Wednesday 9 November 2016

Jahe Itu Oke


Masuk angin pasti semua pernah mengalami. Rasanya tak nyaman bukan?
Sebenarnya pengobatan dan pencegahannya  sederhana loh..bisa diambil dari dapur kita.
Cukup campurkan air jahe, ekstrak cabai, sereh, dan cengkeh. 
Tapi buat yang sibuk, bikin minuman campur aneka rupa itu pasti ribet ya.
Tak usah khawatir ...ada Minuman Herbal Nikmat Melekat " Ekstrak Jahe".
Ekstrak Jahe  produksi Anom -Timbang, Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah ( DINKES PGB PIRT NO. 213330301078619)  ini memiliki khasiat antara lain :
Mencegah masuk angin
Menghangatkan badan
Menghilangkan rasa kantuk
Menyembuhkan batuk
Mengencerkan dan mengeluarkan dahak
Memperbaiki kinerja lambung dan liver
Memperbaiki nafsu makan
Sebagai analgesik (penghilang rasa sakit)
Mengurangi nyeri menstruasi
Menyembuhkan luka pada saluran kemih
Melancarkan buang air kecil
Mengobati sakit pinggang
Mengobati bibir pecah-pecah

Cara penyajiannya :
Kocok dan tuangkan estrak jahe ke dalam secukupnya. Lebih nikmat jika ditambahkan susu. Seduh dengan air panas.

Saran :
Untuk pengobatan minum 2 X sehari
Simpan disuhu kamar. Agar lebih awet bisa disimpan di lemari pendingin.


Pemesanan : 
Sudar : 0823-2823-9634

Kembali ke alam....kembali sehat






Thursday 25 August 2016

Anak Singkong

Saya ini anak singkong. Di besarkan dengan singkong dan tumbuh hingga remaja di tengah kebun singkong.
Pagi, saya makan nasi singkong (alias krekel alias inthil alias tiwul), ditambah lauk daun singkong. Jelang siang, gorengan singkong. Siang hari kembali ke menu pagi. Jelang sore, singkong bakar dan krupuk singkong. Makan malam ketemu lagi nasi dan lauk yang sama seperti pagi dan siang.
Mungkin kalau dijadikan acara TV bisa berjudul : Dari Singkong ke Singkong.
Hehehe

Jika sedang beruntung..sesekali singkong berubah menjadi Lemek.
Cara membuatnya gampang, ketela diparut, ambil segenggam, selipkan sesendok gula merah ditengahnya lalu bungkus dengan daun pisang. Kukus 20 menit. Siap disantap dengan lahap.

Setelah perut kenyang, saya pun  bermain di kebun singkong. Batang daunnya bisa dironce menjadi kalung lengkap dengan liontin, juga dibuat gelang. Bahkan 3 daun singkong juga bisa dibuat Wayang Golek.
Sementara batang pohon singkong yang dijemur kering bisa  menjadi kayu bakar yang sempurna untuk tungku tanah liat Emak.

Maka sempurnalah saya menjadi anak singkong.


Kini setelah dewasa dan perlahan tapi pasti mulai menua..saya tetaplah anak singkong.
Meski tak lagi tinggal di tengah kebun singkong, kecintaan saya pada tumbuhan asal Amerika Selatan  ini tak kunjung pudar.
Di Jakarta tak sulit menemukan singkong goreng. Mulai dari goreng singkong ala abang-abang di pinggir jalan hingga yang bersanding dengan keju di restaurant..tinggal pilih.
Dan satu makanan olahan singkong yang jadi juaranya menurut saya adalah Combro.
Dengan oncom dan cabe rawit didalamnya..Combro memberikan rasa gurih dan pedas .
Dan dari sekian Combro yang pernah saya makan...yang paling enak luar biasa ada tak jauh dari kantor saya.
Combronya berukuran mungil namun rasanya.....wow...
Renyah diluar...empuk di dalam. Pedas dan asinnya passs .
Ukurannya..tak bikin kenyang.
Teman-teman sekantor saya bilang Combro Candu. Karena bikin orang pingin nyomot lagi dan lagi.

Jadi kalau ke Pulo Gadung Jakarta Timur pagi-pagi, mampirlah ke abang combro favorit saya ini. Gerobak sederhananya selalu terparkir manis di perempatan TU Gas tepatnya di depan pintu masuk kawasan JIEP (kawasan industri). Inget yak pagi-pagi. Karena jelang siang udah ludes.

Yuk. .cussss


Wednesday 10 August 2016

Mulut Besar

Pagi ini di kereta, tepat di depan saya ada dua  ibu-ibu. Satu diantaranya bicara menggelegar, tanpa putus, membahas soal harta yang ia punya dan soal sejumlah barang yang akan ia beli. Sementara ibu di sebelahnya hanya jadi pendengar, sembari sesekali menyahut dengan suara sangat lemah.

Hmmm..saya kagum dengan kemampuan Si Ibu Menggelegar. Ia bercerita nyaris tanpa koma. Mulai dari belanja kue hingga jutaan rupiah, beli baju seakan besok pabrik kain mau tutup..hingga ia membeli gelang seharga 2 juta lebih untuk cucunya yang baru bisa ngoceh. 
Selain itu ia bicara juga soal sewa mobil buat jalan- jalan ke Kebun Raya Bogor..hingga rupa-rupa makanan yang akan ia bawa. 

Kalau saya sih menikmati omongan besar ini. Saya bayangkan Si Menggelegar dikelilingi semua barang belanjaannya. Saya bayangkan kuenya. Lalu saya bayangkan gelang emas yang ia gambarkan detail hingga lekuk-lekuknya.

Tapi sebagian penumpang saya lihat sekali-kali melirik Si Menggelegar dengan tatap sebal tak terkira. Mungkin selain tergangu dengan cerocosannya, penumpang lain juga muak dengan isi ceritanya. 
Wkwkwkw.

Bagi saya...tidaklah pernah saya terganggu dengan cerita model mulut besar. Biarkan saja jika itu membuat si pemilik cerita bahagia. Tak perlu sinis..toh kita diminta membayar belanjaanya kan? 
Buat seseorang mungkin itu kebangaan dia..tak ada niat untuk pamer, tapi hanya berusaha menceritakan apa adanya yang ia miliki. 

Berpikirlah positif....maka indahlah duniamu.

Tuesday 21 June 2016

Kontes Menyanyi

Saat menonton tv, saya heran melihat begitu banyaknya kontes menyanyi. Membuat saya berpikir..apa iya sukses instant, kaya materi dan terkenal hanya bisa dimiliki oleh orang yang bakat nyanyi doang?
Lalu bagaimana dengan orang yang tak bisa menyanyi?
Saya nyanyi di kamar mandipun cicak di dinding berjatuhan mati, bagaimana jika saya nyanyi di tv?

Sungguh..kontes menyanyi di televisi sangat memilukan hati saya. Menyadarkan betapa buruk kualitas suara saya.
Dan membuka mata saya (yang berbulu pendek) bahwa siapa bilang cantik dan pintar tidak bisa dalam satu paket? Jika ada yang berkata, biasanya orang cantik itu tidak berbakat atau sebaliknya.. berarti anda menghina Tuhan. Dosa!

Oh iya....satu lagi.. saya lihat format lomba nyanyi dimanapun sama. Ada yang nyanyi. Ada juri hahahihi. Lalu ada yang nangis saat tersingkir. Ada yang jual penderitaan untuk meraih simpati dan ada yang memutuskan urat malu yang penting masuk tv.
Bahkan ada lomba nyanyi yang mulai sore dan berakhir tengah malam. Tapi kadang saya bingung itu acara menyanyi atau acara melawak, karena antara menyanyi dan melawaknya lebih banyak lawakannya.

Dan menurut saya dari semua yang terlibat di acara itu penonton di studionya lah yang paling hebat. Bayangkan... mereka kuat nonton berjam-jam dan entah dibayar entah tidak. Kalaupun dibayar pasti besarnya hanya sepersekian persen artis yang nyanyi, komen dan ngelawak .


Kalau kita yang nonton di rumah sih saya yakin tak banyak yang kuat nonton selama itu non stop. Paling sesekali ditinggal mandi, ke warung, ke poskamling bahkan ditinggal tidur.
Lah klo penonton di studio kan harus hore-hore terus sepanjang waktu. Mana boleh mereka tidur.
Saya jadi bertanya-tanya..mungkin penontonnya pakai sistem shift persekian jam kah?
Entahlah.

Soal artis dan jurinya kenapa kuat bawa acara selama itu? Saya sih tidak kagum..kan mereka dibayar tinggi.
Hehehe.

Hidup penonton di studio!!! Kalian hebattt euy..

