Tuesday 21 June 2016

Kontes Menyanyi

Saat menonton tv, saya heran melihat begitu banyaknya kontes menyanyi. Membuat saya berpikir..apa iya sukses instant, kaya materi dan terkenal hanya bisa dimiliki oleh orang yang bakat nyanyi doang?
Lalu bagaimana dengan orang yang tak bisa menyanyi?
Saya nyanyi di kamar mandipun cicak di dinding berjatuhan mati, bagaimana jika saya nyanyi di tv?

Sungguh..kontes menyanyi di televisi sangat memilukan hati saya. Menyadarkan betapa buruk kualitas suara saya.
Dan membuka mata saya (yang berbulu pendek) bahwa siapa bilang cantik dan pintar tidak bisa dalam satu paket? Jika ada yang berkata, biasanya orang cantik itu tidak berbakat atau sebaliknya.. berarti anda menghina Tuhan. Dosa!

Oh iya....satu lagi.. saya lihat format lomba nyanyi dimanapun sama. Ada yang nyanyi. Ada juri hahahihi. Lalu ada yang nangis saat tersingkir. Ada yang jual penderitaan untuk meraih simpati dan ada yang memutuskan urat malu yang penting masuk tv.
Bahkan ada lomba nyanyi yang mulai sore dan berakhir tengah malam. Tapi kadang saya bingung itu acara menyanyi atau acara melawak, karena antara menyanyi dan melawaknya lebih banyak lawakannya.

Dan menurut saya dari semua yang terlibat di acara itu penonton di studionya lah yang paling hebat. Bayangkan... mereka kuat nonton berjam-jam dan entah dibayar entah tidak. Kalaupun dibayar pasti besarnya hanya sepersekian persen artis yang nyanyi, komen dan ngelawak .


Kalau kita yang nonton di rumah sih saya yakin tak banyak yang kuat nonton selama itu non stop. Paling sesekali ditinggal mandi, ke warung, ke poskamling bahkan ditinggal tidur.
Lah klo penonton di studio kan harus hore-hore terus sepanjang waktu. Mana boleh mereka tidur.
Saya jadi bertanya-tanya..mungkin penontonnya pakai sistem shift persekian jam kah?
Entahlah.

Soal artis dan jurinya kenapa kuat bawa acara selama itu? Saya sih tidak kagum..kan mereka dibayar tinggi.
Hehehe.

Hidup penonton di studio!!! Kalian hebattt euy..

Oh ya soal juri...dikontes nyanyi apapun..baik yang mengaku murni ide sendiri atau kompetisi dengan format impor dari luar negeri. Saya lihat selalu ada satu juri yang dibikin seolah bersifat nyebelin (mengkritik pedas) ...ada juri yang selalu berantem satu sama lain dan ada juri yang kalem sebagai penengah.
Sah-sah saja lah ..karena untuk menghibur penonton konon formatnya harus begitu.
Tapi apa semua juri kontes menyanyi harus begitu?

Sayapun teringat tanggapan teman saya ketika saya ngoceh soal lomba-lomba nyanyi yang seolah seragam...teman saya dengan sengit mengomel.
" Ah lo...lo bisa ngomong kaya gitu karena lo sirik..tidak bisa nyanyi, tidak bisa jadi juri, tidak bisa jadi penonton studio..Ngaca lo! Sudah lah ..klo lo tidak suka...ya jangan ditonton. Matiin tipi lo..atau lo jual aja tipi gendut buluk lo itu. Nggak usah sok kritik-kritik. Lagian siapa lo?"

Sayapun nyengir. Dan saya rasa perkataan teman saya itu...ada benarnya.

Saya akan jual tipi...

Hahahaha

Thursday 16 June 2016

Musik Gratis Dari PLN

Semula saya menggunakan listrik daya 900 watt. Tapi kok sering sekali anjlok.
Lalu saya berniat pindah ke 1300 watt.Ternyata (kala itu) menurut petugas tidak bisa lagi menggunakan sistem lama. Harus token. Baiklah...maka si meteran tagihan bulanan pun berganti menjadi meteran kekinian.
Tapi....Weladalah.... mengerikan sekali biaya listrik saya.
Dengan pemakaian sama, di 900 watt saya hanya membayar listrik di bawah Rp 300 ribu per bulan tapi sejak beralih ke 1300 watt..tagihan menjadi Rp1 juta. Wajar lah jika tagihan saya naik karena listrik 1300 konon non subsidi..tapi semahal itu kah?

Paling sebal jika tengah malam tiba-tiba meteran berbunyi minta diisi. Rasanya seperti merawat bayi yang kapan saja bisa menjerit menangis meminta susu ketika lapar..kita harus siap kapan saja "menyuapi" token agar Si Meteran diam.

Dan ketika Menteri Rizal Ramli protes soal ini..lahhhh..rasanya seperti mewakili suara hati saya.
Lalu munculah kebijakan masyarakat bebas memilih sistem token atau non token.
Aishhh..terlambat sudah.
Kini semua tetangga kontrakan saya sudah terlanjur beralih ke token.


Maka....Sekarang setiap hari kami menikmati konser gratis dari meteran kami yang "menyanyi" saling bersahutan..

PLN sungguh menghibur...memberi kami musik gratis setiap hari.
Keren lah...kereennnnnnn.

Tit....tit...tit....tit....begitu bunyinya...

Tit.... tit ....tit...emakkkkkkk..minta tokennyaaaaa.....


Dan sekarang sampah di rumah saya juga bertambah.... sampah struk token listrik.