Wednesday 9 October 2019

Kisah Kulkas Rusak

Saat itu saya sedang meliput korban kecelakaan metromini tertabrak kereta di kamar jenazah RSCM Jakarta.
Diantara aroma formalin dan aroma jasad  yang baru diturunkan dari ambulans,  saya melihat seorang pria dengan tatapan kosong. Ia seperti patung. Tubuhnya terduduk kaku. 
Sayapun menghampiri, bukan untuk melakukan pekerjaan saya, tapi hanya ingin menyapa.
Pada sapaan pertama, pria bermata kosong ini tidak bereaksi. Matanya menatap lurus ke depan dan hampa. 
Namun pada sapaan kedua ia menoleh kepada saya lalu menunduk dan menangis pilu.  
" Istri saya sekarang sudah meninggal. Padahal semalam dia meminta  saya memperbaiki kulkas yang tak lagi dingin. Sebenarnya sudah lama ia mengeluhkan kulkas kami yang rusak. Tapi saya abaikan. Saya malah sempat kesal karena dia ngomel terus soal kulkas yang rusak. Sekarang saya menyesal..saya menyesal tak menuruti permintaannya. Saya sangat menyesal. Tadi pagi dia masih pamit pada saya dan sekarang dia sudah tidak ada.." 
Saya ini cengeng. Saya ikut menangis. Dan saya tidak bisa berkata apa-apa hanya menepuk pelan pundak pria tersebut. 

Tak lama datang pria lain, mungkin kerabat atau sahabatnya. Mereka berjabat tangan lalu menangis bersamaan. 

Saya tak kuat lagi melihat duka mereka. Saya memilih menjauh. 

Dan untuk beberapa menit kemudian halaman kamar jenazah  dipenuhi  keluarga korban lain yang mulai berdatangan. Ada tangisan dimana-mana berbaur dengan aroma formalin yang rasanya berputar di kepala.

Lalu pelajaran apa yang bisa saya ambil dari tangisan dan kisah pilu dari pria yang menyesal tidak membetulkan kulkas? 

Jangan marah jika ada yang mengomelimu..bisa jadi itu omelan terakhirnya.
Jangan menunda mengabulkan permintaan orang terdekatmu, meski hanya permintaan sederhana..bisa jadi itu permintaan terakhirnya. 
Perlakukan orang lain seakan itu hari terakhirnya.
Dan jika tidak bisa menyenangkan orang lain setidaknya jangan menyakiti. 
Kita tidak bisa membahagiakan semua orang, tapi  setidaknya kita bisa membahagiakan orang terdekat kita semampu kita. 

Wednesday 7 August 2019

Drama Kami Saat Black Out (Pemadaman Listrik Total) di Jakarta

Minggu, 4 Agustus 2019

Keni baru pulang mengaji ketika listrik padam (sekitar hampir jam 12.00 WIB). 
Wah..rumah jadi remang-remang akibat ventilasi yang buruk. Udara  pengap, dan mati gaya.

Karena internet juga on off (sebelum mati total), anak-anak ribut tidak bisa akses youtube. Dari group WA kantor, saya tahu, pemadaman ternyata merata di Pulau Jawa dan perbaikan akan memakan waktu 1-6 jam.
Anak-anak mulai gelisah. Beragam permainan yang saya tawarkan tidak mempan karena udara panas.

Baiklah..akhirnya saya memutuskan membawa anak-anak ke Taman Kota Dadap Merah, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, tidak jauh dari rumah. Untungnya dua jam sebelum listrik mati saya sudah mendinginkan 2 botol air putih. Lumayan lah bisa buat bekal hapus haus.
Kinan juga saya tawarkan mau membawa mainan apa? Kinan memilih sendok dan sekop pasir, plus sejumlah mobil-mobilan.

Taman lumayan rame,anak-anak kampung sebelah asyik bermain ayunan, kejar-kejaran atau sekedar jalan mengelilingi taman. Kinan pun lalu asyik bermain pasir sambil sesekali menunggu giliran mainan ayunan.

Pukul 15.00 WIB Keni mulai mengeluh lapar, dan minta makan mie ayam. Saya tawarkan pulang sebentar untuk makan di rumah dia menolak. Alasannya....masih mati listrik.

