Wednesday 30 April 2014

Ragunan Begitu Dekatnya


Karena bertetangga dengan  Kebun Binatang Ragunan, sepulang sekolah Ken sering kami ajak main ke sana. Murah meriah..tidak sampai 20 ribu untuk tiket bertiga dan parkir.

Hampir semua sudut Ragunan sudah kami kenal baik. Hewan A disini..Hewan B disana...jika " kangen" tinggal tengok saja.
Contohnya Si Gajah ini...Si Ken betah berlama-lama di kandangnya. Tak jauh dari kandang ada pohon kecapi, jika sedang berbuah lebat, Ken suka memunguti kecapi yang jatuh dan melemparkan ke Si Gajah yang akan dengan suka cita melahapnya.



Selain Gajah di Ken suka Jerapah..sebelum si Jerapah ini menjadi almarhum Ken suka memberinya makan kacang panjang. Oh ya nama Jerapah ini Rico.


Untuk menuju kandang Singa..lumayan jauh dari pintu masuk utama..tapi di sekitar kandang Singa ini, di bawah pepohonan kami bisa menggelar tikar sambil menyaksikan sekawanan singa yang bermalas-malasan

.

Nah,kalau rusa, Si Ken sangat suka memberi mereka makan. Pakannya tinggal mencabut saja dari rumput di sekitar kandang


Bagi kami sekarang...mengunjungi Kebun Binatang Ragunan  tak istimewa lagi..karena memang begitu mudahnya, dan begitu seringnya.
Tapi bagi saya ketika SMP dulu..butuh perjuangan perjalanan dengan bus semalaman untuk ke sini.....

Menunggu 3 Mei 2014




Setelah kemarin sempat memberi "angin segar" (kemungkinan Kinan bisa pulang hari ini), ternyata pagi ini dokter berkata lain.Hasil tes darah, leukosit Kinan masih 17.000/mm3, dan dokter baru bisa melepas Kinan setelah setidaknya  kadar leukosit 11000/mm3. Untuk terapi antibiotiknya di butuhkan waktu sampai 3 Mei..yang berarti Kinan baru akan bisa pulang minimal  setelah  3 Mei..
Duh.....
Hari inipun punggung telapak tangan tempat jarum infus Kinan sudah bengkak, sehingga mau tidak mau infus harus di lepas. Saya lega, karena tangan kiri Kinan tidak tersiksa jarum lagi. Tapi kelegaan itu hanya sebentar, dokter memutuskan memasang stoper untuk memasukan antibiotik ke pembuluh darah Kinan.Saya sempat protes dan mengajukan agar asupan antibiotik dilakukan secara oral, tapi dokter menolak dengan alasan hasilnya akan semakin lama pulih. 
Dan..."penyiksaan: berlanjut, Kali ini giliran tangan kanan Kinan yang dipasang jarum . Tangis kesakitan Kinan membuat  kepala saya terasa penuh. Tusukan jarum pertama gagal, barulah yang kedua berhasil. 
Trauma infus pertama beberapa hari lalu belum hilang, ..malah hari ini bertambah.

Terbayang setidaknya 3 hari lagi kami harus di rumah sakit. Sangat tidak nyaman...
Saat ini Kinan di rawat di ruang kelas dua.Saking banyaknya anak yang sakit hanya ruang ini yang tersisa..yang lainnya, semua kelas seluruhnya terisi. Di ruang ini kami harus berbagi dengan 4 pasien.Ruangan seluas 7x4 meter terdapat 4 tempat tidur berukuran 2x1meter dengan satu kamar mandi dan westafel. Suasananyapun sangat berisik apalagi jika jam besuk..berasa seperti dipasar. Satu pasien anak berusia SD sangat suka menonton tv dengan nada super keras..mau diprotes wong anak-anak..nggak di protes  Kinan nggak bisa tidur
Dua pasien lainnya, balita.Dua kali sehari harus di inhalasi..prosesnya 15 menit sekali terapi. Jadi minimal dalam sehari dua anak ini menangis selama 30 menit/hari tanpa henti. Dan jika mendengar kedua anak ini menangis Kinanpun ikut menangis dengan gegap gempita.
Setidaknya sampai tiga hari kedepan..situasi seperti inilah yang harus kami hadapi.




