Wednesday 14 November 2018

Indahnya Berbaik Sangka

Saya pernah berada dimasa dimana saya sangat begitu percaya apa kata orang dan bagaimana penilaian seseorang terhadap orang lain.

Misal Si A bilang Si B itu begini begitu..maka saya akan langsung percaya dan menilai Si B persis seperti Si A. 
Intinya saya dengan mudah menilai buruk seseorang tanpa saya mengenalinya secara langsung. 
Ngeri ya..


Hingga kemudian mata dan pikiran juga hati saya seperti dibuka lebar.
Saya kemudian diberi kesempatan langsung bisa mengenal Si B dari dekat dan ternyata Si B tidaklah seburuk prasangka saya. 
Justru kadang malah seseorang yang saya sebal karena kata orang dia begini begitu justru adalah orang yang mau menolong saya. 
Sementara orang yang sibuk menebar info buruk tetang seseorang justru tak peduli dan hanya sibuk bersorak dan tertawa. 


Sejak saat itulah saya mulai tidak peduli dengan info buruk tentang seseorang. Bahkan jika kemudian seseorang ternyata berperilaku buruk, maka saya hanya akan mengingat kebaikannya saja. 


Bagi saya, prasangka sama saja dengan fitnah.

Dan fitnah katanya lebih kejam dari pembunuhan bukan? 

Saya sekarang hanya sibuk mengingat keburukan saya sendiri, dan memohon pada Alloh agar diampuni. Tak ada orang yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik Alloh semata.

Itu saja.

Friday 9 November 2018

Kenapa Saya Berjilbab?

Kenapa kamu memutuskan berjilbab?
Pertanyaan itu banyak disampaikan ke saya.
Mereka mungkin mengharapkan cerita dramatis dan cerita penuh pengalaman religius.
Tapi saya tidak punya cerita itu.
Bahkan ada yang menduga saya sedang dirundung masalah besar, masalah rumah tangga dan ekonomi, sehingga saya mencoba mencari ketenangan dengan berjilbab. Mungkin ada yang senang ya jika saya memiliki masalah ekonomi dan keluarga. Lumayan lah  buat bahan obrolan sambil makan-makan.
Tapi...bukan itu pemicunya.

Saya jadi bahan pergunjingan pun saya tahu.

Tapi tak apa. Kata temen saya yang baik hati..anggap itu ujian orang berhijab.

Meski awalnya sempat kaget dengan pergunjingan itu, tapi saya mencoba memaafkan. Sungguh saya tidak marah. Saya mendoakan mereka mendapat rejeki melimpah. Doa tulus dan ikhlas dari saya.

Lalu kenapa saya berjilbab?
Saya memutuskan berjilbab butuh proses panjang. Maju mundur..pakai  sekarang, atau nanti..siap..tidak. Begitu terus tiap hari.
Ibu saya juga sering berkirim pesan pendek atau telepon menyarankan saya berjilbab. Dan saya jawab : iya Insyaalloh


Hingga pagi itu 18 Oktober 2018, bangun tidur saya mendapat SMS dari Ibu. Panjang sekali. Isinya  sebenarnya pengulangan dari apa yang sudah disampaikan sebelumya. Kurang lebih bagaimana Islam mewajibkan wanita berhijab dan apa resiko jika tidak menutup aurat.

Dan setelah membaca pesan Ibu hati saya tergerak  untuk mencari kerudung di lemari.
Tak banyak yang saya punya hanya tiga.

Bismillah..sejak itu saya berjilbab.
Dan Alhamdulilah teman-teman di kantor mendukung saya dengan memberi begitu banyak kerudung dan baju panjang.
Terimakasih yang tak terhingga semoga Alloh membalas kebaikan kalian semua ya...dan mendapat balasan dari Alloh berlipat.

Jadi alasan saya berhijab karena perintah agama. Itu saja.

Lalu..sama seperti yang dirasakan olah wanita berhijab lainnya, dengan berhijab saya merasa lebih tenang dan khusuk beribadah. Juga saya berusaha menjaga perilaku. 

Mulai dari hal-hal kecil..misalnya...tidak bergosip.

Hal yang terlihat sederhana tapi berat loh.

Coba dalam sehari saja..bisakah kita menahan diri tidak bergosip, tidak membicarakan keburukan dan aib orang lain?

Kini saya lebih memilih menjadi pendengar atau kalaupun harus bicara ya membicarakan diri sendiri seperlunya.
Kata orang bijak..bicaralah yang baik atau diam. Indah sekali ya ..Jika semua orang berusaha melakukan hal tersebut, pasti sejuk sekali dunia ini.


Semoga lidah saya selalu terhindar dari perkataan buruk.


Aamiin

Sunday 16 September 2018

Ibu....Berlututlah...


Belakangan ini, perilaku Kinan (4 tahun 9 bulan) membingungkan saya.
Dari anak yang sabar, ia berubah menjadi temperamental. Mudah sekali marah. Hanya karena hal kecil yang sebelumnya tidak membuatnya emosi, menjadi penyulut teriakan, dan lemparan sejumlah benda.

Saya benar- benar kebingungan.
Balik memarahinya hanya berakibat dia menangis panjang.
Bicara pelan dan mencoba memberi pengertian dengan kalimat sederhana juga tak mempan.
Hampir setiap menit rumah kami diwarnai amarah Kinan.

Saya merasa sangat tertekan. Dan emosi saya, Kinan rasakan, sehingga ia justru semakin susah dikendalikan.
Pertengkaran dengan Kakaknya juga terjadi seakan tanpa henti.
Tak boleh Kakaknya mendekati saya , menyentuh barang-barangnya.
Seisi rumah harus tunduk pada keinginannya.
Duh..gusti ..paringono sabarrrrr.


Sayapun mulai mencoba beragam cara, dimulai dari time out.
Setiap berteriak atau berperilaku kasar, Kinan harus duduk di pojok hukuman selama 4 menit.
Tapi cara ini tak berhasil. Ia akan memanipulasi saya dengan menangis keras dan menghiba meminta maaf.
Setelah saya maafkan ia akan melakukan lagi dan lagi.