Kami kemudian melipir ke warung mie/bakso terdekat. Uang di saku sisa Rp 23 ribu. Saya pun meminta tolong Bapaknya Keni untuk mengambil uang di ATM dan kami duduk dulu sambil memesan mie (Kinan ikut bapaknya ke ATM). 

Eh..Keni kemudian berubah pikiran, ia minta bakso. Sayapun kemudian memesan bakso 3 mangkok (Buat Keni, Kinan dan Bapaknya..saya nanti makan sisa Kinan saja lah, tak bakal habis dia). 


Saat saya menuangkan kecap ke mangkok Keni...deg..teringat saya..."Loh ini kan mati lampu, jaringan seluler mati..apa iya ada ATM yang menyala?" Tapi saya masih mikir positif.." Ah..minimarket kan punya genset, punya listrik cadangan".

Saya coba hubungi Bapak Keni agar mengambil tunai saja di kasir minimarket (jika kesulitan mendapat ATM). Tapi.....tak ada jaringan telepon seluler.
Saya pun segera mengingatkan Keni, jangan pesan minuman (minum dari bekal minum saja) dan jangan minta nambah, khawatir uang tidak cukup.

Waduh..nggak beres ini. 

Dan benar dugaan saya. Bapaknya Keni datang kembali ke warung mie dengan muka masam. Tak ada ATM yang menyala, minimarketpun tutup. Duhhhhh..saya panik. Bagaimana mau membayar tiga mangkuk bakso ini?
Saya tanya ke Si Abang Bakso, berapa total yang harus saya bayar. Abangnya bilang RP 42 ribu. Matiiiiiii...saya hanya pegang RP 23.000

Sayapun segera "bergerilya" menyusuri setiap saku tas, berharap ada keajaiban.
Nihil..adanya  koin-koin 200 dan 100 perak kembalian dari minimarket saat membeli susu Kinan beberapa hari sebelumnya.

Saya kemudian meminta suami saya mengecek saku celana..siapa tau ada keajaiban....Dannnnnn..benarrrrr.. Ada uang RP 20 ribu terselip di saku belakang. 

Alhamdulilahhhhhhhhh..... terbayarrrrr.... Rp 23 ribu + Rp 20 ribu = Rp 43 ribu. Masih ada sisa Rp 1 ribu.
Wkwkwkwk,sport jantung ini. Terhindar lah dari wajah masam Si Abangnya yang sudah mengira kita akan ngutang (sampai listrik nyala) ...wkwkwkkwkw


Demikian drama kami saat mati lampu yang menghebohkan Ibu Kota Jakarta itu.



Saturday 3 August 2019

Terimakasih Go-Food

Sabtu siang ini, saya kebingungan mau masak apa. Uang di tangan sisa Rp 15 ribu. 
Iseng saya cek akun Gojek suami yang belum pernah dipakai sekalipun. Dan teringat akan iklan di televisi yang menyampaikan Gojek memberikan voucher diskon  yang lumayan besar bagi pengguna  Go-Food pertama.
Saya pun kemudian mencari menu yang jaraknya terdekat saja dan harganya sesuai dengan uang saya.
Nemulah saya Menu Bawal Bakar  di Rumah Makan Ayam Bakar Gendhis di Jalan Baung Jagakarsa. Perporsi Dikson dari Rp 15 ribu menjadi Rp13.500. Nah pas ini.

Utak-atik utak atik....emejinggggg..emejing..saya bisa memesan 2 porsi Bawal Bakar (tanpa nasi), hanya Rp 12 ribu dengan rincian : harga ayam Rp 13.500 X 2 = Rp27.000, dipotong  diskon dari kupon Rp20.000. Emejingggg..saya hanya bayar 2 porsi Bawal Bakar Rp7.000 dan ongkos kirim Rp 5000.

Uang Rp 15 ribu saya berjaya untuk mendapatkan 2 Porsi Bawal Bakar!


Sekitar 15 menit...bawal bakar sudah ada ditangan. Cuss saya hanya bayar Rp 12.000 dan  Rp 3000  buat tips si Abangnya.Passss.

