Tuesday 26 December 2017

Sweety, Lucky dan Berry

Saya memelihara 8 kucing kampung. Tapi kali ini saya akan cerita 3 kucing saja.
Kenapa? Karena tiga kucing ini pernah raib selama 7- 24 jam, lalu tiba-tiba kembali satu persatu dengan cara yang unik.
Saya beri nama 3 kucing ini : Berry (berekor pendek, warna abu-abu dan putih), Sweety (berekor agak panjang, warna abu-abu dan putih) dan Lucky (warna abu-abu beekor panjang).
Saat hilang ketiganya masih berusia 1,5 bulan, baru belajar makan, dan penakut.
Saya juga heran kenapa mereka bisa hilang, karena untuk pergi jauh atas kemauan mereka sendiri rasanya mustahil. 
Mereka belum berani keluar dari rumah kotak mereka dengan jarak lebih dari 3 meter.
Jadi....mereka hilang  membuat saya menduga ada yang sengaja "menculik"mereka atau lebih kasarnya lagi...menghilangkan dengan paksa.

Baiklah..apapun itu, saya berduka. Saya menangis sesenggukan di bawah pohon Alpukat dimana biasanya mereka bermain.
Terbayang mereka kedinginan, lapar dan bingung.
Sementara Sang Induk juga melolong-lolong mencari ke tiga anaknya.
Dengan hati patah, saya mencari ke sana kemari. Semakin sedih ketika Kinan berdiri di dekat kotak kucing sambil bertanya..."Ibu..mana Hello Kitty-nya? "
Dalam hati saya berdoa.. jika memang harus hilang semoga dirawat oleh siapapun yang menemukan. 

Tapi menjelang tengah hari, kejaiban pertama datang.
Ken tiba-tiba berteriak " Ibu...ada suara kucing di depan pintu..."
Dan ketika pintu saya buka...olalala,saya melompat gembira. Sweety berada di depan pintu, mengeong lemah dan berbulu kotor. Ia terlihat sangat lapar dan lelah.
Saya peluk Sweety dengan tawa dan tangis. 

Lalu menjelang sore, saya berangkat ke Kantor. Mata saya jelalatan mencari Berry dan Lucky.

Sesampainya di teras tetangga sebelah,sekitar 10 langkah dari pintu rumah, saya mendengar suara kucing meminta tolong. Darimana asalnya? Saya kebingungan, tengak tengok dengan panik dan berharap itu adalah suara Berry atau Lucky.
Dan yuhuuuuuu..... Saya menemukan Lucky sembunyi di samping pot tanaman, di halaman tetangga.
Yeahhhhh.... dua kucing ditemukan. Hati saya berbunga-bunga. 
Lucky yang gemetar, dingin dan lapar pulang ke rumah.

Lalu sepanjang sisa sore hingga malam, hari saya terbelah...antara senang karena dua kucing saya sudah kembali dan sedih karena Berry masih belum ditemukan.

Hingga kemudian tengah malam tiba. waktunya saya pulang. Sepanjang jalan saya memanggil nama Berry
Hasilnya nihil.
Sampai di rumah, saya pun curhat ke suami mengenai betapa malangnya nasib Berry, dan berdoa siapapun yang menemukan Berry semoga merawat dengan baik.
Belum selesai saya dan suami bicara, tiba-tiba terdengar suara kucing. 
Sayapun heran, apakah saya berhalusinasi?
Kamipun segera keluar rumah. Dan suara kucing semakin terdengar jelas.
Olalaaaaa..suami kemudian menemukan Berry berada di dalam got kering di depan rumah tetangga sebelah.
Berry sangat girang melihat saya. Begitu masuk rumah, ia langsung mencium saya dan berguling-guling di lantai dengan  bahagia.


Wuihhhh..malam itu saya dan 3 kucing saya tidur dengan sangatttt nyenyak.
Bulan dilangit rasanya menjadi tiga.....ehehehheehhe.



Saturday 9 December 2017

Spa Sepatu

Sejak  September  lalu, saya bertekat untuk lebih merawat kaki. Kasihan kaki ini, jasanya besar tapi sering diabaikan perawatanya. 
Seharian kaki menopang badan saya yang menuju gendut, tapi paling cuman di potongin kukunya kalau inget. Kejam banget ya.