Lalu time out saya rubah lokasinya. Tidak lagi di pojok ruangan, tapi di kamar mandi, dengan pintu tertutup (tanpa dikunci).
Cara ini juga hanya efektif sehari dua hari. Selebihnya tak menghentikan perilaku negatif Kinan.

Cara lainnya adalah dengan memberlalukan hukuman yang sama  baik untuk Keni ataupun untuk Kinan, jika keduanya bertengkar.
Bila keduanya tak mau sama-sama menahan diri maka keduanya harus menenangkan diri dikamar mandi.
Tapi cara ini gagal menyelesaikan masalah. Pertengkaran mereka malah terus terjadi. Semua saling merasa benar.
 Hingga akhirnya saya capek marah. Saya takut kepala saya medak, dan hati saya meleduk.

Saya memutuskan untuk membiarkan mereka bertengkar, dan mencari penyelesaian sendiri. Selama tidak ada yang terluka..biarkan saja.

Hingga kemudian, sejak 3 hari lalu saya mencoba cara yang saya sebut....metode berlutut.
Saat Kinan marah, saya pegang kedua tangannya, lalu saya berjongkok hingga mata saya sejajar dengan mata Kinan Lalu dengan menatap matanya, saya sampaikan dengan tegas bahwa sikap Kinan tidak baik, dengan saya contohkan bagaimana berkata dengan tenang tanpa teriak.
Ternyata. .....cara ini bekerja dengan baik.....!!!

Emosi Kinan perlahan  bisa teredam. Ia pun tak segan untuk tersenyum, meminta maaf dan memeluk saya.


Mau tau rasanya....the best...!!!

Kenapa cara ini efektif..? Saya kira karena Kinan merasa dihargai. Kinan merasa amarahnya  didengar, tanpa saya berbalik memarahinya.

Saya mencoba merasakan seandainya saya jadi Kinan. Saya harus mendongak setiap kali akan berbicara...tanpa mendongak yang saya liat adalah ...lutut.
Jadi karena lutut dan telinga saya terpisah jauh Kinan mengira ia perlu berteriak agar suaranya bisa saya dengar.


So..bagi orang tua yang mempunyai masalah sama dengan saya, cobalah Metode Berlutut. Sejajarkan mata anda dengan si kecil, tatap matanya dengan penuh kasih. Karena berbicara dengan lutut itu tidak enak loh Bu...


Percayalah....

Wednesday 6 June 2018

SEMINGGU SEBELUM LEBARAN

Selama hidup,  39 lebaran sudah saya lalui. Tapi saya masih saja bertanya-tanya kenapa setiap mendekati lebaran orang harus kalap membeli baju baru seakan setelah lebaran seluruh penjual  baju akan beralih menjadi penjual kambing?

Mungkin karena sejak kecil orang tua saya  tidak pernah mementingkan baju lebaran. Alasannya? Tak punya uang.

Jadi saya pun menjadi terbiasa. 
Setiap puasa selesai, baju baru teman-teman bukanlah hal yang membuat saya iri. Dan hal ini saya terapkan pula pada dua anak saya.
Baju yang penting bersih, rapi dan sopan.
Beli baju tidaklah harus untuk lebaran, tapi memang karena anak- anak  membutuhkan. Misal untuk sekolah. Atau baju lama sudah tak lagi layak pakai.

Jadi ..sayapun terheran-heran ketika melihat tetangga saya, sudah sejak awal puasa rajin mengunjungi Pasar Tanah Abang dan membeli begitu banyak baju,  yang cukup untuk lebaran sebulan!

Menurut  temen saya Si B ...saya siri dengan Si Tetangga. Iri karena tak mampu beli baju baru bertumpuk-tumpuk.
Walah..temen saya sok tau. 
Iri sih tidak. ..kalau tak mampu beli..iya..wkwkwk

Sebenarnya saya menikmati moment bulan puasa. Tapi tak pernah bisa menikmati hiruk pikuk persiapan lebaran.
Semua orang seakan berlomba belanja. Semua  berlomba untuk memiliki barang serba baru.

Lihatlah. Jelang lebaran kejahatan meningkat. Karena penjahat juga ingin baju baru..atau setidaknya anak istri  penjahat juga ingin baju baru dan pulang kampung!

Selain soal baju baru, saya juga  heran kenapa orang masak begitu banyak. Ada ketupat, opor ayam, dan lain-lain. Apakah lebaran harus makan ketupat? Lah  tiap hari  saya makan ketupat sayur. 

Apakah setiap lebaran harus beli nastar yang satu toples isi 30 butir harganya Rp 120 rebu? Lah wong di toko roti di setiap stasiun, nastar, kastengel, dan  lidah kucing kualitas premium dijual sepanjang tahun dengan harga di bawah Rp 80 ribu/ toples.


Teman saya si A, pernah berkeluh kesah. Lebaran membuat uang  hasil kerja siang malam, yang ia tabung selama setahun, ludes di hari lebaran, karena mudik butuh biaya besar, lebaran perlu makan besar, berbagi amplop pada sanak saudara perlu dana besar.

Padahal bertemu orang tua menurut saya bisa kapan saja. Silaturahmi tak harus dihari lebaran, memaafkan dan meminta maaf bisa kapan saja kan?

Jadi..mendekati lebaran....saya tidak paham...kenapa baju didiskon 70 persen tapi masih tetap mahal? (kalau ini keluh kesah kakak saya) heheheheh



Selamat Lebaran 2018






Monday 4 June 2018

Sakit Mata

Minggu lalu saya kena sakit mata. Awalnya mata kiri terasa berat, lalu mulai muncul kotoran mata, dan akhirnya pelupuk  bengkak.
Boss langsung melarang saya masuk kerja. Takut ketularan.
Padahal tanpa dilarang, saya  pasti meliburkan diri.
Hehehehe

Yang utama, bagaimana agar dua anak dan suami  tidak tertular?

Teman menyarankan segera ke dokter. Tapi membayangkan nomor antrian ratusan, kepala pening. Apalagi selama antri saya bisa saja menulari orang lain.