Dan wow..rasanya enakkk banget. Bawalnya segar dan gurih.
Dua ekor bawal ludes dalam lima menit dimakan Keni tanpa nasi. Saya kebagian nicip sedikit...dan Keni berkali-kali bilang sangat enak dan menyarankan besok-besok pesan lagi.

Baiklah...Bawal Bakar ludes..saya makan nasi dari magic com plus sambal dan daun selada  bawaan si bawal. Enakkkk banget.

Terimakasih Abang Gojek...Go Food.... Hanya dengan 15 ribuuuu..kami bisa dapat makanan enak. Dan menu Bawal Bakar di Warung Makan Ayam Bakar Gendhis di Jalan Baung, Jakarta Selatan ...recomenden banget. 

Cuss cobalah.


Friday 12 July 2019

Bakmie Paling Enak di Bojong Gede

Untuk kamu penyuka  Bakmie yang tinggal di Bojong Gede dan sekitarnya, saya punya rekomendasi Bakmie super enak.
Namanya Mie Ayam Bangka Mie Bangkid. Alamatnya di Kampung Lio Lebak RT 02 RW 02.
Kalau dari stasiun Bojong Gede enggak jauh loh, tinggal pakai ojek online aja..gampang. Kalau mau pakai angkutan kota naik yang nomor 117 ya..hanya lima menit sudah sampai.

Ini ya daftar harganya :
Bakmie Polos Rp 13 ribu
Bakmie Pangsit Rp 17000
Bakmie Bakso Rp 17000
Bakmie Komplit (Pangsit +Bakso ) Rp 17000

Untuk yang ingin menu lain juga ada pilihannya ya, ada Kwetiau, Pangsit  dan Bihun, ini daftar harganya ya:

Kwetiau Polos Rp 13000
Kwetiau Pangsit Rp 17000
Kwetiau Bakso Rp 17000
Kwetiau Komplit (Pangsit +Bakso ) Rp 17000


Bihun Polos Rp 13 000
Bihun Pangsit Rp 17 000
Bihun Bakso Rp 17 000
Bihun Komplit (Pangsit + Bakso ) Rp 17000

Pangsit Kuah Polos Rp 13.000
Pangsit Bakso Kuah Rp 17.000

Untuk yang males gerak, bisa juga kok di pesan melalui aplikasi Gojek Go-Food.

Yuk cobain...

Beli Beras Majalengka Yuk

Beras diambil langsung dari petani.
Yuk bantu memakmurkan petani, memotong   rantai distribusi yang panjang dan mahal, memotong lingkaran tengkulak.

Beli beras di  PB Sri Nurcahya
Blok Caringin no 4 RT/RW 002/001, Baturuyuk Dawuan Majalengka, Jawa Barat  45453
Telepon  (0233) 884148
HP : 082240123567

Berad tersedia dalam lemasan  5kg, 10 kg, dan 25 kg.

Harga Rp 8000 - Rp 9000/kg

Harga bisa berubah sesuai harga gabah ya..

Tersedia juga beras ketan, beras merah, beras menir dan  dedak.



Yuk bantu petani lokal berjaya di negeri sendiri.

Tuesday 2 July 2019

Sahabat

Saya menemukan kalimat ini di Facebook :

"Jangan risau jika setengah orang menjauh darimu,menghindar darimu. Percayalah, itu semua Alloh yang mengatur. Insyaalloh kamu akan didatangi orang-orang yang lebih baik dan ikhlas bersamamu"

Saya menangis membaca kalimat ini. 


Terima kasih....terimakasih saya ucapkan untuk "pemilik" kalimat ini.

Kalimat ini menjadikan saya teringat kebaikan sahabat-sahabat saya, baik yang masih bersama saya ataupun yang sudah "pergi".
Insyaalloh saya  hanya mengingat kebaikan karena sesungguhnya mereka tidaklah pernah memperlakukan saya buruk. 

Pelajaran yang bisa saja terima adalah, pergunjingan, sangkaan buruk dan sikap dingin, bisa saya terima karena saya berpikir, sikap itu berasal dari ketidak tahuan mereka. Itu saja.