Nah, bentuk perawatannya  antara lain ya merawat sepatu. Sepatu yang sehat tentu adalah bagian dari kaki yang sehat. 

Jadi saya pun memutuskan untuk men-spa sepatu- sepatu saya. 
Meski usang dan jumlahnya hanya 3 pasang, tapi saya berniat memperlakukan sepatu-sepatu saya dengan istimewa. 
Caranya, sederhana, nggak mahal. 
Gunakan sepatu secara bergantian. Beri istirahan minimal sehari sebelum sepatu yang sama dipakai kembali.
Lalu selama sepatu istirahat, saya berikan macem-macem ramuan.
Bahannya mudah, ada di dapur kita. 
Paling suka saya gunakan kopi. Karena aromanya bikin semangat. 
Caranya : letakan satu sendok makan bubuk kopi di atas tisu, lalu letakan di dalam sepatu semalaman
 
Kalau sudah bosan dengan aroma kopi saya letakan kantong teh. Biarkan juga semalaman.

Besoknya saya ganti lagi dengan baking soda. Caranya sama seperti meletakan kopi. 

Atau bisa juga mengunakan daun pandan yang diiris tipis lalu masukan ke dalam sepatu. Keluarkan irisan pandan jika sepatu akan di pakai.

Mau cara lain..adaaaa..saya biasanya memasukan kulit jeruk ke dalam sepatu. Jeruk apa saja bebas. 
Atau daunnya juga bisa..diiris tipis, lalu masukan ke dalam sepatu. 

Lalu bagaimana kalau sedang bepergian, repot kan bawa barang-barang itu?
Saya biasanya meneteskan minyak essensial ..aromanya apa aja bebas. ( saya pilih lavender, saya ambil dari minyak essensial yang sebenarnya dipakai Kinan untuk campuran pijat bayi atau mandi ala baby spa) . 
Caranya mudah, tinggal teteskan secukupnya ke dalam sepatu.

Hmmm..dijamin sepatu harum segar semerbak.

Jadi nggak hanya badan kamu aja yang di spa..sepatupun mau juga di  spa


Coba yuk..biar sepatu sehat, kakipun makin harum cantik.

Wednesday 16 August 2017

Halusnya Tumitku

Belakangan ini saya mulai tidak nyaman dengan kulit tumit saya yang menebal. Ini karena saya terlalu banyak berdiri di kereta dan bobot saya semakin bertambah (ehemmm ..akui saja lah) sehingga beban tumit sayapun semakin berat. Plus saya selalu menggunakan sendal sehingga kulit saya terpapar langsung udara  Jakarta yang panas sehingga kulit menjadi kering.
Dannnn....kemungkinan bobot saya terus naik adalah hal yang hampir pasti akan terjadi (aku saja lagi lah) maka kapan kaki saya akan pecah-pecah, sepertinya tinggal tunggu waktu saja.

Ke salon untuk pedicure? Lupakan! Menurut suami saya, kasihan Si Mbak Salon kalau harus merawat kaki saya, butuh direndam 7 hari 7 malam dari air 7 sumur dan di gosok dengan kekuatan kuda! Saya sih setuju sama suami saya..wkwkwkwkwk.

Lalu bergegaslah saya mencari tahu di Mbah Google tips  menghaluskan tumit secara alami.
Hmmmmm, sayapun mulai rajin mengoleskan lotion, lalu menggunakan baby oil, menggunakan pisang yang dilumatkan, lalu menggunakan batu apung untuk menggosok kulit yang menebal. Tapi, nggak mempan! Tumit saya tetap sekeras pantat badak.
Hmmmm..pokoknya saya harus mencari cara lain, saya harus merubah tumit saya sehalus pantat bayi... harusssss!

Kembalilah saya ke Mbah Google. Dan kali ini saya mencoba yang kekinian. Ketemulah alat yang namanya Ped Egg.
Dan harganya bikin mata saya kerjap-kerjap. Wow..di Lazada hanya 16 ribu plus ongkir 5 ribu. Apalagi temen yang prihatin sekaligus  sebel lihat tumit saya mau bayarin,,,wkkwkwkw.

