Tuesday 29 September 2015

Suara Tetangga

Saya bukan penggemar dangdut. Tapi jika itu dinyanyikan oleh Ibu Ike Nurjanah, atau Bapak Roma Irama, saya tidaklah keberatan. Saya suka, karena keduanya punya suara merdu aduhai badai.

Namun, malang nian nasib ini.. setiap hari, saya dipaksa mendengarkan lagu dangdut dengan lirik aneh-aneh,  berasal dari suara sember cepreng tetangga sebelah. Paling tidak 16 jam sehari keluarga kami disuguhi "hiburan" gratis, nyanyian dangdut yang asalnya  seperti dari keping CD yang sudah baret.

Tetangga ajaib ini..(sebut saja Bunga), berdendang hampir sepanjang hari.
Kala berbenah, menyapu, mencuci baju dan piring, suara ceprengnya beradu dengan kecipak air dan denting piring sendok.
Anehnya..lagu dangdut yang ia nyanyikan liriknya sangat asing bagi saya. Berbeda dengan yang  saya dengar dinyanyikan pengamen, atau diputar dipasar malam atau tukang CD bajakan. Jangan-jangan memang dia menggubah sendiri?  Luar bisa.

Jika ia bosan bernyanyi dikamar mandi atau ditempat mencuci, maka ia akan bergeser ke ruang tamu, dimana ada seperangkat alat karaoke yang dengan bangga sering dipamerkan. Ia merasa sangat unggul karena disekitar lingkungan kami hanyalah dia yang memilikinya.
Dan suara cemprengnya pun akan hingar bingar menimpali musik brisik. Kadang saya merasa tinggal bersebelahan dengan Pasar Glodok atau orang yang sedang kawinan.
Hmmm..mudah-mudahan kelak ia akan jadi pengusaha karaoke mengungguli Inul Vista.

Sebenarnya saya ingin merekam suaranya, lalu meminta ia sendiri mendengarkan, agar ia sadar seberapa buruk kualitasnya.

Saya pribadi juga bersuara sangat jelek, dan saya sudah sejak lama menyadarinya. Terakhir kali saya bernyanyi di kamar mandi adalah di usia SMP.  Saya berhenti berdendang sejak pelajaran seni menyanyi menunjukan nilai saya buruk. Saya sadar betapa buruk suara saya. Karena itulah hingga kini saya hanya bernyanyi di dalam hati, atau setidaknya..pelan-pelan saja.
Saya berusaha sedikit mungkin menekan efek buruk dari rendahnya kualitas suara saya.

Dan jujur, hingga hari ini saya bingung. Bagaimana menghentikan polusi suara yang setiap hari saya terima? Menegur agar ia  berhenti bernyayi, saya takut dilaporkan polisi (atas pasal perbuatan tidak menyenangkan dan pelanggaran hak asasi).

Ah..sudahlah..saya hanya berharap, semoga sesekali tetangga saya pergi keluar kota, atau sakit tenggorokan..atau pindahlah mereka sekeluarga ..segera.