Segala keihklasan menerima  perlakuan buruk, hinaan dan cacian adalah obat yang sangat ampuh untuk saya bisa belajar bagaimana menghadapinya. Juga sebagai pendorong agar saya makin dekat dengan Alloh SWT,karena sebaik-baiknya tempat mengadu adalah Alloh.

Saya juga teringat perkataan sahabat saya : Saya membatasi pergaulan, karena banyak teman menurut saya sangat berbahaya. 


Masyaalloh....teman datang dan pergi, tapi sahabat sejati akan ada bersamamu,menunjukanmu kebaikan. Ia akan mengatakan dimana dan apa sisi terburukmu, tapi tidak pernah meninggalkanmu.

Dan untuk yang masih bersama saya ataupun yang telah "pergi", saya ucapkan terimakasih,
kalian adalah guru kehidupan yang hebat.

Kalian selalu ada dalam doa saya.




Saturday 22 June 2019

Pantai Indah Yang Belum Indah

Januari lalu, Kinan merengek minta ke pantai. Tapi kami tak langsung bisa kabulkan. Selain jauh, kami juga susah mencari waktu.
Selama kami belum kabulkan, Kinan rajin melihat pantai-pantai di Youtube...mungkin pasir dan debur ombak sangat menarik baginya.
Hingga kemudian kami merasa harus segera mewujudkan keinginannya, setidaknya sebagai kado ulang tahun ke 5.


Pergilah kami naik motor. Perjalanan lebih dari satu jam. Sepanjang  jalan Kinan bernyanyi riang, mungkin bayangan pantai biru berpasir indah menari-nari di depan mata.

Tibalah kami di Pantai Indah...sekitar jam 13.00 WIB.
Kinan bengong..kok jauh dari yang dia lihat di Youtube. Pantai berpasirnya sempit, pasirnya enggak sebanyak dan  tidak empuk  untuk bisa di aduk agar bisa membuat istana pasir.
Ia pun ragu masuk ke air.. Lah..mana ombaknya? Airnya setenang air kobokan. 
Lalu saya pun membujuknya untuk turun ke air. Berhasil.

Awalnya terlihat ragu. Kemudian dia  berani  mencoba menyelam. Namun saat kepalanya kembali muncul ke permukaan air..ada sampah plastik yang melambai-lambai ditangannya, juga bangkai ikan kecil.
Wadawwwww......saya jadi merasa bersalah.

Tak sampai  10  menit di air, Kinan minta pulang. Sendok pasir yang kami bawa tak disentuhnya. Mungkin bagi Kinan lebih seru mandi di empang  neneknya di kampung (dia bisa tuh sejam  berendam di empang  neneknya yang berair bening dengan sumber air dari bawah hutan bambu).

Pantai Indah yang tak indah.

Maka pulanglah kami.

Dalam perjalanan pulang saya bertanya.... "Asyik enggak pantainya?" Kinan hanya terdiam membisu. 

Hmmmm, niat membahagiakan dengan pengalaman pertama ke pantai ternyata mengecewakan. 


Maaf ya Kinan...besok-besok berendam di bak mandi saja ya...enggak ada sampahnya kok. 


Oh Iya...Selamat ulang tahun ke 492  Jakarta , semoga pantainya makin indah ya..






Tuesday 7 May 2019

Wanita Malam



Setelah sekitar tiga tahun bekerja dengan jam waktu normal, mulai hari ini, di hari ramadhan kedua, saya diberi kesempatan untuk kembali bekerja shif malam. 
Rasanya campur aduk. Tanpa bermaksud mengeluh, saya hanya ingin berkata..rasanya sedih. 
Saya tinggalkan anak-anak diwaktu yang biasanya mereka menunggu saya pulang. Dan mereka akan kembali merasakan tidur tanpa ibunya. 

Saat berjalan dari rumah menuju stasiun KRL, rasanya aneh. Sebelumnya, jam mendekati  magrib saya berjalan pulang dari stasiun ke rumah, tapi kini sebaliknya, saya susuri trotoar, meninggalkan rumah menuju stasiun. 