Sanghai Yang Aduhai



Juni 2013

Sanghai yang saya  lihat  sama seperti  Sanghai di film-film Tiongkok...atau di film Hollywood. Memukau,hiruk pikuk dan juga indah.Dua kota ini di belah sungai Huangpu menjadi dua..modern dan kuno. Tapi saya lebih menyukai yang kuno.Pantaslah jika beberapa teman saya memutuskan bulan madu di sini.




Bangunan-bangunan kuno nan indah akan sangat menakjubkan jika dilihat sore hari. Membentuk siluet seperti lukisan. Kapal-kapal batubara yang lalu lalang juga menambah romantis kota ini.
Sanghai akan bisa dilihat secara menyeluruh dari TV Tower,ya ibaratnya kita bisa melihat Jakarta dari Puncak Monas lah.


TV Tower tingginya 457 meter, dan dipuncaknya terdapat lantai kaca yang bisa kita pakai untuk uji nyali seberapa takutkah kita akan ketinggian. Tak usah khawatir lantai kacanya pecah saat kita injak..(karena belum pernah terjadi sebelumnya)..heheh. Yang punya penyakit jantung disarankan tidak mencoba "uji nyali" ini.
Selagi di puncak tower ini puaskan melihat Sanghai dari segala sudut..dijamin mulut kita akan terngaga oleh pesonanya.

Saya sebenarnya juga takut ketinggian, tapi sayang kalau jauh-jauh ke Sanghai saya tidak berfoto di sini. Ya..meskipun dalam foto saya tersenyum..tapi senyum itu palsu..aslinya saya menahan gemetar..xixixixi

Jadi kalau ke Sanghai...jangan lupa mampir ke TV Tower ya...


Di Ka'bah Ku Jatuh Cinta..Lagi



Maret 2014

Pertama melihat Ka'bah secara langsung, saya merasa ada kupu-kupu yang terbang di perut saya. Konon itulah rasa yang sama ketika seseorang jatuh cinta. Seluruh pembuluh nandi saya terasa menghangat dan kaki saya terasa ringan.
Inikah Ka'bah yang selama ini saya bayangkan ?

Seluruh indera saya menjadi siaga..lalu terpana.
Tak terasa air mata mengalir deras tak terbendung.

Ka'bah semula saya pikir kecil  dengan ruang gerak  tawaf luas.  Ternyata..sebaliknya.
Subhanalloh... meski ruang gerak sekeliling Ka'bah tidak luas, ajaibnya bisa menampung jamaah, tak peduli berapapun banyaknya.



Tawaf pertama saya alami di malam hari, dan selesai lewat tengah malam.
Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata betapa indahnya perasaan saya saat itu. Ketika kaki saya masuk pusaran manusia yang terus berputar, saya seperti terhanyut dalam daya maha besar yang membuat saya merasa sangat kecil.
Dasyat rasanya di kelilingi orang dari seluruh penjuru dunia namun dengan tujuan  sama : ibadah.



Dan ketika saya bisa mencium Ka'bah, tangis yang pecah terasa melonggarkan seluruh rongga hati saya,  menyisakan kedamaian.


Sungguh menentramkan hati, ketika di sepertiga malam saya bisa memandang Ka'bah dari ketinggian, dengan burung-burung yang tak kenal lelah terbang mengitarinya.



Anak-Anak Masjidil Haram





Disela-sela ibadah  saya selalu asyik memperhatikan anak-anak yang ikut umroh dengan orang tua mereka. Usianya beragam, mulai dari bayi merah hingga usia belasan. Rupa mereka...aduhhh sangat rupawan. Mereka sebagian besar anak-anak dari jamaah yang berasal dari negara-negara Timur Tengah. Jarang saya temui jamaah Asia dengan anak-anak mereka, mungkin pertimbangannya jarak tempuh perjalanan yang cukup jauh yang akan berat di lalui  anak-anak Asia. 
Saat sholat, adalah saat yang kadang membuat saya geli, karena begitu sholat di mulai maka di barisan belakang (barisan khusus jamaah dengan anak) akan terdengar "koor" suara anak menangis..bersahut-sahutan. Mereka seperti berlomba menangis paling kencang. Tapi begitu sholat selesai mereka kembali menjadi anak-anak yang super manis.