Oh ya soal juri...dikontes nyanyi apapun..baik yang mengaku murni ide sendiri atau kompetisi dengan format impor dari luar negeri. Saya lihat selalu ada satu juri yang dibikin seolah bersifat nyebelin (mengkritik pedas) ...ada juri yang selalu berantem satu sama lain dan ada juri yang kalem sebagai penengah.
Sah-sah saja lah ..karena untuk menghibur penonton konon formatnya harus begitu.
Tapi apa semua juri kontes menyanyi harus begitu?

Sayapun teringat tanggapan teman saya ketika saya ngoceh soal lomba-lomba nyanyi yang seolah seragam...teman saya dengan sengit mengomel.
" Ah lo...lo bisa ngomong kaya gitu karena lo sirik..tidak bisa nyanyi, tidak bisa jadi juri, tidak bisa jadi penonton studio..Ngaca lo! Sudah lah ..klo lo tidak suka...ya jangan ditonton. Matiin tipi lo..atau lo jual aja tipi gendut buluk lo itu. Nggak usah sok kritik-kritik. Lagian siapa lo?"

Sayapun nyengir. Dan saya rasa perkataan teman saya itu...ada benarnya.

Saya akan jual tipi...

Hahahaha

Thursday 16 June 2016

Musik Gratis Dari PLN

Semula saya menggunakan listrik daya 900 watt. Tapi kok sering sekali anjlok.
Lalu saya berniat pindah ke 1300 watt.Ternyata (kala itu) menurut petugas tidak bisa lagi menggunakan sistem lama. Harus token. Baiklah...maka si meteran tagihan bulanan pun berganti menjadi meteran kekinian.
Tapi....Weladalah.... mengerikan sekali biaya listrik saya.
Dengan pemakaian sama, di 900 watt saya hanya membayar listrik di bawah Rp 300 ribu per bulan tapi sejak beralih ke 1300 watt..tagihan menjadi Rp1 juta. Wajar lah jika tagihan saya naik karena listrik 1300 konon non subsidi..tapi semahal itu kah?

Paling sebal jika tengah malam tiba-tiba meteran berbunyi minta diisi. Rasanya seperti merawat bayi yang kapan saja bisa menjerit menangis meminta susu ketika lapar..kita harus siap kapan saja "menyuapi" token agar Si Meteran diam.

Dan ketika Menteri Rizal Ramli protes soal ini..lahhhh..rasanya seperti mewakili suara hati saya.
Lalu munculah kebijakan masyarakat bebas memilih sistem token atau non token.
Aishhh..terlambat sudah.
Kini semua tetangga kontrakan saya sudah terlanjur beralih ke token.


Maka....Sekarang setiap hari kami menikmati konser gratis dari meteran kami yang "menyanyi" saling bersahutan..

PLN sungguh menghibur...memberi kami musik gratis setiap hari.
Keren lah...kereennnnnnn.

Tit....tit...tit....tit....begitu bunyinya...

Tit.... tit ....tit...emakkkkkkk..minta tokennyaaaaa.....


Dan sekarang sampah di rumah saya juga bertambah.... sampah struk token listrik.

Sunday 22 May 2016

Wisuda Tanpa Foto

Karena teman memasang profil BBM gadis cantik diwisuda, saya jadi teringat masa saya menutup masa kuliah dengan wisuda yang memprihatinkan.

Kala itu saya tak punya uang untuk dandan menor ke salon. Teman kost, dengan baik hati dan suka rela mendandani saya ala kadarnya. Yang penting bedak dan lipstik. Oles..tempel tepak tepuk..maka jadilah.

Karena konde juga tak mampu saya sewa, maka rambut saya nan pendek dan tipis hanya diikat kebelakang lalu di tekuk, macam pantat ayam baru bertelor.

Bagaimana dengan baju?
Kebaya dan kain saya pinjam dari teman asal Palembang. Agak kedodoran, tapi saya anggap itu bagian dari resiko meminjam.
Sepatu..? Juga pinjam ke teman kost yang lain.
Dengan hak tinggi, terasa gempa setiap kali melangkah.

Setelah siap, maka bermodal kamera tua ( kala itu kamera masih menggunakan roll film) kami foto-foto lah dengan pose-pose centil-centil mengenaskan. Berusaha mendongkrak percaya diri meski berasa rendah diri setengah mati.

Bagaimana cara menuju tempat wisuda di kampus kami tercinta?
Saya nebeng teman yang menyewa angkot. Seperti rombongan emak-emak mau kondangan.
Untunglah wisuda hanya di gedung kampus..bukan di convention hall nan jauh dan megah. Karena jika di JHCC atau Balai Sudirman misalnya...wassalam.

Eng ing eng. Begitu tiba di gerbang kampus, saya berjalan tertatih-tatih.Rasanya seperti mau terjerembab.

Alamak banyak sekali tukang foto.
Dan tak satupun dari mereka yang sudi memotret saya. Padahal teman-teman saya langsung jadi incaran blitz kamera.
Mungkin tukang foto tak yakin saya punya uang untuk membeli hasil jepretan mereka. Atau dandanan saya tidak ada setelan mau wisuda dan dikira hanya salah satu anggota keluarga yang mengantar.

Bapak Ibu dan saudara-saudara (yang kebetulan datang dari kampung ) ternyata sudah pula menunggu. Dari tatapan ...terlihat mereka begitu nelangsa dengan tampilan saya.
Sayapun tersenyum malu-malu prihatin.

Tapi dalam hati saya bangga, setidaknya saya tidak menyia-nyiakan hasil keringat kedua orang tua dan bantuan saudara-saudara. Saya bisa selesai kuliah setahun lebih cepat. Alasan utamanya bukan karena saya pintar..tapi saya memaksakan diri agar orang tua saya tak lama-lama pusing dengan urusan biaya.

Maka...dengan dandanan ala kadarnya ini saya melalui prosesi wisuda yang hikmat dan terasa mengharukan. Terbayang kertas-kertas ujian saya yang buram. Terbanyang perjuangan membuat skripsi yang dramatis. Semua berputar di kepala saya dengan gegap gempita.

Lalu....karena dana wisuda yang murah tidak menyediakan makan siang, maka begitu wisuda dan proses foto resmi wisuda selesai, kami berombongan menuju rumah saudara di Depok. Kami makan Indomie rebus ramai-ramai.
Nikmatnya ....



Beberapa minggu kemudian, saya datang lagi ke kampus dengan niatan mengambil hasil foto.
Tapi...malang nian nasib ini. Ternyata hasil fotonya tidak ada.
Ya Tuhan... sedihnya.
Bukan soal tak melihat hasil fotonya, tapi uang yang sudah saya bayarkan untuk foto itu adalah hasil kerja keras Bapak menjual bibit ikan ke pasar.

Rasanya sungguh tak rela.

Dan pihak penyelenggara hanya bisa bilang maaf...Foto tak jadi..uang tak kembali.


Demikian cerita wisuda saya.Mungkin tak bisa jadi inspirasi...tapi tak usah pula ditangisi.

Betul kata teman saya : Hidup lo berat

Hahahaha...


Tuesday 19 April 2016

Aquarium Kaiyukan Yang Menawan



Matahari akhirnya menyapa kulit kami pagi-pagi.
Tujuan hari ini Aquarium  Kaiyukan
Halaman aquarium sangat luas. Sejumlah murid taman kanak-kanak nampak berbaris rapi, senam dan bernyanyi. 

Mood Ken mulai naik turun. Kakinya yang sakit karena otot kaku (efek terlalu banyak berjalan dan berdiri plus udara dingin) membuat saya harus bersabar menguatkan. Karena sudah jauh-jauh ke Osaka, sayang rasanya jika harus di hotel atau di bus saja.

Masuk ke pintu utama aquarium kami disambut patung ikan super besar, lalu aquarium mirip di Seaworld Ancol plus booth foto. Jika ingin foto dan cetak siapkan sekitar Rp.150.000/lembar.
Setelah foto, pengunjung menaiki eskalator sempit (hanya muat satu orang mirip antrian) dan curam setinggi 8 lantai.

Pemandangan pertama diujung eskalator adalah hutan Jepang. Dibuat semirip mungkin aslinya lengkap dengan berang-berang yang lucu dan menggemaskan.
Selanjutnya kita disuguhi rupa-rupa ikan hingga singa laut dan pinguin yang terlihat sehat dan bahagia.
Lalu setengah perjalanan jelang pintu keluar pengunjung bisa kenikmati aquarium raksana serupa lautan  Pasific lengkap dengan ikan-ikan super besar seperti hiu dan paus. Ada 5.400 ton air dengan ke dalaman  9 meter dan panjang 34 m.
Wow..rasanya menenangkan sekali melihat rupa-rupa hewan air ini.
Si Ken sampai susah beranjak.


