Saturday 27 March 2021

Alur Transfusi Darah Di RSCM Menggunakan Fasilitas BPJS Kesehatan

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana transfusi darah di RSCM Jakarta. 

Bagi peserta BPJS Kesehatan, alurnya lumayan panjang. Jadi harus benar-benar siapkan stamina. Pengalaman saya, dengan HB* 6 (dari normal 12 ke atas) saya masih kuat mengurus sendiri. 

Begini alurnya :


- Hari ke  1 : Mendaftar di adminsi (lantai 1 ) dengan tujuan  ke Poli ( kalau saya Poli Ongkologi Ginekologi). Ke dokter, saya sampaikan keluhan (pendarahan hebat, lemas, pingsan, pusing dll), lalu meminta dokter agar memberi rujukan ke laboratorium. Dokter akan menghubungkan data saya  ke bagian lab di lantai 3. Proses antri ke dokter di Poli dan meminta  rujukan ke laboratorium  ini akan membutuhkan waktu sehari. 


- Hari ke 2 : Datang ke Lab di lantai 3, dan ambil nomor antrian dengan status non-tunai. Saat nomor antrian dipanggil tunjukan kartu berobat kepada petugas. Lalu petugas akan memberi  kuitansi dan juga nomor  antrian pengambilan darah. Dan antrian selanjutnya adalah antri pengambilan darah. Hasil baru bisa  ambil keesokan harinya. (Kalau saya ada dana, untuk mempersingkat hasil, biasanya selain ke lab BPJS, saya juga ke Lab 24 jam (berada di bagian PJT/Jantung), saya sampaikan ke bagian administrasi bahwa akan tes HB mandiri. Biayanya sekitar Rp95.000, hasil keluar dalam 2 jam)


- Hari ke 3 : Kembali  ke Poli Ongkologi Ginekologi, dan setelah terdaftar ke poli, segera ke lab lantai 3, dan ambil nomor antrian dengan status ambil hasil. Lalu serahkan kuitansi dan nomor antrian. Untuk hasil biasanya antrian tidak lama. 

Segera bawa hasil lab ke dokter. Jika dokter memutuskan  harus transfusi (HB di bawah 10), dokter akan memberi  rujukan ke Poli  Hematologi (dokter memberi selembar kertas warna merah muda, segera foto copy paling tidak dua lembar, fotocopy ada di lantai dua sebelah apotik BPJS).


-Hari ke 4 : Ke Poli hematologi.

Ke bagian admisi (pendaftaran), mendaftar ke Poli Hematologi. Bawa hasil lab dan rujukan dari dokter sebelumnya (lembar warna merah jambu). Jika kuota belum penuh, langsung bisa ke Poli Hematologi dan dapat nomor antrian.

Tapi Poli Hematologi  kuotanya cepat sekali penuh. Disarankan mendaftar online. Saya pribadi tidak pernah mendaftar online karena tidak kuat antri berdiri untuk print out bukti daftar. Jadi selama ini saya nekat mendaftar manual. Pernah sekali saya tidak kebagian kuota, tapi karena HB saya enam (darurat) saya bisa banding dengan cara meminta kuota tambahan (Langsung datang ke Poli Hematologi, sampaikan kondisi darurat, nanti ada bagian yang akan memberi kita persetujuan penambahan kuota. Suster akan menuliskan "ACC" di lembar warna pink kita). Segara kembali ke pendaftaran (admisi, lantai 1) untuk  mendapat nomor antrian. Lapor kembali ke Poli Hematologi, serahkan bukti pendaftaran di admisi, dan antri untuk bisa ketemu dokter. 


Dokter akan memeriksa kondisi saya dan memutuskan berapa CC darah yang  butuhkan. Suster lalu  mengambil sampel darah saya dan menjadwal kapan transfusi. Suster  membekali saya dengan copy hasil lab pemeriksaan darah saya ,dengan catatan kode P (ini berguna untuk ditunjukan kepada petugas adminstasi saat mendaftar di hari transfusi)


Lalu saya harus ke Satelit Farmasi, serahkan kartu berobat ke bagian administrasi, sampaikan akan transfusi. Bagian ini untuk pemesanan selang infus/selang transfusi). 


Selanjutnya  sampel darah saya serahkan ke  bank darah yang berada di bagian belakang RSCM Kirana (RSCM Khusus Anak-Anak). Bank darah akan menginfokan apakah darah yang kita butuhkan ada atau tidak. Jika ada, oke..saya  akan diberi kertas yang berisi keterangan darah tersedia. Dan saya  tinggal datang di hari jadwal transfusi.


Jika darah tidak ada,  saya  akan mendapat pengantar pemesanan darah ke PMI dan saya  harus membawa pendonor (bagian ini yang paling repot karena kita harus mencari sendiri pendonor dan membawanya ke PMI Pusat di Kramat -Jakpus). Jarak PMI tidak terlalu jauh dari RSCM, naik ojek online hanya sekitar Rp 13 ribu ongkosnya.