Jalanan sepi, karena saat saya berangkat adalah waktunya orang berbuka puasa. Kereta juga lega. 

Ada rasa tak rela meninggalkan zona nyaman. Tapi saya mencoba melihat hal baiknya saja. Pagi hingga sore saya bisa membersihkan dan merapikan rumah tanpa harus membagi perhatian dengan anak-anak, karena mereka sekolah. 
Hanya saja, waktu dengan mereka memang akan menjadi jauh berkurang. 
Tapi setidaknya nanti pulang kantor, adalah saatnya waktu sahur, jadi tidak mungkin ada yang akan sahur "kesiangan".
Lalu kapan saya tidur? Ah  jangan ditanya. Saya bisa tidur dimana saja dan kapan saja, dalam suasana apa saja.

Saat keluarga bertanya.."Kenapa kamu harus kerja malam, apakah sudah tidak ada karyawan laki- laki yang bisa bekerja malam? "
Saya hanya menjawab..."Tidak apa, saya harus bersyukur masih bisa bekerja. Nikmati saja suka dukanya. Yang penting semoga saya diberi kesehatan agar bisa bekerja dengan baik".

Tapi ada juga loh yang tertawa terbahak-bahak begitu tahu saya kembali ditempatkan di shif malam.
"Aih..pulang pukul 01. 30  pagi....wkwkkw..lo kembali jadi wanita malam dong. Ah..nggak akan laku..bencong-bencong deket kantor lebih cakep dibanding lo"

Ish..mulut teman saya ini emang kejam. 
Tapi kenapa saya mesti marah. Banyak orang diluar sana yang bekerja malam..malah lebih berat dibanding saya.  Setidaknya saya hanya perlu duduk di depan komputer. 

Saya jadi teringat saat shift malam dulu, setiap saya pulang dini hari dan melewati Pasar Kramat Jati, melihat wanita- wanita hebat dan kuat duduk diantara sayur dan ikan-ikan, saya merasa oke..karena banyak teman senasib...

Nah..para wanita  malam..saya kembali nih...wkwkkwkw

Monday 29 April 2019

Tragedi Pecahnya Dua Botol Sirup



Saat  di dalam sebuah minimarket, tiba-tiba terdengar suara  benda jatuh lumayan keras. Asalnya dari dua botol sirup yang pecah. Penyebabnya tersenggol oleh tas seorang ibu (saya kira usianya 50 an tahun). Pecahan beling pun bertebaran di mana-mana. 

Anehnya  Si Ibu Pemecah Dua Botol Sirup ini, diam saja. Dia hanya mengangkat botol sirup  yang pecah lalu meletakan lagi. SPG minimarket yang saat itu tepat berada di sampingnya pun terkesima tapi diam. Mungkin Si SPG ini tidak enak untuk menegur apalagi meminta tanggung jawab.

Lalu, bagaimana Si Ibu Pemecah?
Sebenarnya dia ke dalam minimarket tujuannya apa juga tidak jelas, sejak masuk ia hanya sibuk dengan gadget tanpa memilih barang. Saking seriusnya dengan gadget sampai-sampai ia tidak hati-hati dan menyenggol botol sirup. Saya duga ia hanya ingin berteduh sambil menunggu ojek online (karena saat itu hujan deras). Si Ibu  ini dengan tanpa berkata maaf sedikitpun, lalu tetap berada di dalam minimarket 2 menit,lalu bergeser ke pintu, lalu pergi.

Setelah Si Pemecah tak terlihat,kasir perempuan bersungut-sungut dan menegur SPG lainnya " Ke mana Si Ibu itu, kok tadi enggak ditegur. Harusnya dia bayar barang yang ia pecahkan. Dua botol sirup pula!"
Saya pun heran, kenapa Si Pemecah ini diam saja?

Saya mencoba berpikir positif, mungkin saja ia tidak punya uang untuk membayar sirup yang ia pecahkan. Tapi alasan itu tidak berarti lari begitu saja dari tanggung jawab. Setidaknya berkatalah maaf. Kasihan, kasir dan SPG harus patungan untuk mengganti barang yang pecah.
Dan kalau dari cara berpakaian, Si Pemecah ini terlihat orang yang mampu (sehat, rapi, bersih, dan badan terawat di usianya yang mulai senja).