Anak-anak inipun ada dimana saja dan kapan saja. Saat saya datang ke Masjid Nabawi ataupun Masjidil Haram pukul  03.00 WIB, merekapun ada di mana-mana, sebagian tidur (karena memang waktunya mereka untuk tidur) dan sebagian lagi  asyik  bermain dengan teman sebaya mereka yang mungkin baru saja mereka kenal



Bagi saya melihat mereka bermain tertawa ceria adalah sebagai obat kangen pada kedua anak saya. Dan dalam tangis doa saya..saya berharap kelak bisa datang lagi ke sini dengan suami dan kedua anak saya. Membayangkan mereka bertiga berbaju ikhram dan saya sebagai wanita satu-satu-nya yang mengurus mereka..duh..,indahnya.


Tersesat Ke Makam Nabi Muhammad



Tiba di Nabawi menjelang subuh, (karena harus antri mandi, kami berempat/satu kamar) ketinggalan subuh berjamaah. Dengan berlari kami hanya mendapat satu rakaat, dan kamipun terpaksa sholat di halaman Nabawi disela-sela gerobak kaki lima. Selesai sholat kami kembali ke hotel, tapi kemudian kembali ke Nabawi untuk Sholat Duha.


Setelah Duha..ahaaa..kantuk menyerang luar biasa..maklum 2 malam sebelumnya kami habiskan di perjalanan tanpa tidur cukup. Sepakat pulang ke hotel, kami malah kemudian terseret dalam pusaran jamaah yang di "giring" oleh polisi wanita yang bercadar dan gagah perkasa.

Gelombang jamaah semakin banyak, mereka datang berdasarkan rombongan travel biro. Sementara kami berempat seperti ayam yang terpisah dari induknya dan nempel ke rombongan sana sini. Sempat kami memutuskan untuk keluar rombongan dan mencari pintu pulang ke hotel, tapi malah kami kena tegur polisi dan diminta masuk kembali ke dalam rombongan. Akhirnya kamipun pasrah ikut arus tanpa tahu kami akan kemana.

 
 Setalah kurang lebih satu jam kami disuruh duduk, lalu bergeser, disuruh duduk lagi..bergeser lagi..berkali-kali,rombongan kecil kami akhirnya terpekik riang. Aha..aha..ternyata kami terbawa arus di tengah jamaah dari berbagai negara yang antri menuju ke Makam Nabi Muhammad.....Masyaalloh
Begitu kami tiba..tepat di depan makam Nabi Muhammad teringat ucapan ustad yang meminta kami mencari lokasi terbaik untuk berdoa..karpet hijau.
Naaaaah saya tepat berada di atas karpet hijau sekarang dan tangan saya bisa menyentuh tembok makam Nabi...
Tak terasa tangis saya pecah...saya yang kotor, hina dina ternyata di beri kesempatan berada di titik ini.Titik terbaik untuk berdoa  di Madinah.
Tapi gelombang jamaah terus masuk, sebagian dari mereka wanita-wanita bangsa Arab yang memiliki badan hampir sebesar lemari baju di rumah saya. Bagaimana saya bisa menyeimbangkan diri dengan "kebesaran" mereka. Namun..keajaiban memang selalu ada. 
Tiba-tiba saya menemukan ruang terbuka di depan saya, seolah memberi jalan untuk saya Sholat Mutlak segera. Dan tanpa pikir panjang saya segera berniat dan sujud dengan sempurna. Subhanalloh...semua doa saya tuntaskan di sini..
Begitu selesai...sambil masih menahan isak tangis haru dan bahagia, kami dengan mudah menemukan pintu keluar.... 
Sambil berjalan pulang menuju hotel, kami berempat tertawa bahagia...kami menamakan pengalaman kami ini..tersesat membawa berkah...
Tersesat namun kemudian kami "terdampar" di makam Nabi Muhammad. 
Masyaalloh..

Dan malam harinya..dengan rombongan lengkap kami kembali ke makam Nabi Muhammad di pandu oleh wanita Indonesia asal Madura, yang justru sibuk bergosip soal artis dan pejabat yang ia pandu sebelumnya dan...mereka konon pelit kasih tips..oalala...