Setelah membawa pendonor ke PMI, PMI akan memberi surat keterangan bahwa saya  sudah membawa pendonor  dan memesan darah ke PMI. Selang dua jam kemudian, bawa surat dari PMI   ke bank darah di RSCM. Nanti darah akan dikirim dari PMI ke RSCM. Jika bank darah RSCM bilang...oke, darah sudah ada. Done..selesai, tinggal datang ke Hematologi untuk transfusi. Untuk tahap hari ke empat saya biasanya pukul 06.00 WIB sudah di RS dan selesai sekitar jam 18.00 WIB (jika darah ada di bank darah) dan sampai pukul 22.00 WIB jika harus membawa pendonor ke PMI. Panjang ya.....xixixi.. jadi harus makan yang banyak...sebakul...kwkwkwkw.


Catatan : Saat saya akan transfusi ada catatan dari pihak bank darah yang mengharuskan saya mengetes darah saya dulu ke PMI Kramat Jakarta, karena dikhawatirkan ada reaksi penolakan di badan saya. Pentugas menyebutnya Kontes. Lalu saya mendapatkan surat dari pihak PMI yang intinya saat transfusi dan sesudahnya saya harus mendapat pantauan khusus untuk mengantisipasi adanya reaksi atau efek samping transfusi darah. Dan surat dari PMI ini harus saya laporkan ke petugas di bagian Hematologi setiap saya akan transfusi. Di bagian ini seharunya saya mengantar sendiri sampel darah ke PMI Kramat, tapi petugas kasihan melihat saya sendirian (dengan konsidi HB 6 harus bolak balik ke PMI), jadi beliau menawarkan diri menolong mengantarkan sampel darah saya ke PMI. Semoga Alloh membalas kebaikan beliau.


Hari ke 5 : Transfusi

Pagi hari datang ke bagian administrasi (pendaftaran), minta ke petugas (petugas berkemeja putih yang mengurus antrian administrasi) nomor antrian kode P dan sampaikan akan transfusi. Lalu kita akan diarahkan ke admisi dengan kode antrian P. Sampaikan ke bagian administrasi lembar dari bagian Hematologi (copy hasil lab dengan catatan kode antrian P) . Setelah mendaftar segera datang ke Poli Hematologi, lalu serahkan bukti pendaftaran di administrasi). Dan segera kita bisa transfusi.Jika darah yang kita butuhkan lebih dari 500 cc biasanya transfusi dilakukan dua hari. Perhari maksimal 500 cc. Dan di RSCM transfusi diberikan dengan kondisi pasien duduk di sofa, tanpa rawat inap. Setelah tranfusi pasien bisa pulang.

Tapi saran saya, jangan langsung pulang. Tunggu setidaknya satu jam. Ini untuk mengantisipasi adanya efek samping dari transfusi. Berdasarkan pengalaman saya, setelah transfusi saya merasakan gatal-gatal, ruam. Dokter akan menyuntikan obat yang efeknya mengantuk luar biasa. Saya tertidur setelahnya dan rasa gatal hilang dengan cepat. 



Hari ke 6 : Datang ke lab BPJS lantai 3, cek darah. Cukup menujukan kartu berobat. Mengulang langkah seperti di hari ke 2 ya. 


Hari ke 7  : Ambil hasil lab dan lapor ke dokter Poli Ongkologi Ginekologi. Jika HB belum 10 mengulang ke tahap awal seperti di hari ke 1 . 



Hahahhahaha... Seru ya tahapannya. Terlihat panjang dan ribet, tapi nikmati saja. Itu menambah pengalaman hidup, ujian fisik dan mental.



Jadi, demikianlah  sekelumit rumit pengalaman saya transfusi darah di RSCM menggunakan kartu BPJS Kesehatan. Semuanya gratis ya, tapi memang prosesnya panjang sepekan dan harus sabar.

Jalani dengan rasa syukur Insyaalloh dimudahkan. Aamiin.



Catatan : Kondisi di atas tidak berlaku untuk kondisi HB 5 ke bawah. Jika HB 5  segera datang ke IGD dan bisa mendapat transfusi dengan proses secepat kilat.


Catatan lagi hehehe : Untuk pasien baru di Hematologi adanya di  hari Kamis ya. Jadi kalau baru pertama akan transfusi hanya bisa mendaftara di hari Kamis




*Hemoglobin merupakan komponen dalam sel darah merah yang berperan penting  untuk mengikat oksigen dalam darah. Ketika tubuh kekurangan hemoglobin, maka akan terjadi anemia yang dapat menimbulkan sejumlah keluhan dan gangguan kesehatan.