Saya jadi teringat saat kuliah dulu. Waktu itu saya pulang kampung dan ingin membeli oleh-oleh di pusat jajanan di ibu kota kabupaten. Tanpa sengaja saya menyenggol sebotol madu yang harganya aduhai ( seharga tiket bus pulang pergi). Dan saya bertanggung jawab dengan meminta maaf dan membayar madu itu, meski harus kehilangan sebagian uang kuliah.

Lalu, kenapa Si Ibu Pemecah Botol Sirup itu tidak mau melakukan hal serupa? Setidaknya....minta maaf.


Kadang kenapa kata "maaf" begitu sulit ya?

Monday 25 March 2019

Mengobati Jamur Pada Kucing Dengan VCO

Kucing liar yang menetap di belakang rumah kami banyak yang sakit kulit. Wah gawat. Bisa-bisa saat Deni (kucing rumahan kami) gaul diluar  dia akan tertular.

Ada 3 kucing besar dibelakang, dengan satu diantaranya baru saja melahirkan 4 anak. Masalah kulit ini harus segera diatasi agar tidak merembet kemana-mana.

Ke dokter? Wadaw... saya aja berobat pakai BPJS, bakalan mahalan dokter itu kucing daripada dokter kami.
Lalu saya Googling lah. Saya temukan obat alaminya itu VCO alias Virgin Coconut Oil.
Dengan semangat ala-ala dokter hewan, saya coba oleskan satu-satu itu kucing yang kupingnya berjamur.
Wahhh, mereka marah tuh. Mungkin rasa lengketnya menyebalkan di bulu mereka.
Tapi saya sih enggak menyerah ya, walaupun kulit harus penuh cakaran.
Eng ing eng..hasilnya manjur loh. Baru sekali oles saja, sudah terlihat beberapa hari kemudian.
Pinginnya sih mereka saya olesi VCO sehari dua kali, tapi bisa-bisa tangan saya habis dicakar tanpa sisa. Jadi saya oles paling tidak seminggu sekali.

Saat kucing-kucing liar itu jilat bulu mereka yang ber-VCO, otomatis VCO yang punya kemampuan antiseptik juga tertelan dan mengobati kulit mereka dari dalam....bagussss.
Daripada dioles obat kimia yang malah bisa membahayakan mereka, lebih aman VCO kan, dan harganya pun murah meriah. VCO bisa dibeli di apotek, pasar-pasar atau di toko herbal. Di online shop juga bisa kok, di Tokopedia atau Bukalapak banyak yang menjual.

Senang rasanya liat  kulit mereka kembali sehat. Dan anak-anak kucing yang baru lahir juga aman dari resiko tertular.

Biar pun mereka liar, mereka juga berhak sehat dong.

Hidup VCO lah...

Oh ya VCO ini akan gampang membeku jika suhu dingin AC. Cara mencairkan kembali gampang saja, taruh di udara terbuka atau di dekat kompor. Jauhkan dari sinar matahari langsung ya.

Saturday 23 March 2019

Menyembuhkan Kucing Demam

Bulan lalu, Deni, kucing kami, pertama kalinya pergi ke luar rumah. 
Karena selalu gelisah di depan jendela dan bermuka galau memandang kucing-kucing kampung yang berseliweran, kami putuskan membiarkan Deni  mencari teman.

Pada "pengembaraan" perdana, Deni pulang dengan luka parah, dan pincang, hasil dari pertarungan tidak seimbang  dengan kucing "preman".
Sehari kemudian Deni demam.

Karena belum pernah punya pengalaman merawat kucing demam, kami bingung.
Selama demam Deni tidur hampir 24 jam. Kami menduga demam berasal dari luka yang ada di kakinya. Tiga hari kemudian, ada nanah keluar dari luka di kakinya. Duhhh..