 Madinah, 20 Maret 2014

Tuesday 29 April 2014

Adik Keni di Januari


30 Januari 2014

Perkenalkan...
Aku Kinan Jardin Pramono
Aku lahir sebagai anak yang sangat diinginkan terutama oleh kakaku Keni Qorianka Pramono.Awalnya aku akan lahir normal, tapi dokter bilang jantungku tak akan mampu melalui proses melahirkan yang panjang. Maka aku diputuskan lahir cesar. Masuk rumah sakit jam  03.00 WIB  dan mulai operasi jam 05.00 WIB..sejam kemudian aku lahir...tujuh tahun sejak kelahiran Keni.

Horeeee..Selamat pagi akhir Januari 2014..aku menangis dengan keras..dan Dokter Kencana yang menolong kelahiranku berteriak riang... "Aihhh..kamu mirip  Si Keni"
Maka resmilah aku menjadi adik Keni.

Keni kakak yang baik..kalau aku menangis ia kadang ikut menangis (karena sedih). Apalagi saat aku sakit..ia selalu menungguiku dan menangis saat aku menangis sehingga membuat ibu kami juga ikut menangis..(heheehhe).

Keni tidak suka ketika ada orang lain yang menggendong aku, karena baginya aku adalah miliknya...duh..senangnya.

Rasanya aku tak sabar menunggu saat Kakakku Keni mengajariku naik sepeda....


Cup Cake Project






Pertengahan April 2014
Sudah lama Ken merengek minta di buatkan cup cake. Dan sudah lama juga saya membayangkan betapa mustahil rasanya. Semua orang tahu saya tidak jago masak. Tapi demi anak ..tak apalah mencoba.

Percobaan pertama, saya  mencontek resep yang bolak balik saya pelototi sampai bukunya lecek. Dan dengan takaran menggunakan perkiraan yang ternyata ngawur...cup cake saya gagal total. Bentuknya malah seperti bakso, kenyal dan menyusut begitu dingin.
Dan demi "kedamaian" hati saya..maka foto "cup cake gagal" tidak saya tampilkan di blog ini.

Pasca bencana memalukan di dapur itu saya memutuskan membeli timbangan kue dan menyingkirkan jurus kira-kira saya. Maka dengan sangat disiplin takaran..dimulailah proyek cup cake kedua saya. Berhubung cetakan cup cake tidak ada, dan adanya cetakan kue putu..ya tak apalah cup cakenya pinjem cetakan si putu dulu.

Dan hasilnya..olala......Cup Cake saya mengembang sempurna dan aihhhhh rasanya..uenaknya nggak kalah sama cup cake yang di jual di toko kue (walaupun ini cup cake polos tanpa "riasan").

Dan berikut komentar Si Ken yang saya tampilkan tanpa di edit :
" Enak Bu...Ibu mau jualan cup cake enggak? Nanti Ken yang tungguin jualannya"
Aih....Ken...........!

Sel Darah Putih Yang Bikin Sedih



Malam ketiga Kinan di rumah sakit. Masa pemulihan ternyata tidak secepat yang saya kira. Dua kali hasil tes darah menunjukan sel darah Kinan masih dua kali lipat dari kondisi seharusnya. Normalnya 9000 – 12.000/mm3 tapi sel darah Kinan 29.000/mm3. Menunjukan masih ada inveksi pada saluran pencernaan.

Seharian Kinan terlihat gelisah, tidak sabaran dan mudah menangis,ini berbeda sekali dengan karakter Kinan sebelumnya. Saya kira ini akibat rasa tidak nyaman di tangan (jarum infus) dan juga di perut (pencernaan yang terganggu). 

Hari ini kami harus pindah kamar karena kondisi AC yang bocor. Ke kamar sebelah suasana lebih ramai, karena ada 4 anak balita yang sakit. Setiap mendengar anak lain menangis, Kinan ikut menangis sedih..karakter yang sama persis dengan Ken (kakaknya) yang super sensitif. Jadi ramailah sepanjang siang 4 bayi saling menangis bersahutan...Jelang malam barulah Kinan tenang dan tertidur, dengan sesekali bangun ketika haus dan lapar.

Sedangkan saya..diantara kecemasan dan kecemasan..terus berharap...hai kalian sel darah putih..bisakah menyingkir ke batas  normal esok?...Kami rindu rumah...rindu celoteh Kin...