Baiklah... demi tumit sehalus pantat bayi, maka saya membeli alat yang bentuknya mirip telur ini.


Empat hari kemudian si telur ajaib ini datang. Begitu di buka..owalah mamakeeee...bentuknya kaya parutan keju.
Saya sempat ngeri apakah saat dipakai nanti kulit saya tidak "mruwul"?
Tapi coba saja lah...dannnn ternyata eheeee..lembut dipakai. Tidak sakit loh. Maka mulailah saya memarut "keju" di tumit saya.
Wow..serbuk hasil parutannya bikin hati saya sedih, kasihan sekali tumit saya selama ini, beban yang dipikul banyak. Wkwkwkwkw.

Dan setelah tangan pegel menggosok, saya gunakan minyak zaitun dari Herborist. Wow lagi.... hasilnya endesssssss. Tumit saya halusssssss..bener-bener kaya pantat bayi.

Untuk menjaga tetap halus, saya sering-sering mengoleskan minyak zaitun, lalu mengoleskan lotion ke tumit sebelum tidur plus tidur menggunakan kaos kaki agar kelembaban tetap terjaga. Selain itu saat ke luar rumah saya selalu menggunakan sepatu tertutup.

Bye tumit pantat badak......



Friday 11 August 2017

#staystrong

November 2016, kami kedatangan kucing kampung yang  hamil tua. Warna bulunya abu-abu. Kemudian saya memanggilnya Abu.
Si Abu ini gelisah, mengeong dengan panik, dan mencari-cari tempat  tersembunyi.
Karena ketika SD saya pernah punya kucing 11 ekor, dan berkali-kali menunggui persalinan kucing, sayapun paham jika Si Abu sebentar lagi akan melahirkan.

Karena rumah kami sempit, kami tidak mungkin menampung Si Abu di dalam rumah. Lalu, saya sediakan Si Abu kardus yang super hangat di teras.
Dan begitu saya pulang kantor, Ken bercerita, dialah yang menunggui Si Abu ketika melahirkan.
Empat kucing lucu dengan 4 warna yang berbeda (hitam, oranye, putih dan abu-abu) pun resmi menjadi anggota keluarga kami. Sahhhhhhhhhhhhh.


Dengan telaten setiap hari saya mengganti alas mereka, memberi makanan Si Abu dengan menu oke, lalu memasukan mereka ke dalam rumah setiap turun hujan.

Empat kucing kecil kemudian tumbuh sangat sehat dan lincah. Ada yang suka bercanda, ada yang pemalu, ada yang penakut dan ada yang penyendiri. Melihat mereka, membuat beban hidup saya hilang 10 persen lah...wkkwkwkw.

Tapi kelucuan mereka kemudian hilang.

Belum genap mereka berusia dua bulan, tiba-tiba 3 kucing kecil lucu kami hilang dari teras. Tersisa hanya Si Hitam.
Si Abu pun gelisah dan mengeong keras mencari anak-anaknya.

Ya Tuhannnn... manusia macam apa yang tega mengambil atau membuang kucing sekecil itu?
(seminggu sebelumnya, tetangga depan rumah yang tidak suka kucing,  meminta pengasuh Kin membuang kucing-kucing kami, tapi kami abaikan).

Sayapun menangis pilu selama seminggu. Terbayang bagaimmana Si Oranye, Si Putih dan Si Abu Junior,  kelaparan, kedinginan.
Mereka belum tahu bagaimana mencari makan, mereka baru pada tahap mengenal makanan padat.


Seminggu pertama Si Abu stress, dia susah makan, dan terus mengeong memanggil anak-anaknya.
Sementara Si Hitam yang semula penyendiri, terlihat happy saja. Mungkin dia merasa bebas dari gangguan saudara-saudaranya.

Tapi kemudian  Si Abu menjadi induk yang galak. Anaknya yang hanya tersisa satu, malah sering ia marahi.
Kemudian si Hitampun menjadi murung. Mungkin dia mulai merindukan saudara-saudaranya dan kehilangan kasih sayang ibunya.


Dan kemudian setelah si Hitam mulai dewasa, Si Abu hilang tanpa jejak seminggu. Lalu kembali ke rumah dalam keadaan kaki pincang, dan mengilang lagi sampai sekarang.