Deni pun semakin kurus dan lemas. Kami takut Deni mati.
Tak ada pilihan lain, Deni kami bawa ke dokter. 
Sepanjang jalan, Deni berontak, panik. Sampai di klinik ia tak mau keluar kandang dan menggeram marah, juga mencakar siapa saja yang mendekat, termasuk saya.
Wah, kaget saya melihat reaksi Deni yang menjadi  begitu berbeda dari keseharianya yang tenang.
Dokter kemudian membujuk Deni dengan makanan. 
Berhasil..ia sedikit tenang dan bisa disuntik.

Dua hari setelah ke dokter, Deni sembuh dan "pecicilan" ingin kembali keluar rumah.
Tapi, setiap kami biarkan ia "gaul", ia selalu kembali dengan babak belur.

Seminggu lalu, dua hari ia menghilang. Kami sudah pasrah dan ikhlas jika Deni sudah " bahagia" di tempat lain, atau bersama yang lain (hiks...hiks..hiks). 
Tapi, rupanya Deni masih rejeki kami, ia pulang dengan bulu super dekil, juga  kurus kering.
Setelah kami mandikan, Deni tidur sepanjang hari dan..... demam.
Haduhhhh... 

Saya coba obati sendiri saja lah.

Pertama saya biarkan ia tidur sebanyak mungkin, karena tidur bagian dari pemulihan. 
Agar tak dehidrasi, Deni saya beri minum dengan air hangat (Deni sangat suka air hangat). Karena lemas, saya sodorkan gelas sedekat mungkin dengan mulut Deni. Jangan lupa beri sentuhan tulus dan juga kata-kata penyemangat (Ayo,..Deni ganteng.... Deni pintar.. Minum yuk yang banyak..nanti main lagi, biar bisa ketemu kucing-kucing cantik...)

Lalu, agar kuat melawan virus/bakteri, Deni harus tetap makan. Makanan kering yang biasa ia makan dengan lahap, ia abaikan. Untuk ini saya pakai jurus ...berikan makanan berbeda. Saya coba sajikan makanan basah atau creamy. Hasilnya.....ia mau makan dengan lahap.

Dan setelah 3 hari, Deni sembuh tanpa ke Dokter.
 Horeee,....tidak perlu drama suntik menyuntik.

Tapi saya terkejut ketika menemukan sejumlah luka yang mulai mengering di pangkal kaki, pipi dan telinga....Rupanya luka-luka itulah penyebab Deni demam. Selama ini luka-lukanya tertutup bulunya yang lumayan tebal  (untuk ukuran kucing separuh kampung dan separuh Persia, bulu Deni lumayan panjang) .
Jadi bagi teman-teman yang punya kucing demam mungkin bisa coba cara saya menyembuhkan Deni. Tapi ingat ya... itu pertolongan pertama di rumah, jika demam berlanjut..segera bawa kucing kesayangan kamu ke dokter.

Sehat terus ya Deni....jangan demam lagi. Ingat, dunia diluar sana sangat kejam, jadi..main di rumah saja. Udah..gitu aja.. Udah,,,udah,,udah




Sunday 10 March 2019

Teh Celup Sosro Heritage

Saya suka sekali minum teh. Teh apa saja, tanpa gula atau dengan sedikit gula.
Terutama saat bangun pagi. Teh hangat rasanya enakkkkk banget di badan.

Saat ke Beijing dan Sanghai, saya melihat betapa orang-orang di sana tidak bisa lepas dari teh.  Bahkan bekal minuman mereka juga teh. Setelah makan, mereka minum teh, itulah kenapa badan mereka tetap langsing.
Menurut guide yang memandu kami, mereka percaya, teh membantu menghancurkan lemak.

Lalu kenapa saya minum teh?  Karena saya tidak bisa minum kopi. Kopi membuat kepala saya pusing berjam-jam.

Teh yang pertama saya kenal, teh tubruk. Rasanya ringan dan saat meminumnya harus  menyingkirkan daun dan batang teh yang mengambang. Merk-nya saya lupa. 
Lalu, munculah teh celup/ teh kantong. Istilah kerennya tea bag. Yang pertama saya kenal, Sariwangi.
Wah, pertama coba senang sekali, karena bisa langsung minum tanpa harus menyingkirkan ampas teh.
Lalu, setelah saya tinggal di Jakarta saya mengenal bermacam-macam merk teh celup yang lain.