Jadi  tanya-tanya sajalah obat mata apa yang ces pleng .

Teman  yang bekerja di puskesmas menyarankan menggunakan tetes mata Alletrol. Dan bisa dibeli tanpa resep dokter. Harganya Rp 15 ribu saja (5ml)
Sementara teman  yang lain menyarankan saya menggunakan kaca mata hitam dan jauhi anak-anak.

Oke lah. Demi kesembuhan dan demi yang lain tidak ketularan, saya minta tolong suami beli di Alletrol ke apotik. Lalu lemari saya bongkar untuk mencari kacamata hitam. Asli tidak ada maksud gaya-gayaan, semua demi kesehatan bersama.

Ketemu...dapat kaca mata hitam keren dari hadiah undian minuman  Fayruoz.

Wah..dunia menjadi redup siang dan malam. Saya jadi paham bagaimana rasanya menjadi Atiek CB atau menjadi Ian Kasela...dunia jadi remang-remang. Apalagi kalau malam, sendu rasanya.


Dengan bismilah saya teteskan obat sesuai aturan. Dosis awal 1-2 tetes setiap jam pada siang hari dan setiap 2 jam pada malam hari.  Lalu saya kenakan kacamata hitam selama 24 jam. Pokoknya tidurpun pakai kaca mata hitam. Berasa berjemur di pantai ya? wkwkwkwk

Oh ya, selain itu saya juga sering mengganggunakan cairan antiseptic untuk tangan, terutama setelah memegang mata.

Sementara sebisa mungkin saya tidak kontak fisik dengan anak-anak. Dan semua orang di rumah wajib minum  multivitamin untuk meningkatkan daya tahna tubuh.

Soal larangan mendekat, saya sampaikan pada anak-anak bahwa itu  hanya sementara, agar mereka tidak tertular. Syukurlah anak- anak mengerti.
Hanya saja pada hari ketiga saya mengkarantina diri ...Kinan mungkin sudah sangat kangen .
Dari balik jendela kamar dia bertanya : "Bu..kapan aku dipeluk dan dicium lagi...?"

Duh..Kinan..bikin ibu nangis nih..

Alhamdulilah dihari keempat, mata saya membaik. Dosis obat tetes saya kurangi menjadi setiap 4 jam. Dan pada hari ke lima dikurangi lagi menjadi 1 tetes 3 atau 4 kali sehari.

Dan tiba saatnya saya melepas kaca mata hitam yang 5 X24 saya kenakan nonstop.

Eng ing eng...woii..amboy indahnya dunia..cerah warna warni.


Hebatnya lagi...tak ada satupun di rumah yang tertular sakit mata saya..


Yes....berhasil.....berhasil!!!!!!


Manisnya Desa Gula Kelapa

Memasuki Dukuh Sipoh, Desa Bondolharjo,Punggelan, Banjarnegara, Jawa Tengah,  aroma gula menguar dari dapur-dapur sederhana dan bersih. Deretan pohon kelapa tinggi menjulang, kokoh berdiri di kebun warga mengapit rumah-rumah berdapur manis.

Ada banyak orang-orang hebat yang dengan kekuatan kaki dan tangan memanjat pohon kelapa, menampung setetes demi seteteh nira. Tangan-tangan cekatan  mereka menyulap nira kelapa menjadi gula semut yang siap memaniskan hidup. Semua dikerjakan masih dengan cara tradisional. Gula di produksi dengan peralatan dan sistem pengolahan sederhana,  dari rumah ke rumah, di kumpulkan olah ketua kelompok tani, lalu barulah bisa menghasilkan rupiah melalui tangan Koperasi.


Ada 2 dukuh dengan aroma gurih manis di sini, Dukuh Sipoh dengan kelompok  Nira Sari, lalu Dukuh Tembelang dengan Kelompok Nira Multi dan  Kelompok Nira Lestari. Masing-masing kelompok beranggotakan 12- 15 orang.
Trio Nira ini kemudian bergabung dalam wadah usaha bersama bernama : Manggar Sari.
Nama yang indah ya? Manggar artinya bunga kelapa yang masih terbungkus selubung keras yang kemudian mereka sadap dan menghasilkan nira yang siap diolah menjadi gula.

Cara kerja mereka sederhana, masing-masing anggota dalam kelompok memproduksi gula rata-rata 1,5 kg/ hari.
Dengan 42 anggota, Manggar Sari bisa menggumpulkan 63 kg gula merah/ hari.
Seluruh hasil produksi kemudian  dikumpulkan dan setelah terkumpul 1,5 ton, dalam waktu 1-2 bulan, diambil olah pihak Koperasi dari wilayah Susukan, Klampok, untuk kemudian disetorkan ke Koperasi Induk di Banyumas.
Kemana gula kelapa kemudian bermuara? Di ekspor. Keren ya?

Berapa harganya? Koperasi membeli dari petani dengan harga lebih murah,Rp 17.000/ kg. Sementara jika dijual ke non koperasi harganya Rp 20.000/ kg.
Dibandingkan harga gula tebu, tentu harga gula kelapa lebih menjanjikan bukan?
Sayangnya petani masih menemui sejumlah kendala. Diantaranya bahan baku (nira) yang ketersediannya sangat bergantung pada faktor cuaca. Sementara jumlah pohon kelapa siap sadap juga terbatas, padahal lahan sangat luas.
Proses tumbuh kelapa hingga siap sadap membutuhkan waktu yang cukup panjang hingga bertahun-tahun sehingga proses regenerasi dan penambahan jumlah pohon kelapa juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit.


Sampai kapan  para petani sederhana ini akan bertahan? Untuk mengimbangi gempuran dunia modern, mereka membutuhkan sentuhan kekinian yang bisa menghadapi tantangan zaman.
Seharusnya pihak koperasi selain menampung hasil produksi petani gula, juga bisa memberi pelatihan mengenai  bagaimana bisa menjaga kestabilan bahan baku hingga proses pengemasan, dengan tampilan yang menarik.