Monday 28 April 2014

Kembali Ke.....Rumah Sakit......

27 April 2014 pukul 21.40

Setelah sibuk browsing sana sini seputar diare,dan pertolongan pertama tak juga berhasil,akhirnya saya putuskan membawa Kinan ke rumah sakit. Suhu tubuh Kinan ketika tiba di IGD 39 derajat.Dengan kondisi frekuensi diare yang sering dan juga ada lendir darah pada feses, dokter mengharuskan Kinan dirawat. Duh...rasanya tak tega melihat aneka rupa jarum menusuk lengan dan jari Kinan.Pada pengambilan darah pertama (yang diambil dengan susah payah) ternyata sampai di lab darahnya beku sehingga harus diambil ulang via jari tangan.Dan ya ampun...itu ambil darahnya jari ditusuk jarum lalu darah diperas,ditampung ditabung kecil hingga sejumlah cc yang diperlukan.Duh..kebayang sakitnya dan kejernya Kinan menangis.
Untunglah jelang tengah malam panas Kinan mereda diiringi nafsu minum susu yang sy ganti dengan susu bebas laktosa.
Tapi ..panas hilang tangispun datang...saya cek apakah karena suhu, tidak. Popok basah, tidak. Ruam popok, tidak? Infus dalam posisi salah? tidak. Akhirnya naluri ibu saya mengatakan Kinan trauma. Trauma dengan rasa sakit akibat tusukan jarum. Dalam lelap tidur, kadang ia terbangun dengan tangis ketakutan sama seperti nada tangis ketika  jarum infus di pasang atau ketika darah diambil.

Maafkan Ibu ya Kin...kali ini ibu gagal menjagamu tetap sehat.
Sehari setelah  Ibu kembali bekerja...ternyata harus kembali ke rumah (sakit) untuk merawatmu..Ambil saja sisi baiknya...kita selalu berdekatan bukan?



Sunday 27 April 2014

Kembali Ke Kan..tor



Sabtu, 26 April 2014....
Kembali ke kantor setelah  tiga bulan full mengurus Kinan dan Keni, rasanya kok campur aduk. Kinan-nya sih oke-oke saja, wong dia asyik tidur. Tapi kakaknya ..olala..histeris. Menangis seperti akan saya tinggal selamanya. Sayapun sibuk mengobral tawaran-tawaran "menarik" untuk meredakan tangisnya..tapi jawabannya sungguh membuat hati saya biru-biru
"Ken nggak mau apa-apa bu..Ken hanya mau Ibu..di temani Ibu"

Saat naik kereta..rasanyapun aneh....dan astaga..saya sampai lupa kalau kereta ke Bekasi di Stasiun Klender tidak akan dapat peron ketika saya berada di gerbong paling belakang. Aih...akhirnya sy terbawa ke Stasiun Buaran. Kok jadi gagap kereta begini ya..hahah padahal baru tiga bulan. Parahnya saya juga harus mengingat-ingat dengan keras berapa sy harus bayar ojek dan juga tarif angkot.

Teeet...sampai kantor tepat waktu. Berhubung sabtu, pekerjaan tidak terlalu banyak...hanya semacam " jaga gawang" kalau-kalau ada peristiwa besar. Sampai di kantor...semua teman menyambut hangat...termasuk langsung menyambut dengan menyodorkan daftar berita yang harus saya isi suaranya..hehehe.
Tak banyak yang berubah di kantor..hanya sedikit lebih meriah dengan pernak pernik piala dunia (berhubung tv tempat saya bekerja adalah official patner Piala Dunia 2014)
Tepat jelang tengah malam, saya pulang...sampai dirumah pukul 01.00 WIB. Ternyata di Ken masih bangun menunggu..dan juga Si Kin. Buru-buru ganti baju dan berusaha menidurkan kedua jagoan ini...tapi aih.....mereka baru tidur pukul 06.00 WIB....esok harinya

Kapan saya tidur....? Tanyalah pada bantal yang teronggok..heheheh





Burung-Burung Nabawi



Di Masjid Nabawi saya betah berlama-lama, bukan hanya karena begitu nikmatnya beribadah disana...tapi juga karena burung-burungnya.

Burung siapa?

Di halaman Nabawi dengan titik pusat sebuah jam besar, ribuan burung sepanjang hari sibuk terbang membentuk pola indah.