Jelang pintu keluar ada kolam tempat aneka ikan (bayi hiu, paus dan ikan pari) yang bisa disentuh pengunjung.
Tapi eit...ada aturan yang harus dipatuhi yaitu cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh ikan..plus jangan sentuh mulut ikan.
Di titik ini Si Ken sudah tidak antusias. Dia sudah capek dan terus mengeluh kakinya kesakitan.

Hmmm..aquarium yang sangat indah. Jika suatu saat nanti saya punya kesempatan kembali ke sini...saya akan menghabiskan waktu seharian.

Untuk yang berkunjung ke Osaka..Aquarium Kaiyukan...sangat saya rekomendasikan.











Osaka, 15 Maret 2016

Support by : Boneeto

Universal Studio Osaka.. Olala



Sejak pagi gerimis tak hentinya mengguyur Osaka. Ramalan cuaca mengatakan, cerah akan muncul jelang sore.
Maka dengan menembus rintik -rintik dan menahan udara super dingin 6 derajat kami menuju Universal Studio.

Jarak dari tempat parkir ke pintu gerbang lumayan jauh, sekitar setengah kilo meter.Jalan kaki terasa semakin berat karena diterpa hembusan angin yang terasa membekukan tulang.

Yang pasti begitu sampai di depan gerbang utama, semua langsung sibuk berfoto di bola dunia logo Universal.

Setelah itu barulah kami menuju gate ticket. Lancar tanpa antrian berarti. Mungkin karena masih pagi.

Sampai di dalam ...hujan makin deras. Kami berpencar dengan waktu dan titik kumpul yang sudah kami sepakati. Setidaknya kami punya waktu 7 jam untuk berkeliling. Jam 12 waktu setempat kami sepakat bertemu di wahana Harry Potter.

Tujuan pertama berdasar rekomendasi guide adalah wahana Spiderman.
Maka antrilah kami....hampir 3 jam lamanya. Untunglah Ken tidak protes. Padahal pertunjukan 3Dimensi yang kami tonton hanya sekitar 5 menit!
Ya lumayan lah...setidaknya ngalamin diselamatkan Spiderman dari serangan musuh.
Pokoknya, diujung antrian yang berasa sepanjang Tembok Cina, kami dibagikan kacamata 3 dimensi, lalu dipersilahkan duduk manis dibangku kapasitas 12 orang (yang dibentuk menyerupai mobil) dan wus..wus. Spiderman sempat nangkring di depan kami, dan berbicara kepada kami menggunakan bahasa Jepang..entahlah apa yang dikatakan mas Spider pada kami. Mungkin ia berkata..."Apapun yang terjadi tenang..ada Aku yang akan melindungi dan menyelamatkanmu..." So sweet.

Maka jungkir balik plus melompat ke sana kemari lah Spiderman menyelamatkan kami dari serangan musuh. Ketika kami di serang dengan api maka ada hembusan udara hangat..dan ketika kita diserang dengan air, maka ada titik air sungguhan menimpa kami. Paling menegangkan ketika kami seolah jatuh dari gedung bertingkat....rasanya seperti naik roller coaster... wussssss..jatuh dari ketinggian lalu...sretttttt...detik terakhir sebelum terhempas, kami diselamatkan oleh jaring Mas Spider.
Hahaha.. menyenangkan..tapi sayang kenapa durasinya tidak 30 menit ya...? Tidak sebanding dengan capek antrinya.

Jadi komennya...seru sih, tapi tetap tak sebanding dengan capek antrinya.

Baiklah..kami harus segera keluar. Begitu turun dari bangku, kami disambut mbak-mbak yang menawaran cuci cetak foto seru kami ketika di dalam.
Muahalnya...Rp.150.000.
Tapi demi sebuah kenang-kenangan..dengan berat hari tercetaklah foto kami.
Nampak saya dan Ken sedang tersenyum lebar di sana.

Segera saya ajak Ken keluar dari Wahana, karena sebelum pintu keluar ada rupa-rupa makanan dan souvenir Spiderman yang harganya jauh dari jangkauan kantong saya.
Hahaha





Osaka 14 Maret 2016

Di sponsori oleh : Boneeto

Monday 18 April 2016

Melawan Lupa

Saya itu jagonya lupa. Mungkin kalau ada lomba balap lupa, saya bisa juara atau minimal finalis.

Bila keluar rumah, sekian menit kemudian pasti saya kembali dengan alasan ada yang tertinggal.
Paling sering..HP.

Tapi, saat kami pergi sekeluarga, benda yang paling sering alpa saya bawa adalah tas.
Padahal di tas terdapat segala macam peralatan "tempur". Mulai dari dompet sampai makanan dan baju ganti anak-anak.


Hal konyol menyangkut lupa juga saya alami sewaktu Ken pertama masuk sekolah dasar.
Saking semangatnya, menggunakan motor, melesatlah kami menembus kemacetan.

Segala macam wejangan saya sampaikan pada Ken.
Belajar yang benar, hormati dan dengarkan kata guru, konsentrasi, sayangi teman-teman. Bla..bla..bla
Begitu sampai di gerbang sekolah..eng ing eng.
Kok tasnya Ken tidak terbawa.
Gubrak...

Pernah juga kami berempat pergi tanpa tujuan. Pokoknya muter-muter sajalah.
Hingga kemudian Ken minta beli somay. Begitu tiba waktu membayar....loh mana tasnya?
Ternyata tas tak terbawa.
Padahal dompet dekil tua saya ada di dalamnya.
Beuhh...

Dan kemarin, kami berniat kembali berputar-putar. Begitu sampai di luar pintu pagar, saya tengok bagian depan motor. Wah ...kosong..tak ada tas di sana.
Sayapun ngomel panjang lebar ke suami
"Kan tadi sudah saya bilang. Tolong bawakan tas. Jangan sampai deh bikin malu gara-gara tak bawa uang. Terlalu sering tas tertinggal. Saya kan ribet urus dan pegang Kin. Jadi tolong dong...soal tas ya saya dibantu. Bla..bla..bla"
Nerocoslah saya seperti petasan banting.
Suami saya diam saja.
Si Ken diam saja.
Kom tumben tak ada yang membalas sengit omelan saya.

Lalu..lewat kaca spion saya melirik wajah saya yang cemberut masam seperti Asam Jawa.

Eit. Tunggu...apa itu dipundak saya....
Weladalah....ternyata tasnya sudah tergantung manis di punggung saya !!!!
Omelan saya langsung terhenti seketika.

Tawa Si Ken dan Bapaknya meledak seperti mercon perkawinan.
Si Ken menyeletuk ..."Ibu...ibu. Ibu ini lucu kaya Parto".


Tiba-tiba saya merasakan tas dipunggung menjadi berat.


Seberat beban hidup saya..

Hahahahahha

Thursday 31 March 2016

Cantiknya Kartu Flazz BCA - Superindo



Sebagai konsumen Superindo, sudah lama saya menunggu adanya member card. Bahkan beberapa tahun lalu saya sempat meng-email CS-nya, mengusulkan ada member card. Email saya pun berbalas. Intinya, masukan akan ditampung. 
Baiklah....maka sayapun setia menunggu...lamaaaa.

Hingga kemudian, bulan lalu saya menerima email yang menginfokan Superindo (bekerjasama dengan BCA) telah menerbitkan kartu, yang bukan hanya berfungsi sekedar sebagai kartu member tapi juga layaknya uang plastik yang bisa digunakan untuk pembayaran di seluruh merchant dengan logo Flazz. 
Meski saya bukan nasabah BCA tapi tak perlu khawatir karena top  up  saldo bisa dilakukan merchant (saya biasanya mengisi di Alfamidi). Minimal top upnya Rp 50.000 dan maksimal Rp 1000.000

Enaknya  saya bisa gunakan kartu ini untuk naik kereta.


Nah..untuk mendapatkan kartu Flazz-Superindo sangat mudah. Kita hanya cukup meminta ke kasir, dan akan dikenakan harga Rp 20.000 untuk starter pack.
Tampilan kartunya cantik banget loh...bergambar aneka sayuran segar.. Sama seperti kualitas buah dan sayur di Superindo yang selalu segar menggoda.


Oh ya...kartu ini bisa dipindahtangankan, tanpa fitur pengaman apapun. Jika hilang bank tidak dapat melakukan pemblokiran. Jadi saran saya.. jangan isi banyak-banyak, karena jika hilang, dan ditemukan oleh orang yang jahat, maka kemungkinan saldo akan lenyap digunakan sang pencuri untuk belanja asyik.... heheeh





Sunday 20 March 2016

Akhirnya...Jepang




Bandara Kansai....Osaka, jam 12 siang waktu setempat.