Jika jaman dulu gula dibungkus dengan daun pisang kering, atau plastik polos  kiloan, maka sudah saatnya gula kelapa tampil dalam kemasan higienis dan dalam bentuk bubuk sehingga bisa menembus pasar-pasar modern, dan juga harga yang lebih tinggi sehingga petani bisa lebih sejahtera.

Semoga (sesuai dengan harapan petani yang ingin bisa memiliki merk dagang sendiri) nantinya, di supermarket,  saya bisa menemukan gula kepala (gula semut)  Made in Bondolharjo ....(mungkin dengan label Manggar Sari).
Apalagi gula kelapa lebih ramah kesehatan dibanding gula tebu loh...




Sunday 27 May 2018

Siap Lebaran, Lebaran Siap

Saat sedang membayangkan THR turun, seorang teman tiba-tiba muncul dan duduk di depan saya dengan tatapan setajam silet. Lalu ia tersenyum ringan, seringan kapas di cutton bud, seakan siap mengorek kehidupan saya hingga ke liang kuping.

"Pasti lagi pusing mikir lebaran ?"
Saya mengangguk pelan. 
Dan teman saya tertawa sinis.
" Sudah  gue duga..raut wajah lo, sesusah hidup lo. Contoh gue dong, selalu hidup terencana. Soal lebaran tahun ini  bahkan sudah gue rencanakan begitu lebaran tahun lalu usai. Ini perkara gampanggggg " Wajah teman saya berubah berseri-seri. Ia mendadak seperti seorang motivator yang siap menggelontorkan kata-kata indah penuh pesona.
"Mau tau caranya?"
Saya hanya mengangguk basa-basi.
" Begini caranya..... bla.....bla..blaaa.."
Teman saya yang maha sempurna itu lalu  menerocos panjang lebar.

Kurang lebih begini ringkasannya :
Setelah lebaran, setiap bulan sepanjang tahun, ia sisihkan sebagian dari gajinya untuk dana lebaran. Ia taruh di rekening khusus dan tidak boleh diambil dalam keadaan darurat sekalipun. Pokoknya itu dana digembok dengan "gembok" tujuh lapis.
Soal baju lebaran, ia akan membeli satu baju setiap bulan, tergantung berapa jumlah anggota keluarga atau kerabat yang biasanya akan ia belikan baju baru.
Misal sekeluarga 4 orang dan ada 3 ponakan yang harus ia belikan baju, maka skemanya, bulan A beli baju untuk suami, bulan B beli baju untuk anak-anak, Bulan C beli baju untuk diri sendiri dan bulan seterusnya untuk ponakan-ponakan. Baju itu akan disimpan rapi di kotak khusus dan akan di bagikan isinya seminggu jelang lebaran.
Sementara yang tidak bisa dibeli tiap bulan adalah kue lebaran, jadi kue dibeli dari uang yang disisihkan setiap bulan. Juga untuk uang yang ia kirimkan ke bapak ibu di kampung. Pokoknya..amannnnn.

Lalu uang baru, ia  tak repot antri di penukaran uang baru setiap tahun, ia bisa rutin menukarkan uang baru melalui saudaranya yang bekerja di bank. Uang untuk lebaran tahun depan ia tukar tahun ini, lalu ia simpan di kotak ajaib lengkap dengan amplop-amplop kecilnya.

Soal makanan lebaran juga ia menyimpan nomor kontak tukang ketupat, tukang opor dan tukang rendang. Tinggal pesan..beres. Urusan repot cuci piring musnah dengan cara menyiapkan piring dan gelas dari kertas sekali pakai.

Pusing pembantu mudik? Tidak bagi dia. Ia punya patner tukang cuci warga setempat yang tidak mengenal mudik alias penduduk asli. Soal anak, meski dia lebaran tetap kerja,  suaminya libur lebaran, cusssss... anak aman bersama sang Bapak.


Jadi dengan persiapan terpola seperti itu, menghadapi lebaran baginya..ringannnnnn.. seringan tissue harga 3 ribuan.

Bisa dikatakan THR yang ia terima setiap tahun akan utuh dan siap ditabung untuk dana pendidikan anak, atau dana rekreasi atau dana darutat lainnya.

Wow..teman saya ini hebat banget ya....

Saya lalu menyarankan dia menjadi Ahli Perencana Keuangan.
Tapi jawaban dia atas saran saya sungguh menusuk kalbu " Gua baru bisa dibilang hebat kalau lo udah tiru cara gue "

Lahhhh..bagaimana saya mau menyisihkan sebagian gaji untuk budget lebaran..wong enggak minus aja untung...enggak ngutang aja untung?


wkwkkwkwwkwkw

Tapi...teman saya hebat kan?

Saturday 21 April 2018

Sebelas Tahun

Pagi ini Ken bangun tidur lebih cepat dari biasanya. Mungkin bersemangat karena hari ini ulang tahunnya. Ken lalu mencari lilin, piring dan menumpuk biskuit. Lilinpun ia nyalakan dan ia tiup.
" Nggak papa bu nggak ada kue..ini cukup kok".

Selamat ulang tahun ya Ken. Angka kembar pertamamu...11 tahun. Tak terasa udah diambang remaja ya Ken..tak lama lagi kamu akan segera memiliki usia kategori dewasa.
Rasanya baru kemarin ya kamu lahir.

Tahun demi tahun kita jalani dengan perjuangan ya Ken. Perjuangan yang tak perlu semua orang tahu. Percayalah, tak ada yang akan sia-sia. Keras dan pahitnya hidup yang menimpa kita, kelak akan bisa tertawakan kok.


Maaf tak ada kue ya. Tapi bergunung doa ibu haturkan pada Sang Maha Kuasa agar kamu  selalu dalam lindunganNya.
Tak selamanya Ibu akan bisa menjagamu, mengawasi dan melindungimu. Tapi Alloh akan selalu menolongmu kok. Tak usah khawatir.


Doakan baik untuk mereka yang membullymu. Jangan benci. Mereka akan membuatmu menjadi manusia kuat..jadi berterimakasihlah.
Semua hal buruk yang terjadi padamu, adalah pelajaran yang sangat berharga. Jadi tetaplah menjadi orang yang pandai bersyukur.