Sebenarnya, saya tidak terlalu peduli jenis teh, teh hijau, teh hitam,teh putih, teh oolong tetap enak bagi saya.
Tapi belakangan saya lebih menyukai teh kantong Sosro. Teh hitamnya, jika diminum tanpa gula...enakkkk banget.
Apalagi kemasannya sekarang keren banget, dengan motif batik, sangat Indonesia. Pertama kali lihat design kemasannya kagum banget, karena seingat saya  kemasannya dulu tidak begitu. 

Eh, kok jadi ngomongin Teh Celup Sosro hehehe. 

Manfaat teh apa saja ya?
Teh kaya antioksidan, teh juga mengandung fluoride yang mencegah karies gigi atau gigi berlubang. Teh juga bisa menurunkan kadar kolesterol.
Tapi teh juga tidak boleh di konsumsi berlebihan ya. Maksimal lima cangkir sehari. Kalau saya hanya minum satu cangkir di pagi hari. Kadang ditambah susu atau madu.



Nge-teh yuk...




Wednesday 6 March 2019

Dear Kulit Coklat......

Sebagai pemilik kulit wajah, tangan dan kaki  berwarna coklat, saya pernah berada di fase ingin sekali memiliki kulit putih menyeluruh.
Saya mencoba beberapa krim pemutih dan berusaha keras memutihkan kulit yang terpapar matahari langsung.
Fase ini saya jalani saat remaja (SMP-SMA). Saat itu berkembang citra cantik adalah berkulit putih. Walhasil saya merasa minder karena merasa tidak cantik. Saya  super iri dengan teman-teman  yang berkulit kuning langsat atau putih.
Dan berhasilkan saya memutihkan kulit? Tentu tidak.... wkkwkwkwkwk
Yang ada wajah saya malah "pruntusan".

Lalu menjelang melewati usia belasan saya sadar, kulit cantik itu bukan putih, tapi sehat. 
Saya merubah cara pandang. Kulit meski tipis adalah pemilik kekuatan luar biasa, yang melindungi tubuh kita dari segala kuman di luar tubuh. Kulit adalah garda terdepan tubuh kita melawan segala polusi dengan radikal bebasnya. 
Saya tak lagi melihat kulit sebagai sumber kecantikan, tapi sebagai senjata yang indah pelindung tubuh. 
Yang diperlukan tubuh saya bukanlah kulit putih, tapi kulit yang sehat. 

Sayapun kembali mengingat-ingat bagaimana kulit wajah, tangan dan kaki saya coklat. Pertama karena sejak balita saya sering main berpanas-panasan di sawah, kebun dan halaman. Menyenangkan kah? Ya menyenangkan. 
Lalu kulit saya selama 12 tahun terbakar panas matahari di jalan pulang sekolah dan di halaman sekolah. Bermanfaatkah? 
Ya. Jadi kulit coklat saya sepadan dengan kebahagiaan bermain dan ilmu yang saya dapat. 
Tanpa berpanas-panasan, saya tidak akan bisa belajar, tak akan mendapatkan pekerjaan, dan tak bisa menafkahi anak-anak.
Jadi kulit coklat saya adalah "cerita bahagia dan juga hasil perjuangan". Sudah seharusnya saya bersyukur bangga dengan kulit wajah, tangan dan kaki  saya yang coklat.

Kini, usia saya mendekati akhir 30an, saya hanya menginginkan kulit sehat. 
Kulit sehat dapat diperoleh dengan pola makan sehat (perbanyak sayur dan buah), olahraga, jauhi asap rokok, minum  dan tidur cukup. 
Kalau susah dilalukan semuanya, ya saya usahakan semampunya. 
Kini saya semakin tua. Kulit saya yang semula super berminyak, perlahan berubah menjadi kulit cenderung kering. Kalau dulu cuek dengan pelembab, kini merasa harus pakai. 

Dan yang paling penting dari itu semua adalah.....berpikir positif. 
Menua itu pasti, tapi merawat kulit itu wajib sebagai bentuk syukur atas karunia Alloh. 

Yuk..sayangi kulit apapun warnanya...