Bandara yang dibuat dari laut yang ditimbun tanah ini terasa lengang. Proses imigrasi berjalan cepat. Keramahan khas Jepang mulai terasa.
Saya segera mencari toilet dan berganti baju dengan jacket yang lebih tebal. Keni saya pakaikan jaket rangkap dua. Suhu 6 derajat (plus angin lumayan kencang)  tentunya langsung menohok kulit kami yang biasa ditempa suhu 30an derajat di Jakarta.

Begitu bus penjemput datang...kami (rombongan 16 orang) bergegas naik dan langsung lega karena cuaca hangat di dalamnya.
Tujuan pertama bukanlah hotel tempat kami menginap..tapi ke pusat perbelanjaan. Namanya Shin Sei Bashi.
Baiklah....lanjuttt


Pemandangan selepas bandara sungguh mengesankan. Pelabuhan dan kawasan indutri yang sangat tertata dan bersih, tak ada kesan kumuh seperti di Indonesia. Tak ada selembar sampahpun terlihat.  
Wow.

Jalanan yang kami lalui juga terlihat lengang. Tak ada kemacetan. Di kiri kanan jalan tak banyak orang berlalu lalang. Tenang sekali.


Satu jam kemudian kami sudah sampai di pusat belanja.
Begitu turun saya langsung pusing melihat begitu banyaknya orang yang berlalu lalang. Kontras dengan jalanan yang tadi terasa begitu kosong.

Konsep Shin Sei Bashi mirip Pasar Baru di Jakarta.
Ada lorong panjang sekitar 1 km, kiri kanannya di penuhi toko  aneka rupa : pakaian, kosmetik,souvenir dan makanan.
Sayapun langsung tenggelam ditengah orang-orang Jepang yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng.
Kamera lalu sibuk saya arahkan ke beberapa titik. Dan begitu selesai jeprat jepret, saya menengok kanan dan kiri....woiiiiii...teman satu rombongan sudah tak tampak lagi.
Kennnnn.........kita terpisah dari rombongan.
Hahahahha.....







Disponsori oleh : Boneeto

Saturday 19 March 2016

Sekejap Di Hongkong

Jakarta 12 Maret 2016
Hongkong 13 Maret 2016





Mimpi saya dan Keni  ke Jepang....akhirnya terwujud juga.


Kami terbang dengan Cathay Pasific, lewat tengah malam dari Bandara Soekarno Hatta. Lalu  mampir dulu di Hong Kong...transit. Waktu tempuh Jakarta Hongkong 4 jam 40 menit.
Lumayan lah..walau hanya di bandara saja, tapi judulnya pernah ke Hong Kong. Lagipula Hong Kong bukanlah tempat yang ingin saya datangi. Mungkin karena di film-film, Hong Kong selalu digambarkan identik dengan mafia dan judi..maka dalam bayangan saya Hongkong isinya gedung-gedung tinggi dan casino yang dipenuhi orang berjudi. Padahal menurut  Bang Roma, bahwa judi itu tidak baik loh.Heheheh

Jadi jika kelak punya uang berkoper-koper, Hongkong bukanlah negara yang ingin saya kunjungi (kecuali gratis..hahahah)



Brrrrr....Sampai Hong Kong di sambut hujan. Dari kaca jendela, saya dan Ken hanya bisa menyaksikan Hong Kong dalam siluet kabut dan pesawat yang sibuk "mengisi perut".
Selebihnya saya asyik melihat orang cantik tampan, berlalu lalang dengan koper dan baju modis.
Udara dingin dibawah 6 derajat tak menghalangi seseorang tampil keren dengan busana mini. Karena...bagi mereka penampilan adalah segalanya.




Itu saja...
Saya tak banyak bisa cerita soal Hongkong. Hanya numpang duduk di bangku bandara 1 jam lamanya.

Mari kita lanjut ke Osaka..dengan waktu tempuh 3 jam 40 menit lamanya.



Jepang....iyong dela maning tekannnnnnn...enteni yaaaaa....



Disponsori oleh : Boneeto

Sunday 28 February 2016

Blake Shelton : Iam Falling In Love With You

Sebagai orang kampung, yang tidak hobi mendengarkan musik,  saya terlambat mengenal Blake Shelton. Apa lagi soal aliran musiknya (country) lebih tidak paham lagi.

Kemudian ( tak ingat persis)  tahun 2014 saya nonton The Voice Amerika, yang salah satu juri audisi buta-nya adalah Blake. Kala itu jurinya masih Adam Levine, Chelo, Sakhira / Christina Aguilera dan Blake Shelton.
Sempat bertanya. Siapa Blake? Kenapa setelah 30an tahun hidup saya...saya baru tahu ada penyanyi seperti dia?
Karena suka dengan konsep The Voice yang mengedepankan suara terlebih dahulu (daripada penampilan) maka sayapun rutin menonton acara lomba menyanyi ini. Dan  mulai mengenal siapa Blake. Rupanya dia sudah mempunyai istri yang hebat, penyanyi country juga dan cantik sekali Miranda Lambert
Sayapun terkagum-kagum.

Namun saat itu, soal Blake saya baru sebatas....oooooo...ini Blake. Saya lebih terpesona dengan Adam Levine yang seksi tak terkira.
Hingga kemudian, saya berhenti nonton The Voice karena perusahaan tv kabel (dimana saya berlangganan) bangkrut.

Lalu..pertengahan Februari ini, entah kenapa saya kok memikirkan Blake. Maka, dengan berdebar-debar saya tontonlah dia di youtube. Yang pertama muncul ketika saya search  adalah lagu "Home".

Damn.....lagu yang sebelumnya saya kenal betul versi mas Michael Buble..ternyata sangat menohok ketika dibawakan Blake.
Saya jatuh cinta pada pria ini.
Dan mulai lah googling segala hal soal Blake.

Duh Gusti...ternyata dia sudah cerai dengan Miranda Juli 2015. Dan sudah punya pacar baru..ibu cantik dengan 3 anak yang juga sama hebatnya dengan Miranda yaitu mbakyu Gwen Stefani, yang juga resmi bercerai Agustus 215

Kenapa Gwen?

Usut punya usut ternyata Blake dan Gwen juga sama-sama jadi juri The Voice..dan...aduh mamakeeeee..di youtube saya bisa melihat dengan jelas bagaimana tatapan Blake ke Gwen..dan sebaliknya..The are really in love..

Blake...saya ikut bahagia dengan cinta barumu.
Dan lewat tulisan ini..saya juga ingin menyampaikan..(maaf Gwen)...Iam faling in love with you....Blake Shelton.

Wkkwkwkwkw

Monday 22 February 2016

Tempat Paling Romantis Di Dunia

Bagi saya tempat paling romantis di dunia bukanlah di bawah menara Eiffel  Paris atau di gondola Venezia,  tapi bandara..bandara di manapun itu. 
Disana kita bisa melihat begitu banyak pertemuan dan perpisahan. Dan keduanya menimbulkan romantisme tersendiri.

Bandara adalah pintu gerbang jutaan orang pulang dan pergi, dengan iringan doa dan cinta.

Ada wajah- wajah penuh pengharapan di terminal kedatangan. Ada tawa riang dan pelukan ketika pertemuan  tiba .
Dan di terminal keberangkatan..ada doa berbalut sayang dan cinta agar yang pergi selamat sampai tujuan.
"Kabari begitu sampai....."
Kalimat sederhana yang indah bukan?
Disinilah pertemuan dan perpisahan saling berdampingan.


Di bandara kita bisa melihat cinta dari segala bangsa dan rupa. Saling berseliweran..berpapasan dan melengkapi. 


Sayangnya rumah saja jauh dari bandara. Jika dekat saya pasti akan datang setiap hari..duduk dibangku tunggunya dan melihat cinta dimana-mana.

Sayangnya..rumah saya hanya dekat terminal bus dalam kota  saja..di  mana yang nampak wajah lelah bekerja tak kaya-kaya (tak jauh beda dengan saya) dibumbui tampang copet dan preman yang entah kapan insafnya.



Sunday 31 January 2016

Coretan Hebat Dari Nambu Line

Di kereta tujuan Jakarta -Bekasi,  tertegun saya melihat poster dan tulisan yang tertempel di dekat pintu.



"Dari anak-anak Jepang untuk anda  sekalian- Nambu Line"

Lukisan-lukisan yang  mengharukan. Coretan yang sangat sederhana tapi kaya makna.
Sebagian berisi garis-garis tak beraturan, lalu ada yang menyerupai kepala manusia sedang tersenyum, dan ada pula yang berusaha menggambarkan anak-anak sedang bermain.
Sebagian anak  mencoba mewarnai gambar kereta namun sama sekali jauh dari rapi dan sempurna.