Dunia memang keras, tapi kita bertiga akan tetap berdiri... dan tertawa.



Peluk hangat dari Ibu dan Kinan adikmu ya..

Wednesday 18 April 2018

Perut Rata

Pola makan dan pola tidur saya sangat buruk. 
Diusia yang masih 30-an tahun, makan sembarangan, dan tidur yang sangat sedikit, mengundang kolesterol dan asam urat.
Padahal saya punya riwayat darah tinggi, warisan dari Ibu.
Ngeri rasanya memikirkan mati muda. Anak-anak saya akan merana.

Saya harus berubah!  Berubah!

Kalau pola tidur sih  sulit dibenerin, karena jam kerja saya hingga tengah malam. Yang bisa di otak-atik, hanya pola makan dan olah raga.

Kebetulan,  di kantor, saya dikelilingi orang-orang  berhasil diet,  semangat diet, gila diet, malas diet dan kadang-kadang diet.
Saat berdekatan dengan mereka yang berhasil diet, keinginan  saya hidup sehat membara tiada tara. Semua gorengan musnah dari pikiran saya. Hanya bayangan badan saya  seindah Sophia Latjuba lah yang tersisa.

Tapi saat bersama orang yang malas diet, saya makan membabi buta, seakan besok makanan tak lagi tersedia di bumi ini. Hasilnya.. perut saya  membuncit bagaikan bukit  indah permai.

Jadi masuklah saya dalam kategori, "kadang-kadang diet".

Menurut artikel yang saya baca, mengatur dan membatasi asupan makanan tidak sehat, tidaklah cukup untuk membentuk badan aduhai kece badai. Harus olahraga!

Teman-teman saya memilih Yoga, karena kebetukan kantor tempat kami bekerja memfasilitasi itu. Sayangnya jam yoga bersamaan dengan persiapan program saya harus berjalan. Jadi lupakanlah Yoga di kantor, Jika tetap ngotot, itu namanya mangkir dari pekerjaan. Weeks....tamat riwayat !

Ada juga teman yang memilih lari. Tapi mereka juga lari malam di jam yang sama dengan jam kerja saya. Lupakanlah !

Saya memilih lari dari kenyataan saja ya.



Setelah memikirkan dan menimbang (berat badan) saya memutuskan yoga sendiri saja  di rumah. You Tube banyak menyediakan " instruktur " berpengalaman kan? Ada  instruktur cantik luar biasa hingga ganteng tak terkira. Gratis! (eh enggak lah..modal kuota)

Jadi...mulailah saya yoga di rumah, kapan saja sebisanya. Kadang di dapur sambil ngulek terasi, kadang sambil menggosok lantai kamar mandi, kadang sambil ngemil senyum-senyum sendiri..Pokoknya tiada hari tanpa yoga. Hidup yogaaa ( jadi inget teman saya yang namanya Yoga)

Hasilnya? Jangan harap kaya Sophia Latjuba. Karena kadang bakwan, tahu goreng dan cireng  menumpuk berdesakan  di lambung saya.
Rasa berdosa atas makanan buruk yang saya cerna  hinggap dan pergi sesuka hati, bagaikan pendekar tanpa bayangan (eeehhh...).


Tapi setidaknya, tak ada hasil yang mengkhianati usaha, kini  perut bagian atas saya sudah mirip lah kaya punya Sophia... kalau perut bagian bawah, biarlah itu untuk sementara menampung " dosa-dosa" dari " kadang-kadang diet".


Kata temen saya sih..."Jangan pura-pura keras berolahraga lah, doa aja suami lo kaya raya, atau gaji lo ratusan juta, jadi tinggal pergi ke klinik saja..tummy tuck ...rata tuh perut!
Kalau belum punya duit...lo tengkurep saja  di lapangan bola..pasti rata tuh perut lo..rata dengan tanah !"

Weladalahhhhhhh..... kejamnya mulut temanku ini!



Thursday 12 April 2018

Ibu Bahagia

Ibu bahagia akan menghasilkan anak- anak yang bahagia.


Saya sering mendengar kata-kata itu, dan awalnya saya abaikan.

Bagaimana saya mau bahagia jika tiap hari berpikir keras menutup tagihan ini itu.. pengeluaran ini itu, pekerjaan ini itu, masalah ini itu.

Tapi kemudian saya tersadar...tagihan tidak boleh memangkas total kebagiaan saya dan anak- anak. 

Saya harus mengkotak-kotakan pikiran dan hati saya. Satu kotak untuk tagihan, satu kotak untuk pekerjaan kantor, satu kotak untuk anak- anak, satu kotak untuk urusan pekerjaan rumah, Dan satu kotak untuk ...kebahagian saya pribadi. 

Dan kali ini saya akan bahas kebahagiaan pribadi saja, karena saya pikir kotak ini adalah dasar dari semua kotak tadi. 

Saya harus bahagia agar semua baik- baik saja..agar dua anak saya happy - happy saja.
Berharap orang lain membahagiakan diri saya? Wow. Emang saya siapa?  
Saya sudah berhenti memikirkan cerita dongeng tentang hari saat pangeran datang, dengan kereta kencana, menikahi saya lalu bahagia selamanya...Mana ada bahagia selamanya..
Mustahil. Ini dongeng yang menurut saya menyesatkan dan tidak akan pernah saya bacakan untuk anak- anak saya.

Jadi kebagiaan itu  harus  saya ciptakan sendiri.

Pijakan saya adalah kalimat :  bahagia itu sederhana. 

Jadi mulai dari hal kecil saja. 

Contohnya : Sebelum saya menyuruh anak-anak  makan dan mandi..saya harus sudah makan dan mandi. Bagaimana saya akan sabar menghadapi si bungsu yang susah makan kalau saat menemani atau menyuapinya, saya dalam keadaan lapar?

Pernah dengar kalimat :  kalau lapar galak? Ya itulah saya. 
Jadi bagi saya..mendahulukan diri sendiri  makan sebelum anak saya makan adalah bukan tindakan egois..tapi sebagai langkah agar saya bisa bersabar menghadapi mereka. 

