Wednesday 14 November 2018

Indahnya Berbaik Sangka

Saya pernah berada dimasa dimana saya sangat begitu percaya apa kata orang dan bagaimana penilaian seseorang terhadap orang lain.

Misal Si A bilang Si B itu begini begitu..maka saya akan langsung percaya dan menilai Si B persis seperti Si A. 
Intinya saya dengan mudah menilai buruk seseorang tanpa saya mengenalinya secara langsung. 
Ngeri ya..


Hingga kemudian mata dan pikiran juga hati saya seperti dibuka lebar.
Saya kemudian diberi kesempatan langsung bisa mengenal Si B dari dekat dan ternyata Si B tidaklah seburuk prasangka saya. 
Justru kadang malah seseorang yang saya sebal karena kata orang dia begini begitu justru adalah orang yang mau menolong saya. 
Sementara orang yang sibuk menebar info buruk tetang seseorang justru tak peduli dan hanya sibuk bersorak dan tertawa. 


Sejak saat itulah saya mulai tidak peduli dengan info buruk tentang seseorang. Bahkan jika kemudian seseorang ternyata berperilaku buruk, maka saya hanya akan mengingat kebaikannya saja. 


Bagi saya, prasangka sama saja dengan fitnah.

Dan fitnah katanya lebih kejam dari pembunuhan bukan? 

Saya sekarang hanya sibuk mengingat keburukan saya sendiri, dan memohon pada Alloh agar diampuni. Tak ada orang yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik Alloh semata.

Itu saja.

Friday 9 November 2018

Kenapa Saya Berjilbab?

Kenapa kamu memutuskan berjilbab?
Pertanyaan itu banyak disampaikan ke saya.
Mereka mungkin mengharapkan cerita dramatis dan cerita penuh pengalaman religius.
Tapi saya tidak punya cerita itu.
Bahkan ada yang menduga saya sedang dirundung masalah besar, masalah rumah tangga dan ekonomi, sehingga saya mencoba mencari ketenangan dengan berjilbab. Mungkin ada yang senang ya jika saya memiliki masalah ekonomi dan keluarga. Lumayan lah  buat bahan obrolan sambil makan-makan.
Tapi...bukan itu pemicunya.

Saya jadi bahan pergunjingan pun saya tahu.

Tapi tak apa. Kata temen saya yang baik hati..anggap itu ujian orang berhijab.

Meski awalnya sempat kaget dengan pergunjingan itu, tapi saya mencoba memaafkan. Sungguh saya tidak marah. Saya mendoakan mereka mendapat rejeki melimpah. Doa tulus dan ikhlas dari saya.

Lalu kenapa saya berjilbab?
Saya memutuskan berjilbab butuh proses panjang. Maju mundur..pakai  sekarang, atau nanti..siap..tidak. Begitu terus tiap hari.
Ibu saya juga sering berkirim pesan pendek atau telepon menyarankan saya berjilbab. Dan saya jawab : iya Insyaalloh


Hingga pagi itu 18 Oktober 2018, bangun tidur saya mendapat SMS dari Ibu. Panjang sekali. Isinya  sebenarnya pengulangan dari apa yang sudah disampaikan sebelumya. Kurang lebih bagaimana Islam mewajibkan wanita berhijab dan apa resiko jika tidak menutup aurat.

Dan setelah membaca pesan Ibu hati saya tergerak  untuk mencari kerudung di lemari.
Tak banyak yang saya punya hanya tiga.

Bismillah..sejak itu saya berjilbab.
Dan Alhamdulilah teman-teman di kantor mendukung saya dengan memberi begitu banyak kerudung dan baju panjang.
Terimakasih yang tak terhingga semoga Alloh membalas kebaikan kalian semua ya...dan mendapat balasan dari Alloh berlipat.

Jadi alasan saya berhijab karena perintah agama. Itu saja.

Lalu..sama seperti yang dirasakan olah wanita berhijab lainnya, dengan berhijab saya merasa lebih tenang dan khusuk beribadah. Juga saya berusaha menjaga perilaku. 

Mulai dari hal-hal kecil..misalnya...tidak bergosip.

Hal yang terlihat sederhana tapi berat loh.

Coba dalam sehari saja..bisakah kita menahan diri tidak bergosip, tidak membicarakan keburukan dan aib orang lain?

Kini saya lebih memilih menjadi pendengar atau kalaupun harus bicara ya membicarakan diri sendiri seperlunya.
Kata orang bijak..bicaralah yang baik atau diam. Indah sekali ya ..Jika semua orang berusaha melakukan hal tersebut, pasti sejuk sekali dunia ini.


Semoga lidah saya selalu terhindar dari perkataan buruk.


Aamiin