Saya jadi teringat lukisan dan coretan kedua anak saya... jauhhh lebih bagus dibanding milik anak-anak Jepang
Padahal selama ini saya kira, lukisan anak saya tertinggal dengan anak-anak seusianya.

Blarrrr
Saya pun merasa ditampar.
Saya ternyata kurang menghargai karya kedua anak saya. Menuntut standar terlalu tinggi.
Saya melupakan bahwa setiap anak adalah unik, setiap anak istimewa dengan caranya.

Poster-poster ini seakan menonjok saya.



Tak terasa air mata saya menggenang. Kereta  bekas dari Jepang ini menohok saya..........
...betapa saya seharusnya berbangga untuk anak-anak saya.



Saturday 30 January 2016

Malas-Malas Menggemaskan

Transportasi umum seperti kereta memang menyediakan banyak kelucuan.
Seperti sore kemarin.
Di depan saya terjadi pertengkaran kecil hanya karena ada "oknum" penumpang yang malas menggeser pantat. Seakan pantatnya sudah dilem super sehingga susah digerakan.

Ceritanya, ada seorang ibu dengan anaknya usia 20an naik. Keduanya biasa duduk, tetapi si anak terlihat tak nyaman karena sempit. Apesnya penumpang sebelahnya tak mau bergeser. Sehingga sang anak terpaksa pindah duduk di samping saya. Si Ibupun marah. "Tak mau geser sih. Berasa kereta milik sendiri" dilanjutkan dengan ngedumel panjang.
Si Pantat Tak Mau geser merasa tersinggung dengan kata-kata Si Ibu...maka berkatalah ia dengan ketus " Saya duduk sesuai jatah kok..badan situ aja yang gendut jadi makan tempat"
Saya ngakak dalam hati...pingin guling-guling dilantai gerbong 1 sampai 12.
Walah....mba....sebelum ngatain orang lain gendut coba lihat ke badan sendiri...atau mintalah bantuan cermin. Badan situ sama gendutnya dengan Si Ibu!

Saya pribadi sih membela Si Ibu.
Sering saya  melihat atau berinteraksi   dengan orang seperti  Si Pantat Tak Mau Geser.
Padahal untuk menyeret sedikit panggul tidaklah butuh tenaga besar. Tapi rupanya yang  diperlukan adalah jiwa besar..tenggang rasa besar. Sayangnya tak banyak orang yang memiliki.

Ditransportasi umum yang banyak muncul adalah "Yang penting gue nyaman...lo susah ya...derita lo lah"


Salam manis buat Si Pantat Tak Mau Geser..dimanapun anda berada....muachhhh...


Tuesday 26 January 2016

Catatan Tentang Marmut



Sewaktu usia SD, saya dipercaya Bapak untuk memelihara marmut. Hewan (yang menurut saya setengah kelinci dan setengah tikus) ini sungguh menggemaskan. Mereka makan tiada henti sehingga saya harus bolak balik mencari pakan. Merekapun beranak pinak dengan cepat, sehingga kandang  diperluas. Kucing imut kami  ikut menjaga dari gangguan tikus yang kerap memangsa anak marmut (baru lahir).
Sungguh kucing yang baik.

Tapi lama kelamaan saya kewalahan menyediakan rumput. Apalagi dimusim hujan. Rumput yang basah membuat marmut diare.
Jadi saya terpaksa memberi mereka makan daun pisang atau tanaman lain yang berdaun lebar. Kenapa? Karena daun pisang dan sebangsanya mudah  dikeringkan dengan lap kain. 
Bayangkan jika saya harus mengelap daun rerumputan satu persatu. Repottt....
Xixixi

Hingga kemudian tiba-tiba semua berubah. Sepulang dari menonton kuda lumping di dusun sebelah, saya kaget...kandang marmut telah kosong. Saya panik..kemana mereka? 
Ternyata tanpa lebih dahulu meminta persetujuan saya,marmut-marmut imut itu telah di jual dan beberapa diantaranya di potong untuk dimasak.
Tentu saja saya  protes keras. Marmut yang membuat saya rela menghabiskan sore dengan mencari rumput, lenyap begitu saja.

Melihat sebagian dari mereka sudah berbalut bumbu dan santan di atas meja, sungguh tak akan tega  memakannya. Rasa lapar di perutpun menguap berubah menjadi pilu di ulu hati.

Tapi dengan santai Bapak dan Ibu saya berkata : "Sekarang kamu tak perlu repot mencari rumput, kamu bisa belajar dengan tenang"

Oh...sedihnya.  
Dari balik pintu dapur..saya pandangi kandang, sabit dan keranjang dengan mata berlinang.



Sumber foto : merdeka.com

Makanan Yang Di Cinta Tapi Di Benci

Makanan yang di benci (orang lain) sekaligus di cinta (oleh saya)  versi saya : 

Mie Instant
Rasa kari ayam  dengan irisan cabai, daun bawang dan kuah kental. Top !
Lebih oke begete ditambah sayur dan telur dua butir. Mak slurup....slurup.
Dimakan disaat udara dingin..muuaantepppp.
Harganya yang terjangkau menjadi penolong utama bagi yang berkantong cekak. Bahkan teman saya mengaku, disaat kost dulu, rela menanam cabai demi mendapat semangkuk mie kuah panas pedas mengepul.

Tapi sebagian orang bilang, mie itu makanan berbahaya, tak sehat !
Maka saya mengintip kemasan mie bagian belakang. Di sana tercantun deretan nilai gizinya.
Pikiran awam saya berkata ..kalau berbahaya kenapa ndak dilarang? Kenapa dijual bebas sebebas merpati? Kenapa di iklankan hampir tiap menit dengan model anak-anak yang lahap makan mie pula?
Ada yang bilang saat merebus mie..buang air rebusannya, karena berbahaya buat kesehatan.Tapi pihak produsen bilang, justru air rebusan inilah yang mengandung vitamin. Jika dibuang maka habislah nilai gizinya.
Olala....
Pemikiran saya...jika memang hanya makan mie saja tanpa tambahan variasi makanan lain tentulah  bisa kekurangan gizi. Sama halnya jika kita terus menerus makan nasi saja tanpa teman lauk pauk dan sayur.
Bukankah di beberapa negara makanan pokoknya juga mie? Mereka sehat-sehat saja tuh rakyatnya. Bahkan lebih makmur dari kita.

Jadi saya pribadi tidak pernah takut makan mie.
Saya suka...saya suka !


Gorengan
Orang bilang gorengan jauh dari sehat, penyebab kegemukan dan kanker. Penuh dengan lemak dan radikal bebas.
Hmmmm....sungguh saya pecinta sejati gorengan. 
Bakwan, tahu goreng, combro, oncom goreng, semua menggiurkan.
Makanan cocok di segala suasana baik kala gulana maupun suka cita plus murah meriah.

Jika saya kulik-kulik..bakwan itu dari sayur mayur, combro juga terbuat  dari singkong dan oncom yang kaya gizi. Pisang goreng..kaya kalium dan folat. Tempe..siapa yang meragukan manfaatnya?  Apa yang salah? 
Minyak? Dipakai berulang? Anti oksidan di bahan baku gorengan saya kira bisa lah melawan radikal bebas si minyak (ini pendapat pribadi saya ya..hehehe)
Mau aman 100 persen ya goreng sendiri. Gitu aja kok ribet..

Bagi saya gorengan adalah simbol ekonomi kerakyatan. Coba berapa banyak orang yang bisa hidup dari gorengan. Mungkin disetiap jarak 100 meter kita bisa dengan mudah menemukan pedagang gorengan. 
Mereka ini di mata saya lebih mulia dibanding orang yang wara wiri di tv bilang peduli rakyat..tapi ternyata korupsi. Sebel kan?

Ya..sudah lah..daripada pusing..mending kita makan gorengan.

Mendoan plus cabe rawit....i love you full!

Monday 25 January 2016

Mabuk Di ATM


Saat  di depan ATM sering saya "digoda" oleh pengguna ATM lain. Bukan karena saya kece badai sexy bohay..tapi karena sepertinya mereka paham betul kalau uang di rekening saya tak seberapa.

Begini bentuk "godaaanya" :
Pernah sekali waktu, saya hendak mengambil uang. Begitu masuk ruangan ATM, seseorang baru saja selesai dan keluar sembari menelepon.
Sewaktu saya hendak menyelipkan kartu atm ...olala..ada uang 3 lembar seratus ribuan melambai-lambai, menjuntai menggoda,  tak diambil mas-mas tadi.
Buru-buru saya ambil uang itu lalu berlari mengejar si mas-mas yang ternyata  belum jauh dan masih sibuk menelepon.
Begitu uang saya kembalikan, si mas-nya hanya terbelalak kaget, menerima sembari sedikit membungkuk (mungkin bermaksud berterimakasih)  lalu sibuk kembali dengan teleponnya. Mungkin dia sedang urus  negara..atau urus domestik rumah tangga. Bukan urusan saya lah

Jujur..sebagian hati busuk saya mendapat bisikan..." Ah..kenapa ndak diambil saja, lumayan tuh 300 ribu "
Tapi sebagian hati baik saya menang. Buktinya uang itu kembali kepada yang berhak kan?