Duh.. Hitammmm....malang benar nasibmu. Saudaramu di buang manusia berhati setan, lalu ibu juga menghilang. Dirimu sebatangkara. Saya pikir nasib saya sudah mengenaskan..tapi rupanya hidupmu lebih memilukan.

Dan, kamipun hanya memiliki kucing satu


Hingga kemudian, datang kucing kecil warna abu-abu, selalu mengikuti Si Hitam yang mungkin ia anggap kakaknya.
Persahabatan unikpun terjalin diantara mereka. Keduanya berdua kemanapun. Sangat kompak terutama ketika meminta makan hehehe.
Lalu dari mana Si Abu-abu kecil ini datang?
Sayapun mendengar "gosip" dari pengasuh Kin. Kucing Abu kecil ternyata berasal dari halaman rumah pemilik rumah yang kami kontrak sekarang. Si Abu kecil ternyata memiliki induk yang sehat dan 2 saudara.Tapi si induk tidak menyukai Si Abu dan melarang Abu Kecil mendekat.

Haduhhh..kasihannnnnn
Sejak saat itu, Ken menamakan Si Abu kecil... Si Bully.
Jadi, sekarang kami memiliki dua kucing kampung dengan riwayat hidup yang memilukan.


Melihat keduanya membuat saya merasa bersyukur, dan kami saling menguatkan..

#staystrong ya Hitam..Bully..  begitulah bahasa kekiniannya.

Tuesday 7 March 2017

Orang Kaya...Teruslah Lupa

Sepuluh tahun lalu, tak sulit menemukan tanah kosong di sekitar lingkungan rumah saya. Tanah-tanah ini  dimiliki oleh orang kaya yang saking kayanya sampai lupa punya tanah dan dibiarkan terbengkalai. 
Tanah dipenuhi tanaman semak yang super tebal dan menjadi rumah yang nyaman bagi beragam serangga juga hewan melata. Tanah biasanya dititipkan kepada warga terdekat.

Jelang Idul Adha tanah-tanah kosong akan dibersihkan (biaya pembersihannya mahal loh) lalu  akan menjadi hunian sementara bagi sapi dan kambing yang siap sedia dikorbankan. 
Biasanya yang menyewakan tanah adalah pihak yang dititipi menjaga tanah, lumayan kan daripada tanah nganggur dan hanya jadi rumah kadal. 
Setelah Idul Adha usai, tanah kembali kosong, dengan menyisakan banyak sekali kotoran hewan, yang  menjadi pupuk  amat sangat sedap bagi tanaman semak berikutnya. 

Tapi kini..semua berubah. Tak banyak lagi orang kaya yang pelupa. Sebagian tanah kosong sudah berubah menjadi Town House atau Ruko. 

Disekitar rumah saya tersisa 3 tanah kosong. Persis disamping saya, menjadi rumah yang asyik buat biawak, kadal, ular dan musang. Sejauh ini , pemilik tanah sepertinya masih belum mengingat aset miliknya ini... Syukurlah..lupa lah terusssss.

Satu lagi tanah kosong yang konon milik pengusaha minyak...(entah minyak apa..saya tidak peduli, yang penting tanahnya tetap dibiarkan kosong). Tanah ini konon pula, banyak hantunya. Nah hantu...tolong jangan kemana-mana. Tetaplah disitu ....

Tanah yang terakhir, berada diseberang rumah saya. Luas sekali. Oleh warga sering digunakan untuk bermain bola, bahkan ada gawang bambu ala kadarnya.
Anak-anak saya senang sekali berlarian di sini. Warga juga memanfaatkan lahan  ini untuk belajar naik sepeda atau sepeda motor.

Tapi....ealaaaahhhh mamakeeee, kemarin saya melihat tanah itu sudah ditembok, dibelah dua. Mungkin si pemilik sudah ingat tanah miliknya dan menjual sebagian. Haduhhhhhh. Saya sedih. Banyak kenangan bersama anak-anak di rerumputan itu.

