Disini tak ubahnya seperti Intenational Trande Centre (ITC) di Indonesia. Ada baju, tas, sepatu, souvenir dll..komplit. Tiruan aneka barang bermerk berharga super miring, tersedia. Jangan ragu menawar dengan sadis, karena mereka juga menaikan harga dengan kejam. Hehehe
Tapi ingat, sebelum kita yakin dengan pilihan dan barang yang akan kita beli, jangan memegang benda apapun, karena sekali kita menyentuh atau menawar barang, jika kita tidak jadi membeli mereka akan memarahi kita dengan semena-mena. Menawar/memegang, berarti membeli. Begitu aturan tak tertulisnya.
Menurut Om Guide, hal ini di dorong persaingan dagang yang super ketat dan mahalnya harga sewa lapak di sana, sehingga mereka begitu bernafsu mendapatkan pembeli.
Soal bahasa, tak usah khawatir, mereka tahu uang rupiah dan satu dua kata bisa bahasa Indonesia..sisanya....selesaikan dengan bahasa Tarzan.
Saya pribadi tidak terlalu tertarik dengan baju, sepatu, tas atau mainan, karena saya lihat tidak jauh lah dengan yang ada di Indonesia.
Saya lebih memilih berkutat di lantai dasar mencari souvenir khas Tiongkok.
Di Silk Market, kami makan di salah satu restoran berkonsep all you can eat.
Saking banyaknya pilihan makanan dan ingin saya cicipi semua...sayapun bolak balik mengisi piring. Aji mumpung..hahhaha.
Salah satu teman, saking nafsunya dengan udang (yang tampilannya menggoda), menumpuk si punggung melengkung ini diatas nasi.
Tapi ternyata...udang mentah beku ! Bau amisnya..mantap. wkwkkwkw.
Walhasil si udang merana dipiring.
Oh ya..di Silk Market juga ada rupa-rupa handphone.Tapi disarankan tidak usahlah membeli, karena jika rusak tidak bisa diperbaiki di Indonesia alias... kita harus balik ke Cina..Lhaaaa..mahal banget ongkosnya ya?
No comments:
Post a Comment