Dan kejadian uang tak diambil pemiliknya ini saya alami setidaknya 3 kali dengan jumlah uang yang lebih sedikit. Reaksinyapun hampir mirip..sambil menelepon, terburu-buru dan tak mengucapkan terimakasih. Saya sih ndak papa. Kata emak saya, menolong harus ikhlas. Jangan mengharapkan ucapan terimakasih.

Oh ya...selain uang,  saya seringkali menemukan kartu ATM yang baru separuh menjalankan transaksi, atau memungut kartu ATM yang baru nongol dari mesin.
Reflek, saya langsung berteriak..."Pak/Bu/Mba/Mas...kartu ATM-nyaaaaaaaaa....ketinggalannnnnnn".
Otak busuk saya kadang berpikir. .coba ya, saya tak usah kembalikan itu ATM, saya kuras saja uang di rekening tersebut..siapa tahu isinya ratusan juta.
Tapi jiwa baik saya ternyata masih ada. Saya selalu kembalikan benda pipih kecil itu ke yang berhak.
Setidaknya saya menghindarkan mereka dari bulukaan di antrian CS bank, akibat harus mengganti ATM yang tertelan...iya kan?

Ngomong soal ATM yang tertelan, setidaknya lebih dari lima kali saya mengalami. Suami saya sampai berkata .." Hobi kok lapor kartu ATM tertelan".
Entahlah....sering kali begitu uang sudah dilepeh mesin ATM, saya lupa mengambil kartu.
Mungkin karena pikiran dan hati saya "mabuk" begitu melihat uang.


Wkwkwkwk

Tak (Belum) Bertato


Saya memiliki keloid di tangan kiri, bekas luka kecelakaan motor. Seringkali orang melihat mantan luka ini, lalu melihat wajah saya dengan sebal. Pernah ada yang bertanya..."Bekas tato ya mba...kok dihapus? "
Gubrak....lalu saya teringat cerita teman yang menghapus tato dengan sengaja menyetrika, (kalau dengan bedah plastik mahal ndak terkira).  Mengerikan bukan?
Saran saya, jika punya tato dan sudah sebal dengan bentuk atau historisnya...tutup aja dengan plester luka atau koyo. Dan setrikanya mending buat licinin baju saja.
Wkwkwkw

 Terlepas dari sisi agama dan stigma buruk yang kerap menempel di tato, saya tidak benci tato, tidak pula sangat  suka. Biasa saja.

Kepada pelaku seni tato, mereka saya kagumi. Hebat sekali bisa melukis di bawah kulit, sementara saya melukis di atas kertas gambar saja tak mampu, apalagi di atas air..susahhhh.

Lalu..kepada pemilik tato,  saya acungi jempol keberanian mereka menanggung resiko seumur hidup. Apalagi jika memilih  mentato nama kekasih, itu artinya anda begitu yakin akan cinta pada orang itu selamanya. Pastikan pasangan anda akan cinta anda pula selamanya. Jika tidak yakin keduanya..maka lebih baik pakai tato netral saja..misalkan gambar sendok dan garpu.

Dan saya bayangkan..andaikan saya pecinta tato saya akan mentato punggung saya dengan tulisan : Emakkkk......i love u.
Kenapa?  Karena memang saya cinta emak..dan saya yakin seyakin yakinnya cinta saya ke emak  dan cinta emak ke saya akan abadi.

No worries......

Monday 18 January 2016

Supir Taksi Dan Manchu Pichu

Suami saya ketiban rejeki bisa menonton piala dunia di Brasil tahun 2014 lalu. Selama 9 hari di sana, pulangnya Si Ken ngotot ingin menjemput di Bandara Soekarno Hatta. Okelah kalau begitu.

Di ruang terminal kedatangan  kami disapa bapak-bapak yang menanyakan menunggu siapa dan tiba dari mana. Begitu saya jawab menunggu suami pulang dari Brasil, ia terlongo lalu bertanya : "Menonton piala dunia?" Dan ketika saya jawab iya...mukanya langsung sumringah. "Suami mba pemain bola nasional? "
Saya ngakak dalam hati. Boro-boro main bola,  olahraga apapun tak pernah suami saya lalukan. Bahkan sepakbola bukanlah olahraga yang ia sukai.
Maka saya jawab "Bukan Pak". Dan si bapak ini lalu memandangi wajah Si Ken seperti menebak-nebak. "Apakah suami mba, pemain asing asal Latin yang merumput disini? "
Wkwkwk..saya pun menggeleng.
Tak lama kemudian Bapaknya Ken muncul dengan wajahnya yang campuran Cina-Bangka-Jawa-Sunda.
Maka berakhirlah dialog tebak-tebakan menggelikan ini.

Begitu kami duduk di taksi, beruntung kami mendapat pengemudi yang sangat  ramah. Maka perbicanganpun di mulai dengan pertanyaan "Darimana Pak?"
Begitu mendengar kata Brasil, maka terciptalah obrolah yang mencengangkan.
Ternyata pengemudi taksi ini dulunya bekerja di travel agency dan sudah melanglang buana ke 100 negara! Olala..
Semua benua sudah ia datangi. Ke negara anu transitnya di negara ono, berapa jam perjalanan dan lokasi wisata di masing-masing negara,  ia ceritakan dengan detail.
Ia pun berkisah pernah beberapa kali ke Brasil mengantar keluarga pejabat Anu menonton Karnaval Brasil yang kesohor itu.
Menurutnya...keliling dunia itu mudah dan tak harus punya uang banyak. Di masa remaja, ia menolak keinginan orang tua untuk  sekolah teknik dan memilih sekolah pariwisata. Ternyata pilihannya tak salah. Terbukti ia bisa keliling dunia dengan gratis kan?  
"Semua negara Amerika Latin pernah saya datangi Pak..Bu. Terakhir saya ke Peru..ke Manchu Pichu..."
Pyar.....nyessss..nyesss..hati saya langsung berdebar.
Manchu Pichu...!
Lokasi wisata yang amat sangat ingin saya kunjungi.
Manchu pichu yang saya pandangi fotonya setiap hari. Manchu Pichu yang kadang saya mimpikan bahkan dia siang bolong ketika tertidur di bangku kereta.
Rasanya saya ingin mengguncang pundak si pengemudi dengan keras sambil berkata.."Kereennn..hidup Bapak sangat keren!"
Tapi semua itu tidak saya lakukan. 
Saya hanya bengong...lalu membayangkan Manchu Pichu...ribuan tahun lalu.




Sumber foto :





Memaksa Modis

Badan saya jauh dari semampai, tapi tidak juga pendek-pendek amat. Tinggi 160 cm pas, sudah tidak bisa ditawar. Jika berdesakan di  kereta, lumayan masih bisa cari udara segar di atas ketek penumpang.
Tapi ukuran badan yang serba nanggung ini, membuat saya tidak bisa ikut mode kekinian.  Berasa apa saja mode yang lagi hits, terlihat mengerikan di badan saya.
Contohnya jogger pant.
Saya beli disalah satu toko online. Bermerek lumayan dengan diskon menawan. Saya bayangkan..aih betapa kerennya jika  saya kenakan. Kekinian seperti artis ibu kota atau setidaknya seperti rekan-rekan kerja saya yang modis abis.
Begitu si celana jogger diantar kurir, dengan grasa grusu saya  coba sembari mematut diri  di depan cermin.
Alamakkkkkk... Loh kok yang nampaklah wanita kucel, jelek dan bantet.
Celana dengan karet di bagian bawah ini membuat saya terlihat begitu pendek. Jauh dari apa yang saya bayangkan sebelumnya. Pita di pinggang  yang saya pikir bisa membuat  tampak feminin malah bikin saya seperti hamil 7 bulan.
Dan ketika suami melihat..ia tertawa sampai perut gendutnya nyaris mengempis.
Katanya : "Bukan modis..tapi kamprui (kampungan)
Nah... saya setuju lah .

Tapi jiwa kekinian saya masih penasaran. Maka ketika ada promo celana serupa dengan warna yang berbeda, sedikit lebih besar dan panjang ukurannya. Maka saya tertarik memesan. Dasarnya bukan lapar mata...saya memang sedang butuh celana. Celana lama saya sudah sobek di dengkul.
Karena harganya murah meriah, maka demi menyelamatkan dengkul yang mengintip saya belilah celana jogger ke dua.
Ketika  saya nekad memakai ke kantor...alamakk...saya ditertawakan teman-teman. Disangkanya saya korban banjir.
"Aih itu celana, jangan dipakai apa..ndak pantas"

Hmmm...maka kembalilah saya ke celana pipa saya yang udzur.