Ketika saya mengeluh  pada seorang  teman, saya mendapat tanggapan dengan emosi membara.  
" Eh.. kenapa jadi lo yang protes. Terserah si pemilik mau apain itu tanahnya, kenapa juga dia musti mikirin tempat bermain buat anak-anak lo. Emang dia bapak anak-anak lo?  Lagian nggak modal amat lo....maunya gratisan aja. Ajak anak lo ke mall, banyak tuh tempat bermain. Modal dikit dong"

Eaaaaa..Saya sih tak pikirkan kalimat teman saya itu (yang mungkin ada benarnya..hahahah)

Lebih baik saya  banyak berdoa, agar  orang kaya pemilik tanah di sekitar rumah saya itu, makin pelupa.

Amin...


Friday 3 February 2017

Sleepless in Sleeper Bus


Ketika ada Bus Antar Kota Antar Provinsi dengan fasilitas tempat tidur, saya membayangkan bus yang nyaman dan lega.
Hmmm..bisa tidur dengan nyaman laksana di pesawat kelas bisnis.
Jadi, Oktober 2016 lalu,  ketika saya punya kesempatan mudik bertiga dengan anak-anak, saya tanpa pikir panjang memutuskan menggunakan Sleeper Bus Brilian. Pertimbangannya, anak-anak akan nyaman tidur sepanjang perjalanan. 

Sayapun bertanya pada Mbah Google dan menemukan lokasi penjualan tiketnya tidak jauh dari rumah. Naik motor 10 menit lah. Cusss ...saya dan suami naik motor menuju lokasi. 
Ketika menelepon pihak agen di beri petunjuk " deretan buah-buah setelah perempatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Yuk mareeee....

Penyusuran pertama. ...mata kami tak dapat menangkap yang namanya Agen Bus PO Brilian. Kami hanya bisa melihat agen bus lain dan buah-buahan yang berderet. Lalu kamipun mencoba balik  sekali lagi. Dan mendapat petunjuk di ujung penjualan buah. 
Wus ..melotot..melotot..buka mata-buka mata. Ketemulah agen penjualan tiket yang kami maksud.
Oh mama..oh papaa...jauh dari bayangan saya. Ternyata hanya agen bus kecil tanpa petunjuk apapun soal Bus Brilian. Bayangan saya, dengan  harga tiket Rp 240 ribu/ orang  dan fasilitas bus yang terbaca aduhai...saya berharap ada ruang tunggu yang yaman ber AC dengan bangku-bangku yang asoy.
Hmmmm...yang ada kami harus menunggu dipinggir jalan dan got berdebu, dengan bangku -bangku kayu seadanya.
Seandainya saya sendiri..tak masalah. Mau nunggu di got bertikus busuk sekalipun..saya akan tabah. Tapi saya membawa dua anak, dan satu diantaranya belum genap usia 3 tahun. Belum lagi jam berangkat yang molor lebih dari satu jam. Saya kebingungan menenangkan anak-anak yang merasa tak nyaman dan juga tak sabar.
Dan ketika akhirnya busa datang, kami harus mencopot sepatu dan berganti dengan sendal yang mereka sediakan.
Begitu masuk bus...astagaaaaaaaa. Mamakeeeeee....busnya memiliki lorong yang sangat sempit. Hanya sekitar selebar 30 cm. Tak bisa berpapasan. Jika berbadan gendut..lupakan naik bus ini. Anda tak akan bisa bergerak.
Dan tempat tidurnya...duh Gusti. Karena saya memilih tempat tidur bawah (dengan pertimbangan di tempat tidur atas anak-anak akan terjatuh)...ternyataaaaaa...sangat tidak nyaman.
Si Ken langsung protes. " Buuuu..saya tidak bisa lihat apa-apa, tidak ada jendela, tidak bisa melihat keluar"
Ya karena tempat tidur bawah sisinya adalah badan bus dan bagian kaca bus hanya bisa dinikmati oleh penumpang di tempat tidur atas.
Sayapun sibuk menenangkan Keni. Saya sampaikan, malam hari ada kacapun Ken tak akan banyak melihat suasana luar karena semua gelap.
Sempat saya ingin  tukar tempat tidur di bagian atas, tapi  kondektur melarang karena seluruh tempat tidur sudah dipesan. Yang terlihat kosong akan diisi penumpang yang naik dari Bekasi .
Baiklah apa boleh buat. Kamipun terpaksa menikmati tempat tidur bagian bawah, yang kami rasakan seperti tidur di kolong jembatan.