Bagaimana saya bisa manis menghadapi  anak-anak bila saya dalam keadaan gerah keringatan dan asem kecut ?

Jadi sebelum mereka  bangun, mandi dan sarapan,  saya pastikan diri saya sudah dalam keadaan bersih...wangiiiii..dan kenyang.

Jadi saat dua anak saya bangun,  saya sudah dalam keadaan siap tempur dan happy  menghadapi apapun polah mereka.

Tentu pendapat saya ini..sangat pribadi. Jika cocok silahkan dicoba,  dibaca saja juga tidak apa-apa. 

Jadi ..prinsipnya.. saya nyamankan diri agar saya bisa  memberi kenyamanan untuk anak- anak saya. 

Berkorban seperti nyala lilin? Menerangi orang lain lalu mati? 

Tidak usah  repot-repot. Biar lilin saja yang repot.

Iya kan?

Wednesday 11 April 2018

Lele Bumbu Kuning Favorit Keluarga

Hari ini saya masak Lele Bumbu Kuning kesukaan Kinan. Kesukaan saya juga ..hehehe.
Caranya sederhana kok, dan rasanya enakkkkk..nggak kalah deh sama rasa masakan di Warung Padang.


Bahan :
Lele 1 kg

Bumbu
Kunyit 2 cm
Jahe 2 cm
Lengkuas 2 cm
Ketumbar 1 sendok makan
Bawang Putih4 siung
Bawang merah 8 siung
2 butir kemiri
2 batang sereh
2 batang daun bawang
2 ikat kemangi
100 ml santan siap pakai
4 lembar daun jeruk
4 lembar daun salam
Minyak Goreng secukupnya.
2 gelas air
Royco rasa Sapi
Garam sesuai selera
Gula sesuai selera/ kecap Bango 2 sendok.

Caranya :
-Goreng lele hingga setengah matang atau kering (sesuai selera), sisihkan.
-Haluskan : Kunyit, Jahe, Lengkuas, Ketumbar, Bawang Putih, Bawang merah,sereh dan kemiri.
-Tumis bumbu halus + daun bawang, daun jeruk, daun salam.
-Masukan air, biarkan sampai mendidih.
-Masukan lele yang telah di goreng, santan kental.
-Masak hingga bumbu menyerap pada lele.
-Masukan daun bawang dan daun kemangi.
-Angkat

Siap disantappppp.
Jika suka pedas, tambahkan 10 butir cabai merah utuh.


Selamat mencoba yaaaa..

Pecinta Adzan

Dari bayi Ken suka suara Adzan. Saat Adzan berkumandang, Ken akan terpaku, menyimak dengan baik hingga Adzan selesai.
Sampai usia 6 tahun, Ken hanya sebagai pendengar saja, tidak pernah menirukan Adzan.
Tapi saat  Ken masuk SD, ia mulai berani menirukan suara Adzan. Apalagi setelah mengenal Youtube. Dari kolom search antara lain muncul kalimat : Adzan terbaik di dunia, Adzan di Eropa, Adzan di Arab Saudi, Adzan di Mekah dll.
Hampir setiap saat Adzan berkumandang dari rumah kami. Jika tidak Ken yang mengumandangkan Adzan, ya dari Youtube.
Melalui saluran  televisi kabel, Ken juga selalu menunggu Adzan disiarkan secara langsung dari Masjidil Haram.

Ken pun mulai bercita-cita, suatu saat bisa menjadi muadzin di depan Ka'bah dan terobsesi dengan Muadzin Masjidil Haram, Sheikh Farooq al-Hadrawi.

Setiap acara buka bersama di sekolah Ken juga sudah berani Adzan. Hingga kemudian di kelas 2, guru meminta izin untuk mengikutkan Ken lomba Adzan.  
Hasilnya, tak menjadi juara. 
Tak apa, yang penting berani tampil di depan umum. 

Sepulang lomba saya menanyakan soal bagaimana jalannya lomba, Ken hanya menjawab " Yang lain diantar Ibunya, kenapa aku enggak? "

Maaf Ken, saat Ken lomba, ibu harus bekerja.
Sedih rasanya mendengar protes itu. Tapi...begitulah resiko ibu bekerja.

Setelah lomba itu, semangat Ken untuk menirukan Adzan tak kendur. Ia terus menyimak beragam Adzan di Youtube. Kecintaannya pada Sheikh Farooq al-Hadrawi semakin bertambah, dan Ken mulai merengek meminta umroh agar bisa bertemu Sheikh Farooq al-Hadrawi. Saya mengamini, dan super berharap, keinginan baik Ken dikabulkan Alloh SWT.Amin.


Lalu, hari bahagian itu pun tiba. 
25 Januari 2018  lalu, sekolah kembali mengikutkan Keni lomba Adzan. Tiga hari sebelum lomba, Ken sudah memberi tahu saya jika akan lomba Adzan. Ia hanya sedikit berlatih, dan Bapaknya memberi sedikit masukan soal tekhnik bernafas.
Sementara,saya hanya menyarankan : Lakukan yang terbaik yang Ken bisa, jangan berfokus untuk menang. Kalah dan menang biasa dalam lomba.

Hasilnyaaaaaa....Ken juara 2 Lomba Adzan tingkat SD se-kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Rasanya.....saya terharu dan bangga. Ken akhirnya memiliki piala pertama.

Eh, tapi Ken sih reaksinya biasa saja. Malah Bapaknya yang heboh memberi tahu ke saya.
Wali kelas, guru-guru juga pemilik yayasan yang menaungi sekolah Ken,  memberi selamat kepada saya melalui Whats Up.
Tentus saja, saya berterima kasih kepada beliau-beliau ini yang sudah mendorong Ken untuk berani.
Wali kelas juga mengirim potongan video ketika Ken mengumandangkan Adzan dalam perlombaan. 

Ya Alloh..saya merinding mendengarnya.

Dan semoga, suatu saat Ken bisa Adzan di depan Ka'bah ya....


