sungguh cantik fisik, berperilaku sopan dan pintar.
Bagi saya, apa yang mereka lakukan itu positif. Mereka adalah perempuan mandiri dan selalu punya keinginan untuk belajar. Daripada cantik tapi kerjanya nongkrong di cafe dan club malam, mending ikut ajang cantik-cantikan.
Lagipula mereka yang melenggang di acara grand final, tentulah perempuan terpilih. Diseleksi dengan ketat dari segi fisik, mental dan isi kepala. Tak mungkinlah perempuan cantik dungu bisa lolos.
Selain itu, syarat untuk jadi finalis atau pemenang mereka harus mempunyai kontribusi untuk lingkungan.
Jadi kalau cantik hanya sekedar jadi pajangan, lebih baik kecantikannya di tukar saja dengan Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSPS). Lebih berguna tuh buat orang miskin.
Karena itu, bagi yang sinis dengan ajang putri-putrian, silahkan saja. Tapi alangkah baiknya jika Si Sinis ini bertanya ke diri mereka sendiri, "Apakah saya lebih baik dari para puteri ?"
Jika jawabannya : "Ya"...saya akan bertanya " Masa sih?"
No comments:
Post a Comment