Televisi yang ada disetiap tempat  tidur ternyata memutar film yang hanya sang supir dan kondektur yang punya kuasa memilihkan judul filmya dengan kualitas gambar yang sangat buruk,  bahkan tidak bisa kami matikan sendiri. Padahal Ken tidak suka tidur ada cahaya. Terpaksa layar saya tutup dengan kain. Saya  sulit  berjalan ke depan dan meminta mereka mematikan TV karena sambil menggendong Kinan mustahil saya bisa lewat lorong tanpa mengganggu penumpang lain yang tertidur. Wifi yang dijanjikanpun tak kuasa untuk memutar youtube. Ya mama ...ya papa.....Rasanya saya ingin lompat keluar bus dan pulang ke rumah.
Lelah dan bosan, Kenipun kemudian tidur.
Eng ing eng...Kinan mulai rewel dan minta turun dari bus, juga  sibuk menanyakan Bapaknya yang tak ikut.
Ya ampunnn siksaan apa ini?  Kinan bahkan minta digendong. Sementara jika saya menggendong di lorong, muka saya akan berhadapan persis dengan penumpang yang tidur di tempat tidur atas kiri dan kanan.
" Untungnya " saya memilih kursi paling belakang yang terdapat 3 deret kursi bus "normal" . Ada juga ruangan yang memungkinkan saya berdiri dengan segala keterbatasan. Jadi saya gendong Kinan disitu berjam-jam hingga ia tidur. Membayangkan saja saya lelah .apalagi melakoni.
Begitu Kinan tertidur...weladalahhhh..Keni terbangun karena diare dan muntah.
Saya baru sadar ternyata kami tidur persis di atas roda bus  yang guncangannya akan terasa tak nyaman .
Sayapun berjibaku membersihkan muntahan dan pup Ken yang untungnya saya pakaikan popok orang dewasa.
Semua saya bersihkan dengan tisu basah. Lalu saya balur seluruh tubuh Ken dengan minyak telon. Dannnn cobaan masih berlanjut . ..Ken pup dan muntah 3 kali.Uhuyyyyy..uhuyyyy.

Entah jam berapa dan dimana (karena kami hanya bisa melihat sisi lambung bus),  kondektur datang memberitahu penumpang bisa turun dan gunakan kupon makan. 
Mana bisaaa ...saya jaga dua anak. Maka biarlan saya lapar. Makan hati dan angin saja. Kondektur yang tahu Ken sakit juga tak berbuat apa-apa hanya menyampaikan tujuan saya baru akan tercapai 4 jam lagi, dan Ken diminta menonton televisi saja (ampunnnnnnn....mana bisa mabuk kendaraan sembuh dengan menonton televisi yang gambarnya blur...).

Begitu Ken membaik..Kinan terbangun dan menangis. Sayapun kembali menggendong Kinan berdiri di ruang belakang.
Untunglah jelang subuh cobaan saya mereda. Ken memilih keluar dari " kolong jembatan" dan duduk dibangku normal. Kinan juga memilih tak tidur lagi, menemani Ken.
Sekitar Pukul 05.00 pagi. Siksaan berakhir.
Kami bertiga turun dari bus dan merasa lega keluar dari Bus yang kami sangka nyaman itu.

Pelajaran dari perngalaman saya...
bagi penumpa dengan anak balita, sebaiknya tidak menggunakan Sleeper Bus ini. Balita dan anda akan tersiksa sepanjang perjalanan. 
Bus ini mungkin cocok untuk penumpang usia  7 tahun ke atas.
Tapi saya pribadi, tidak akan pernah naik bus ini lagi.  Dengan harga tiket yang saya keluarkan ..akan jauh lebih nyaman naik kereta.

Hingga kini, hanya dengan  membayangkan perjalanan saat itu....saya lelah.

Andromax M2Y...Yeahhhhh



November 2016 saya membeli Andromax  M2Y dari teman. Ternyata oh ternyata jika dipakai di rumah, jaringan tidak ada.
Lalu saya coba di kantor...bisaaaa. Selain itu  kok setiap 15 menit mati dan harus dinyalakan lagi, padahal baterry full. Sempat kepikiran mau saya jual  dan teman kantor juga ada yang menawar. 