Pertolongan Pertama Untuk Luka Bakar

Tadi pagi, (karena ceroboh), jari tengah dan telunjuk saya tersiram minyak panas. Minyak mendidih. Niatnya ingin memindahkan minyak dari wajan teflon ke dalam gelas, eh melesat. 

Wuih....panasnyaaaa. 

Untung kompor tak jauh dari westafel. Langsung jari saya guyur dengan air mengalir  selama 2- 3 menit atau setidaknya sampai rasa panas terbakar berkurang.

Untunglah saya ingat menyimpan Skin Reliefe Gel dari Konicare. 

Segera setelah rasa panas terserap air, saya oleskan Skin Reliefe Gel ke kedua jari saya. Ademmmmm bangettt.

Sudah lama saya menyimpan Gel ini di tempat obat-obatan. Saya beli di koperasi kantor saya. Tapi baru kali ini saya merasakan manfaatnya untuk luka bakar. Rasa panas berkurang dengan cepat dan berangsur menghilang.
Setelah beberapa jam, jari saya juga hanya melepuh sedikit di jari tengah, sementara di jari telunjuk hanya kulit memerah.
Kalau dari fungsinya yang saya baca di kemasan tube-nya, antara lain membantu proses penyembuhan luka, luka bakar ringan dan tersiram air panas.
Kandungan di dalam gel-nya antara lain aloe vera, chamomile dan madu.



Jadi buat jaga-jaga, gel ini bagus banget buat pertolongan pertama. Tapi jangan diberikan pada anak-anak ya dan jangan dipakai selama lebih dari satu - dua minggu. Gel ini kalau kena luka terbuka awalnya akan terasa perih. 
Kalau luka bakar berat tentu saja setelah pertolongan pertama harus segera ke dokter, tidak bisa tidak.



Saya jadi ingat nasehat jaman dulu, kalau kena luka bakar di oles pasta gigi. Padahal itu salah, malah akan memperparah luka karena sifat pasta gigi itu "hangat". Panas tidak bisa dilawan panas, akan semakin memperburuk luka bakar. 
Panas harus dilawan dengan dingin. 

Jadi pertolongan pertama pada luka bakar ringan adalah....air. Biarkan rasa panas "terserap" air.

Yang utama sih ya jangan sampai kena minyak panas....hati-hati, jangan ceroboh seperti saya. Hehehehe


Monday 9 April 2018

Tips Menghadapi Orang Jahat

Saya menyukai serial crime investigation, seperti CSI, Crimila Mind, NCIS dll. Dan saya belajar banyak.
Kejahatan ada disekitar kita dan bisa menimpa siapa saja.
Bagaimana saat kita bertemu dengan orang jahat?
Semoga saja kita tidak pernah bertemu mereka. Tapi tak ada salahnya juga kita memiliki pengetahuan bagaimana menghadapi orang jahat.
Berikut tips menghadapi kejahatan berdasarkan pengamatan saya di serial investigasi kriminal:

Gigit
Gigi kita adalah senjata ampuh untuk menyerang. Gigitlah sekeras mungkin semampu anda.

Tendang
Tendang bagian sensitif pria di bagian selangkangan ( alat kelamin pria) dan bagi wanita tendang bagian dada(payudara)

Tinggalkan DNA
Meludah dan menggigit (dengan menggigit kita juga meninggalkan DNA di kulit pelaku), jatuhkan rambut anda atau jambak rambut pelaku, atau cakar dengan kuat (DNA pelaku akan tertinggal di kuku kita). Atau lukai sedikit bagian tubuh kita agar darah kita ada di pelaku ataupun di benda yang digunakan pelaku (misal : motor/mobil)

Tinggalkan sidik jari
Jika kita disekap dengan lokasi berpindah-pindah  tinggalkan sebanyak mungkin sidik jari di ruangan tempat kita berada. Akan lebih bagus lagi gunakan sidik jari kita untuk menulis serangkaian pesan berisi informasi identitas pelaku.


Jatuhkan benda-benda pribadi
Jika anda diculik, jatuhkan benda apapun yang ada di badan sebisa mungkin, cicin, sapu tangan, tissue, dompet, gantungan kunci.
Jika diculik menggunakan mobil/motor, gunakan cincin untuk menggores cat mobil hingga terkelupas. Dari cat kendaraan polisi akan bisa mengidentifikasi kendaraan yang digunakan si penculik.




Demikian sedikit pengetahuan yang saya peroleh dari serial kriminal.
Jadi jangan hanya senang menonton, tapi pelajari pengetahuan positif di dalamnya.



Thursday 29 March 2018

Rose Collection, Ketika Keharuman Di Alam Dikumpulkan Untuk Menyempurnakan Penampilanmu




Bisakah kita hidup tanpa parfum? Sulit.

Kini parfum sudah menjadi penting dan bagian dari gaya hidup. Parfum tidak hanya menciptakan mood dan kepercayaan diri pemakainya, tapi juga memberi kenyamanan dan menyenangkan bagi orang lain  yang turut mencium harumnya. 

Bayangkan betapa terganggunya orang di sekililing kita jika aroma kurang sedap tercium dari badan kita.

Tak peduli berapapun mahalnya barang-barang yang kita pakai, betapa rapinya penampilan kita, tapi ketika bau badan muncul...semua akan percuma.

Jadi siapa bilang parfum bukan lagi kebutuhan utama? 

Masih malas pakai parfum? Alasan harga parfum mahal?

Ada loh parfum dengan harga terjangkau, aroma harum menyenangkan dan dikemas dalam botol kaca unik.
Coba deh parfum dari Rose Collection Indonesia.
Pilihan aromanya beragam, silahkan pilih sesuai selera dan karakter kamu. 
Harganya terjangkau, dalam kisaran Rp 70.000 - Rp 100.000/botol.

Coba deh Diamond Collection, aromanya berasal dari bunga Delima, jeruk dan bunga-bunga hutan yang diselubungi musk, kayu aromatik, melambangkan keanggunan klasik.