Pagi hingga sore ribuan burung asyik mempercantik Nabawi. Mereka terbang berkelompok membentuk formasi mengagumkan. Siapapun bisa memberi makanan pada burung-burung jinak ini dengan pakan biji-bijian yang di jual beberapa penduduk pendatang.

Begitu tiba di sana kita disambut ribuan burung yang terbang tidak jauh dari kepala....desiran sayap mereka mendatangkan angin sejuk membawa sensasi menyenangkan. 
Mereka terbang diantara beton hotel, lalu hinggap di sekitar jam besar untuk menikmati kudapan, lalu terbang lagi entah kemana dan datang lagi dengan kepakan sayap penuh gairah. Rasanya begitu enak di pandang

Dan di pagi hari ketika menu makan saya di hotel adalah burung goreng...saya bertanya kepada petugas katering yang 100 persen orang Indonesia

" Bang..ini burung apa?"
" Burung puyuh Mba"
" Oh..sy kira ini burung-burung yang terbang di depan Nabawi"
" Hus.h..itu burung peliharaan Nabi, Mbak mana ada yang berani menangkap apalagi menggorengnya"
" Syukurlah bang..sy kira burung-burung itu. Kalau iya saya tidak tega memakannya"

Hahahaha..sy pikir-pikir kok konyol sekali ya pertanyaan saya.




Waffle oh Waffle

Pagi-pagi Ken ribut minta sarapan dengan waffel.Resepnya sih saya sudah simpan,  tapi...cetakannya belum punya. Jadi terpaksa mencari ke Superindo (biasanya kami mendapatkan waffel enak di sini). Pertama mencari di Superindo Cilandak  Mall. Saya pikir jam opersionalnya pagi juga..eh ternyata di sana baru buka jam 09.00 WIB mengikuti jam buka Mall. Ya sudah kami geser ke Superindo PP Plaza Pasar Rebo....berhasillll..ternyata di sini Superindo buka sejak jam 06.00 WIB..woow. Waffel pun di tangan...beres.

Eh  karena lingkungan di sekitar PP Plaza enak..banyak pohon, sejuk dan banyak bangku-bangku yang nyaman buat duduk..Ken tidak mau buru-buru pulang. Iapun asyik menikmati waffel, lalu main game di sekitar kolam ikan yang berada tak jauh dari pintu masuk Superindo.Lumayan ...






Waffle

Bahan :
1 3/4 gr Tepung terigu
1 sdm Baking Powder
1/4 sdt Garam
2 butir Kuning telur
1 3/4 cangkir susu
1/2 cangkir minyak goreng
2 putih telur


Cara Membuat Waffle :


1. 
Aduk tepung, bersama dengan  baking powder, dan garam di dalam mangkuk. Buatlah lubang di tengah campuran tepung tadi. 
2. Kocok kuning telur ke dalam mangkuk yang lain, kemudian masukkansusu dan minyak. 
3. Masukkan
 campuran kuning telur sekaligus ke dalam campuran tepung tadi. Aduk sampai adonan basah dan kental.
4. Bagian penting selanjutnya, kocok putih telur kedalam mangkuk lainnyasampai menjadi kaku dan lembut. 
5. Campur putih telur dengan adonancampuran tepung dan kuning telur, tapi ingat jangan overmix.
6. Tuang sekitar satu cangkir adonan ke cetakan waffle, tunggu sampai matang, angkat sajikan dengan menggunakan Mapple syrup, Madu, Es Cream atau buah menurut selera anda.

