Wednesday 9 October 2019

Kisah Kulkas Rusak

Saat itu saya sedang meliput korban kecelakaan metromini tertabrak kereta di kamar jenazah RSCM Jakarta.
Diantara aroma formalin dan aroma jasad  yang baru diturunkan dari ambulans,  saya melihat seorang pria dengan tatapan kosong. Ia seperti patung. Tubuhnya terduduk kaku. 
Sayapun menghampiri, bukan untuk melakukan pekerjaan saya, tapi hanya ingin menyapa.
Pada sapaan pertama, pria bermata kosong ini tidak bereaksi. Matanya menatap lurus ke depan dan hampa. 
Namun pada sapaan kedua ia menoleh kepada saya lalu menunduk dan menangis pilu.  
" Istri saya sekarang sudah meninggal. Padahal semalam dia meminta  saya memperbaiki kulkas yang tak lagi dingin. Sebenarnya sudah lama ia mengeluhkan kulkas kami yang rusak. Tapi saya abaikan. Saya malah sempat kesal karena dia ngomel terus soal kulkas yang rusak. Sekarang saya menyesal..saya menyesal tak menuruti permintaannya. Saya sangat menyesal. Tadi pagi dia masih pamit pada saya dan sekarang dia sudah tidak ada.." 
Saya ini cengeng. Saya ikut menangis. Dan saya tidak bisa berkata apa-apa hanya menepuk pelan pundak pria tersebut. 

Tak lama datang pria lain, mungkin kerabat atau sahabatnya. Mereka berjabat tangan lalu menangis bersamaan. 

Saya tak kuat lagi melihat duka mereka. Saya memilih menjauh. 

Dan untuk beberapa menit kemudian halaman kamar jenazah  dipenuhi  keluarga korban lain yang mulai berdatangan. Ada tangisan dimana-mana berbaur dengan aroma formalin yang rasanya berputar di kepala.

Lalu pelajaran apa yang bisa saya ambil dari tangisan dan kisah pilu dari pria yang menyesal tidak membetulkan kulkas? 

Jangan marah jika ada yang mengomelimu..bisa jadi itu omelan terakhirnya.
Jangan menunda mengabulkan permintaan orang terdekatmu, meski hanya permintaan sederhana..bisa jadi itu permintaan terakhirnya. 
Perlakukan orang lain seakan itu hari terakhirnya.
Dan jika tidak bisa menyenangkan orang lain setidaknya jangan menyakiti. 
Kita tidak bisa membahagiakan semua orang, tapi  setidaknya kita bisa membahagiakan orang terdekat kita semampu kita.