Kalau saya paling suka dengan Florid Collection, kombinasi dari buah bergamot, truffle putih, bunga jeruk, melati, sedap malam, strawberry liar dan kayu aras yang memberi efek elegan, juga ada aroma vanilla dan amber yang manis dan sensual.

Buruan cek ya koleksi lain  di : http://www.rose-anggrek.com atau ke IG @rose.ci2017

Selain aromanya juara, saya sukaaaa sekali dengan bentuk botolnya yang cantik dan unik.

Untuk Pemesanan bisa via WA di 0812- 9465- 6101 atau ke 021 59450522. Email : info@rose anggrek.com

Terbuka juga loh untuk kamu yang mau menjad reseller.

Kantor Rose Collection Indo ada di Kompleks Pergudangan Surya Balaraja Blok F 24, Tangerang, Banten 15610


Yuk...nikmati harumnya...



Tuesday 30 January 2018

1460 Hari Untuk Kinan


Hai kinan
Empat tahun usiamu hari ini. 
Dan Ibu terasa dilempar ke hari kamu hadir di dunia, 30 Januari 2014.


Kamu memilih meninggalkan hangatnya rahim, dari robekan  di dinding perut Ibu. 
Tak masalah. Yang penting kamu lahir dengan sehat selamat.


Lahirmu atas permintaan kakakmu, yang bertanya kenapa teman-temannya punya adik tapi dia tidak. Jadi kelak..saat kami orang tuamu sudah tak ada, tetaplah menjadi adik yang baik bagi kakakmu. Salinglah menjaga. 

Kinan. 
Di hidupmu yang belum sampai 1500 hari, ibu menghitung, ternyata belum banyak yang ibu lakukan untukmu.
Maaf ya jika Ibu banyak kekurangan.

Maaf atas ketidak mampuan Ibu mencegah gigimu patah.  Maaf  atas  hukum 3 menit di pojok ruangan (saat kamu tantrum). Maaf atas semua kata- kata "jangan". Dan maaf atas sepeda patah yang belum bisa Ibu ganti. 

Kelak jika kamu dewasa dan membaca tulisan ini, semoga kamu bisa memaklumi.

Percayalah..Ibu berikan yang terbaik disetiap detik hidupmu...semampu Ibu.

I love u Kin...
Happy Birthday...serangga kecil Ibu.....


Sunday 14 January 2018

Apakah Anaku Hebat?




Di Instagram bertebaran foto-foto balita dengan gaya yang menggemaskan. Mereka terlihat pintar, hebat..sempurna. Ada yang sudah hafal ini itu, bisa menyanyi ini itu, bisa baca sejak bayi dan jago makan sendiri.

Saya yang masih memiliki anak balita (Kinan, usia 3 tahun), secara sadar, setengah sadar, tak sadar plus tak sadarkan diri, mulai membandingkan.
Eh kok anak saya nggak mau difoto ya..nggak kaya anaknya Si Anu..pinter gaya, padahal umurnya baru 600 hari. Eh itu anak udah pinter makan sendiri ya. Anak saya  masih sering minta disuapin. Eh itu anak gemuk ginuk-ginuk ya. Nggak kaya anak saya kurus kering. Eh itu anak giginya bagus banget ya.. sementara gigi depan anak saya patah dua karena jatuh. Ish..ish. itu anak anteng banget ya..dibawa kemana-mana enggak rewel. Nurut aja. Kok itu anak nggak pernah tantrum ya..sementara anak saya di rumah, setiap lima menit menangis mengamuk dan teriak 9 oktaf hanya karena tidak menemukan mainan kesukaannya, karena YouTube buffering, karena lego susah dibongkar dll.

Semua perbandingan itu berputar di kepala saya bagaikan kipas angin diudara panas..muter kenceng tapi tidak bawa adem.....

Lalu saya harus bagaimana? Merasa saya ibu paling buruk dan gagal?
Iya.

Tapi kemudian, saya teringat kapan Kinan bisa berjalan. Ya..Kinan berjalan usia 11 bulan. Sementara anak (yang di medsos terlihat sangat hebat) itu, sudah setahun belum berjalan. Kinan sudah memiliki 5 gigi diusia 5 bulan, sementara anak yang saya lihat dimedsos itu baru setahun numbuh dua gigi.
Sayapun teringat Kinan yang tanpa saya ajarkan sudah bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Kinan mengenali aneka hewan dan serangga melebihi saya. Kinan bisa menyanyikan puluhan lagu anak yang saya tak bisa.

Pada Kinan saya belajar nama- nama aneka jenis kupu-kupu dan aneka jenis serangga lainnya. Pada Kinan saya belajar aneka jenis alat berat, dan juga aneka lagu anak berbahasa Inggris.
Kinan pun selalu menggunakan 3 kalimat hebat...tolong, maaf dan terimakasih tepat sesuai peruntukannya.

Jadi..kenapa saya harus merasa anak lain lebih hebat?

Okelah Kinan kurus. Ia tidak montok menggemaskan seperti anak-anak  lain. Tapi syukurlah sejak usia 1 tahun Kinan jarang sakit (paling ia demam dan flu yang bisa pulih dengan cepat). Ia pun memiliki motorik kasar yang lebih baik dibanding kakaknya.

Lalu kenapa saya merasa anak orang lain lebih hebat?
Kejam sekali....
Ibu macam apa saya ini?


Dan tadi (sebelum saya ke kantor) Kinan mengantar saya ke depan pintu sambil berkata.."Ibu cari uang dulu kan yaaaa? "
Saya menjawab : "Iya sayang. Doakan pekerjaan Ibu lancar yaaa.."

Lalu Kinan pun memeluk saya sambil berkata "I love you Ibu"

Hmm....Kinannnnn..

Kamu anak hebat..!!!

Tanpa harus mejeng setiap jam di Instagram, kamu tak kalah dengan balita di akun Instagram manapun !

Jadi ..untuk semua ibu di luar sana stop "terintimidasi" dengan foto dan video anak di Instagram, stop  bandingkan anak ibu dengan yang anak  lain.

Anak Ibu pasti hebat...!!!!