Ternyata benar kata teman saya....Sekali wong kampung ..tetep kampung.

Kwkwkwk....



Saturday 16 January 2016

Polisi Favorite

Ketika bom Sarinah menyisakan bertebarannya foto-foto polisi dengan seragam Turn Back Crime-nya, (menyebabkan sebagian wanita ngeces), bagi saya, polisi lalu lintas tetaplah favorite. Kenapa? Karena merekalah yang jasanya langsung bisa dirasakan oleh masyarakat tanpa banyak pidato-pidatoan.
Kalau ada mereka, lalu lintas lancar, tak ada angkot atau bus kota yang akan berani ngetem sembarangan, tak ada yang berani saling serobot jalur, tak ada yang menerobos lampu lalin, tak ada yang melawan arus.
Lancar..car..car..car

Jalanan yang wus..wus.. akan membantu suami cepat kembali ke pelukan istri. Ibu-ibu dan bapak-bapak bisa segera berkumpul dengan keluarga. Murid-murid bisa sampai rumah dengan aman sentosa. Pokoknya top lah.
Bayangkan betapa banyak yang dibuat bahagia oleh polisi lalin. Ya kan?

Jadi polisi lalu lintas tak mudah loh. Tiap hari mereka berhadapan dengan jutaan karakter pengemudi yang sebagian minus toleransi. Belum lagi stigma kalau mereka bisa disuap saat menilang.
Ya elah..jangankan polisi yang gajinya segitu..pejabat yang gajinya enolnya baris kaya upacara,  juga masih bisa disuap kok.
Janganlah di pukul rata. Polisi baik itu banyak.

Dan biasakanlah melihat jasa seseorang sekecil apapun. Walau kadang terlihat sepele..tapi...efeknya bisa setara dengan sepeleton.. Iya kan?

Intinya, polisi yang  baik..dimanapun ia bertugas, pastilah berjasa bagi bangsa dan negara karena melayani rakyat sesuai amanat. Tapi jika ditanya polisi apa yang paling saya sukai ya...polisi lalu lintas lah. Tanpa harus memegang pistol dan menembaki penjahat, tapi cukup dengan peluit dan gerakan tangan sebagai aba-aba...itu bagi saya ...heroik!


Selamat bertugas Pak..jangan lupa makan.





Friday 15 January 2016

Resolusi 2016

Sebagai pengguna jasa KRL Commuterline, setiap hari saya berhadapan dengan orang-orang yang maunya enak sendiri. Lebih butuh perjuangan keras untuk turun dibanding naik si ular besi ini.
Pokoknya dalam otak dangkal sebagian besar calon penumpang, begitu pintu terbuka yang penting adalah naik secepat mungkin, persetan dengan penumpang yang mau turun.
Jadi begitu akan turun,  yang saya hadapi adalah orang yang menerjang masuk laksana Banteng dan saya harus punya kekuatan seperti Bison untuk melawan.
Himbauan dahulukan penumpang tak mampu otak mereka cerna.

Seringkali saya melihat penumpang  yang akan turun sampai menangis karena tak mampu keluar dan tak kuasa melawan penumpang naik  tak tahu aturan (yang berprinsip kepentingan diri sendiri adalah segalanya).
Selama ini saya akan menegur keras siapapun yang menerjang masuk tanpa aturan. Memarahi mereka dengan sengit dan mendorong balik dengan tanpa ampun.

Karena itu resolusi saya tahun 2016 adalah bisa lebih mendisiplinkan diri sendiri dan orang lain agar bisa naik dan turun kereta dengan tertib. DAHULUKAN PENUMPANG TURUN.
Hal sederhana yang akan sangat membuat transportasi umum di Jakarta menjadi lebih manusiawi.



Tulisan ini dimuat di Jawa Pos,  kolom Happy Wednesday edisi ulang tahun alias edisi ke-52, Rabu 6 Januari 2016.
(Dari 3000 resolusi yang masuk ke redaksi Jawa Pos, dipilih 30 resolusi terbaik yang berhak mendapat hadiah uang tunai )

Pagi Buta

Dalam hati, pernah saya mengeluh karena harus berangkat kerja pagi buta.
Disaat sebagian orang masih ngiler di balik selimut, saya sudah harus mengejar commuterline.  Kantukpun masih merajalela. Badan rasanya memanggil menghiba : tolong istirahat.
Tapi hidup memang berat..seberat tubuh saya.

Pantaskah keluhan ini?
Tentu saja tidak!
Sampai di stasiun, bertebaran orang yang harus berangkat lebih pagi dari saya. Lihatlah masinis yang sudah duduk manis dibalik kemudi. Lihatkah petugas tiket yang terpaksa sarapan sambil melayani calon penumpang. Lihatkah petugas pengamanan yang sudah berdiri gagah siap siaga? Kurang pagi apa mereka?

Maka sayapun malu.

Harusnya saya bersyukur...bersyukur bisa bekerja menghidupi anak-anak saya.
Soal tidur..bisalah dimanapun. Dibangku kereta, dibangku stasiun, tinggal merem saja.
Ketiduran hingga kebabalasan? Tinggal balik saja.
Gitu aja kok repot.

Jangan iri pada yang masih tidur. Belum tentu mereka lebih bahagia dari saya. Belum tentu mimpinya indah membahana. Karena sesungguhnya keberuntungan dan keberhasilan seseorang bukan diukur dari waktu tidur mereka.
Tapi tentu saja diukur dari jumlah uang tabungan mereka. Hahahaha

Lalu berapa jumlah uang ditabungan saya? Rp. 149.000.


Jadi pantaskah saya mengeluh?
Ayolah..saatnya bekerja keras ..sekeras tubuh saya bisa menanggungnya.


Bekerjalah sampai Tuhan berkata...Stop!



Yuks..mareeeee

#kamitidaktakut

Kemarin saja janji mengajak Si Sulung naik Commuter Line Ke Bintaro. Rencananya sehabis pulang sekolah, jam 13 langsung jalan. Tapi jam 10 lewat, group Whats Up kantor heboh ....ada ledakan di Sarinah. Lalu di group sekolah dan group-group lain juga berseliweran informasi dan foto-foto yang sebagian benar dan sebagian karangan orang sinting.

Sekolahpun dibubarkan lebih cepat.
Sedangkan info soal si teroris berbuat ini anu ono, makin santer. Ada ledakan di sini sono dan sana juga serasa di film-film saja. Sebegitu gawatkah?
Si Ken  sampai dirumah lebih cepat. Iseng saya tanya kenapa...jawabnya : Ada Bom!
Dan ternyata pengumuman guru mampu membuat Ken tak protes meski tak jadi ke Bintaro.

Kepanikan..ketakutan...itulah tujuan dari si peneror. Pesan berantaipun terus bermunculan. Dan begitu tak terbukti maka...satu pelajaran yang bisa diambil...jangan pernah percaya 100 persen apa yang ada di media sosial.
Bisa jadi kebenarannya hanya 1 persen..sisanya gibul.

Waspada boleh..tapi takut....jangan!
Ayo Berani!

Wednesday 13 January 2016

Cantiknya.....

Saya pikir akan mustahil menemukan orang tak berjilbab di tempat umum di Arab Saudi. Ternyata  saya salah.
Begitu tiba di bandara, memasuki ruang pemeriksaan penumpang... saya terkesima.....alamakkkk cantik nian ! Salah satu petugas ternyata perempuan tanpa jilbab.
Dengan muka  ekspresi kaku menyelidik, rambut ikal panjang terurai dan make up sempurna ia menempelkan metal detektor begitu cepat. Lalu meraba beberapa bagian sensitif saya dengan kasar (maaf.. payudara dan diantara  paha, juga ketiak). Bra dengan penyangga kawatpun tak lolos dari pemeriksaan.
Ketelitiannya patut diacungi jempol.

Saya pun membandingkan..seandainya mba cantik galak itu di Jakarta, pasti akan sangat mudah menjadi artis. Dia bisa dapat order sinteron stripping ribuan episode. Lalu jadi tamu dari talkshow ke talkshow.
Dia akan disanjung jutaan pria, bikin sirik jutaan wanita dan akan menjadi incaran pengusaha kaya untuk jadi istri ...minimal istri muda .
Dia jauh lebih cantik dari artis yang mondar mandir di acara gosip loh. Tak jauh bedalah sama artis-artis Turki yang sehari-hari wara-wiri di televisi kita.
Jika saja dia di Jakarta, tak perlulah dia berdiri berjam-jam , meraba-raba wanita dari segala bangsa, segala rupa, segala aroma juga segala virus dan bakterinya.
Cukuplah ia berdandan, merawat badan lalu tersenyum ke sana kemari.
Mudah bukan?