Friday 25 April 2014

Qatar : Maaf..,,Kami Sangat Kaya




Datang ke sini seperti ke dunia dongeng tanpa cerita sedih...everybody happy. Walau di kepung gurun..kota ini bersih dan indah. Saking banyaknya minyak di "perut" Qatar dan saking sedikitnya yang harus di beri "makan"..maka tak heran negara ini super makmur..negara terkaya di dunia. Penduduknya  hanya dua jutaan..Duh enak banget ya pemerintahnya hanya ngurus "segelintir" orang...Dua juta hanya sepersekian penduduk Jakarta.
Dan dari dua juta penduduknya hanya 20 % orang Qatar asli..sisanya..pendatang.
Qatar ibarat parade gedung dengan arsitektur yang cantik. Seperti ruang pamer para insinyur bangunan unjuk kebolehan.
Mau tau bagaimana Mall di Qatar..jangan harap ada hiruk pikuk pengunjung. Mall di sana sangat lengang, yang tampak hanyalah pelayan toko yang termangu-mangu menunggu pembeli atau pura-pura berbenah agar tidak terlihat nganggur. Mungkin karena saking sedikitnya penduduk, sehingga acara jalan-jalan ke Mall warga sana tidak menimbulkan hiruk pikuk. Sepi tapi sekali ada pembeli, bisa membelanjalan ratusan juta. Kenapa? Karena di sana tidak ada orang miskin.

Qatar juga ibarat ruang pamer kapal pesiar. Sepanjang pelabuhan berderet perahu-perahu mewah..dan yang pasti di lautnya tak ada sepotongpun sampah. Dan di negara ini juga tidak ada tempat hiburan malam loh. Kalau menurut saya mereka tidak kekurangan suatu apa, materi berlimpah, dan kenapa mesti menghibur diri ditempat hiburan malam? Mereka bukan orang menderita..jadi buat apa di hibur...hehehe iya kan?






Di Qatar saya memang hanya sekitar 4 jam saja..dan cukup untuk membuka mata dan telinga saya seakan ia berkata : Maaf...kami sangat kaya...apakah anda keberatan?






Susu Unta Vs Urin Unta





Susu unta? Saya pernah mendengar sekilas cerita tentang khasiatnya melalui kisah Nabi Muhammad. Susu yang dipercaya bisa membuat badan sehat dan mampu melawan beragam penyakit.
Tapi saya tidak pernah membayangkan atau menginginkan untuk meminumnya.

Rupanya, nasib berkata lain. Di pekan terakhir Maret 2014, saya berkesempatan datang ke peternakan unta di Mekah dan meminum susu Unta segar yang baru di perah dari induk Unta yang cantik.
Aih....berhubung dipeternakan Unta itu "aroma" unta sangat tajam, saya sempat berniat membatalkan meminum susunya. Tapi berhubung kapan lagi bisa, maka saya berniat mendinginkan dahulu susunya di hotel agar saya lebih " mampu" menelannya.

Dan ternyata buih busa susu unta dipercaya bisa membuat wajah menjadi halus, lembab dan kenyal, juga menghilangkan jerawat (meski wajah saya tidak berjerawat) langsung deh ..buih yang diberikan gratis itu saya tempel-tempel di wajah seperti menggunakan pelembab. Hasilnya..memang betul..kulit menjadi kenyal..lembut ternutrisi....aihhhhhh.

Dan.....kembali ke soal susu unta, baru esok harinya setelah susu super dingin saya  berani meminummya. Hmmmm...ternyata susu unta bener-bener bau unta (mungkin cuma sugesti saya ya), rasanya amis. Saya kurang menyukainya. Hanya karena mengingat khasiatnya yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh maka saya dengan suka rela menenggak habis satu botol ukuran kecil. Saya berharap susu ini bisa menangkal saya dari flu.

Selain kisah susu unta..saya sangat mengagumi daya tahan para penggembala unta. Mereka sebagian besar berkulit hitam berasal dari negara-negara Maghribi. Untuk menggembala unta mereka harus tahan segala cuaca dan hidup ibarat "menggelandang" . Tapi aihhh,,mereka tetap bisa tersenyum ramah kepada kami.

Ngomong-ngomong...minum susu unta saja saya butuh mengumpulkan keberanian sehari semalam..apalagi jika saya harus minum kencing unta? What? 
Iya ,...bener...dan air kencing unta itu sangat mahal, satu botol ukuran kecil kurang lebih 500ml saja seharga Rp.90.000. Bandingkan dengan susu unta dengan ukuran yang hampir sama hanya seharga Rp.15.000
Dan konon..air kencing unta ini lebih dasyat lagi dalam melawan penyakit....

Tapi sungguh saya terenyuh ketika melihat air kencing ini, akhirnya, dibeli hanya untuk merana di bandara Jeddah (karena tidak diperbolehkan membawa cairan diatas 100ml di dalam kabin pesawat). Pemiliknya, teman saya, Bunda Irma lupa memasukannya ke bagasi.
Olala