Dua minggu kemudian eaaaaa  jaringan Smartfren di rumah jadi lancar..wus..wus. Mungkin pihak Smartfren sudah memperkuat jaringan. Jadi rencana jual saya batalkan.
Tapi baru 3 hari ngebut lah kok...malah sama sekali tak bisa di isi daya. 

Baiklah...sayapun googling dan menemukan lokasi terdekat  Gallery Smartfren ada di Ruko kawasan ITC Depok. Tapi walaupun terdekat, ternyata lumayan jauh dari rumah dan butuh perjuangan menembus hujan plus macet.
Tak apa, demi anak-anak  bisa internetan saya jalani semua dengan tabah.

Sampai di Gallery Smartfren..eaaaa..ternyata di ruang tunggunya tak ada tempat duduk bagi pengantre. Kasihan bagi yang sudah sepuh. 
Memang saya tak antre terlalu lama, tapi bagaiaman jika sedang ramai?
Sayapun kemudian menyampaikan masalah Andromax saya yang nyambek. Sempat disarankan beli baru saja, maka saya jawab.."Lah mbaaa..itu juga baru". Lalu saya diminta menyerahkan bukti pembelian. Eaaa..saya jelaskan saya beli dari teman dan teman dapat dari hadiah undian. Tik tok..tik tok.....
Akhirnya diputuskan saya dapat pengganti Andromax M2Y baru..freee. Asyekkkk.

Tapiiiii berhubung stok barang serupa tak ada, maka saya diminta menunggu satu bulan. Jika barang sudah ada saya dijanjikan akan ditelepon. Dan jika dalam satu bulan tidak ditelepon, saya diminta datang saja.

Saya tunggulah hari demi hari, tak jua ada telepon menghampiri. Baiklah  saya datangi saja.
Datang ke dua kali,tak lama menanti saya kemudian dapatlah Andromax pengganti. Beda warna tak masalah.
Senangnyaaaa...

Sayapun pulang dengan hati senang.

Kini saya bisa internetan lagi dengan ngebut...wuz..wuz. Terimakasih Smartfren. 




Monday 30 January 2017

Ahli Serangga

Kinan (3 tahun) ingin jadi ahli serangga.
Sayapun teringat Museum Serangga di TMII Jakarta Timur.
Minggu lalu saya ajak Kinan ke sana. Letaknya tidak jauh dari Keong Mas, menyatu dengan Aquarium Air Tawar.
Jadi untuk masuk ke Museum Serangga mau tidak mau ya harus masuk ke Aquarium Air Tawar dulu untuk membeli  tiket terusan (Rp 25.000).
Tentu saja Kinan senang sekali  melihat aneka serangga yang selama ini hanya bisa ia lihat di Youtube.

Namanya juga museum ya...semua serangga yang di sini sebagian besar sudah diawetkan. Hanya kupu-kupu yang kita bisa saksikan hidup berterbangan cantik sekali (taman kupu-kupu letaknya sebelum pintu keluar).

Serangga yang buat sebagian orang begitu di takuti dan dibenci berderet rapi dan sangat indah. Kinan tentu saja rasanya seperti di " surga" . Dengan kaki-kaki kecilnya ia berkeliling dan menyebut satu-satu nama serangga yang saya sendiri nggak hafal namanya...wkwkwkwkw.
Bahkan saya belajar dari Kinan kalau kepik itu Lady Bug, Belalang sembah itu Mantis dan Termite itu Rayap. Lah saya ini Bahasa Inggris hapalnya yang umum-umum saja. Kalau nama-nama serangga secara detail ya saya pahamnya hanya seputar butterfly dan ant. Apalagi nama-nama kupu yang bejibun..ada Queen, Clear Wing...entahlah... banyak ... saya bingung.
Dan semua itu Kinan kenali dengan mudah berkat Flash Card di Youtube.

Saya belajar dari kamu aja lah Kin..wkwkwkw.

Jadi buat yang bingung libur mau ajak anak-anak kemana.. Museum ini saya rekomendasikan banget. Anak-anak bisa bersenang-senang sambil belajar.
Yuk.....

"My Litte Bug" Kinan..hehehheh