Wanita lain yang saya lihat tak berjilbab adalah sekelompok wanita dengan dandanan heboh dan rambut dicat warna kekinian, plus merokok. Mereka saya temui disalah satu rumah makan khas Indonesia tengah bercengkerama dengan pria-pria keturunan India yang katanya bos-bos dari sejumlah toko yang menjajakan beragam oleh-oleh. (Toko mereka sempat saya kunjungi untuk membeli kurma muda pesanan tetangga).
Lalu ketika bertemu ditoilet, dan kami saling bertegur sapa, wanita-wanita ini mengaku bekerja sebagai pramugari. Entah maskapai apa.
Betul atau tidak..entahlah pula. Bukan urusan saya.

Iya kan?







Wednesday 6 January 2016

Dilarang Iri

Di akhir tahun 2015 kemarin, facebook, twitter, instagram, path,  group / profil picture Whats Up, profil picture BB, penuh berisi foto-foto orang liburan. Diantaranya bahkan sangat update mengupload foto tiap jam.
Sungguh..kadang  bikin saya menangis. Bukan menangis karena iri..tapi karena ikut bahagia.
Dan ketika ada yang bertanya..."Lo liburan kemana? Foto-foto liburan lo mana?"
Saya hanya bisa memandangi foto-foto bukti tagihan yang ada di hp saja. Hahaahaha


Untuk yang tak liburan, saya sarankan jangan iri, apalagi bersedih. Kenapa musti iri? Yang liburan itu tak minta uang dari kita loh. Setelah bekerja keras sepanjang tahun adalah hak setiap orang  untuk berlibur. Liburan akan membuat dunia seisinya lebih waras. Menghemat anggaran  tiap negara mensubsidi rumah sakit jiwa.

Tapi sebenarnya belum tentu juga yang liburan itu bener-bener bahagia loh. Ada yang hanya buat gaya-gayaan saja. Ada yang liburan sambil bekerja dan ada yang liburan karena tak ada kerjaan.
Apapun alasannya judulnya tetap liburan..dan dilarang iri!

Bicara soal liburan pasti terkait dan tersambung dengan yang namanya oleh-oleh.
Tenang.... tenang saja. Bagi yang liburan saya tak  minta oleh-oleh.
Menurut agama saya, meminta oleh-oleh tidak boleh. Yang harus dilakukan (mereka yang tidak liburan) adalah membantu yang berliburan agar nyaman.. (misal membantu menjaga hewan peliharaan yang di tinggalkan, mengantar/menjemput ke bandara, dan lebih baik lagi bisa memberi tambahan uang saku, dan minimal mendoakan yang berlibur sehat dan kembali pulang dengan selamat). Jangan bikin yang liburan stress dan repot gara-gara permintaan oleh-oleh.
Betul bukan?



Sampai jumpa diliburan tahun depan..







Monday 4 January 2016

Kenapa Vidoran Smart?

Belakangan saya perhatikan berat badan Ken menyusut. Saya runut kebelakang, pola makannya memang semakin kacau. Tak mau sama sekali nasi dan lauk pauk. Hanya mau camilan, susu dan ice cream.
Menakutkan bukan?
Saya pun segera berburu suplemen untuk mengejar "ketertinggalan nutrisi".
Pilah pilih..begitu banyak merk. Berbeda nama tapi sebenarnya hampir serupa kandungannya.

Akhirnya pilihan jatuh pada Vidoran Smart Vitamins. Kenapa? Karena di kemasan tertulis : "Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada anak-anak.Untuk membantu pertumbuhan dan kemampuan belajar".
Kandungan Vitaminnya B komplex-nya juga omega 3 dan vitamin C-nya bikin hati tenang. Selain itu produsen dari Vidoran juga sangat saya percaya akan kualitasnya, yaitu PT Tempo Scan Pacific Tbk.
Setiap 5ml Vidoran Smart sudah diminum Ken sehari sekali..rasanya hati legaaaa.

Syukurlah, sejauh ini setelah dua minggu mengkonsumi, berat badan Ken berangsur pulih. Buah nagapun kembali Ken santap dengan lahap.


Tapi yang namanya suplemen...tentu saja saya harus bijak. Konsumsi jika perlu. Karena bagaimanapun makanan adalah sumber nutrisi terbaik.


Keni....ayo makan sayur dan buah...



Bertanya Untuk Hidup, Hidup Untuk Bertanya

Saya lahir dan tumbuh sebagai manusia pemalu. Punya hobi diam, benci keramaian, senang duduk di pojokan, jauh dari perhatian dan segala riuh kehidupan.
Sendiri dan sepi itu menyenangkan.

Mengalah daripada berkonflik adalah prinsip saya. Sehingga teman-teman sering mengatakan saya penakut, pengecut dan payah sepayah-payahnya. Menanggapi cap buruk yang teman-teman sematkan, tentu  saya hanya perlu diam.

Setiap di kelas , dirapat, atau diacara apapun (yang terdapat sesi tanya jawab), saya paling bingung soal apa yang harus ditanyakan. Bagi saya jika semua jelas kenapa harus juga bertanya? Kenapa mesti memaksakan diri agar terjadi diskusi panjang lebar agar terlihat pintar?
Kala itu sayapun segan mengungkapkan pendapat, karena menurut saya menjadi pendengar yang baik sudahlah cukup. Tak semua orang mampu menyediakan telinga dan otak untuk mencerna kalimat yang seseorang sampaikan, karena bagaimanapun pembicara yang baik butuh pula pendengar yang baik.

Hingga kemudian, selepas SMA, saya tiba-tiba ingin keluar dari "cangkang" saya yang hening. Saya bosan menjadi itik buruk rupa,..saya bosan menjadi kodok di dalam empang.  Sehingga saya putuskan mengambil kuliah jurusan jurnalistik.
Kenapa? Jawabannya tidak idealis..tidak bombastis. Saya ingin berubah. Itu saja.

Maka...berputarlah hidup saya. Menjadi orang yang banyak bertanya. Bahkan jika tak ada lagi orang yang bisa saya tanya, sayapun rajin bertanya pada diri sendiri.
Pekerjaan saya kini adalah kumpulan dari jutaan pertanyaan yang jawabannya membuka hidup saya dan orang lain menjadi sangat luas dan bingar.
Saya kini harus bertanya, tak malu bertanya dan tak tersesat di jalan kehidupan.

Saya seorang jurnalis dan hidup adalah bertanya sekaligus bertanya untuk hidup.

Jika suatu hari kamu bertemu orang yang banyak tanya...mungkin itulah saya.
Hehehe...




Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan #AskBNI

Sunday 3 January 2016

Ikut Syahrini Saja

Ditengah gerbong kereta yang penuh sesak, antara penumpang  tak ada jarak semilipun. Terdorong dan terjepit adalah hal yang biasa. Bagi yang setiap hari naik kereta commuter line (di jam berangkat dan pulang kerja) harusnya sudah bisa memahami dan menyiapkan diri.

Tapi tentunya beda orang beda karakter. Tetap saja ada penumpang yang tidak mau menerima keadaan. Si pemilik karakter ini akan protes keras jika tergencet atau terdorong. Tentu saja pihak yang diprotes akan tidak terima, wong kondisinya juga sama saja.
Dan dialog yang tercipta kurang lebih akan serupa, begini :
A : Aduh jangan dorong dong
B. Saya juga di dorong ...kalau mau luas naik taxi saja!
Jika dua-duanya uang sedang banyak, tak punya utang, atau tak sedang berantem dengan suami atau pacar..biasanya dialog hanya akan sebatas dia kalimat di atas.
Tapi jika sebaliknya ..jangan harap! Pasti akan terjadi saut menyaut pertengkaran serupa suami istri...merepet saling lempar kalimat kotor. Bahkan rupa-rupa nama binatang seperti anjing dan babi juga mereka absen.
Jujur kadang saya menyimak pertengkaran mereka, tersenyum geli lalu terkadang ikut emosi. Sebagian penumpang lain kadang ikut menenangkan, atau bahkan memperkeruh.
Tapi saya pribadi akan membela yang di protes.
Menurut saya sejauh tidak di injak atau tercekek, tidak usah komplain. Memang begitu kondisi kereta ketika penuh. Maklumi.

Bicara soal nyaman...percayalah..kondisi kereta saat ini jauh 1000 kali lebih baik dibanding sebelumnya.
Menjadi penumpang di kereta memang tidak boleh manja. Dan membutuhkan fisik sekuat baja.

Kalau mau nyaman...ikut Syahrini saja.