Sunday 27 May 2018

Siap Lebaran, Lebaran Siap

Saat sedang membayangkan THR turun, seorang teman tiba-tiba muncul dan duduk di depan saya dengan tatapan setajam silet. Lalu ia tersenyum ringan, seringan kapas di cutton bud, seakan siap mengorek kehidupan saya hingga ke liang kuping.

"Pasti lagi pusing mikir lebaran ?"
Saya mengangguk pelan. 
Dan teman saya tertawa sinis.
" Sudah  gue duga..raut wajah lo, sesusah hidup lo. Contoh gue dong, selalu hidup terencana. Soal lebaran tahun ini  bahkan sudah gue rencanakan begitu lebaran tahun lalu usai. Ini perkara gampanggggg " Wajah teman saya berubah berseri-seri. Ia mendadak seperti seorang motivator yang siap menggelontorkan kata-kata indah penuh pesona.
"Mau tau caranya?"
Saya hanya mengangguk basa-basi.
" Begini caranya..... bla.....bla..blaaa.."
Teman saya yang maha sempurna itu lalu  menerocos panjang lebar.

Kurang lebih begini ringkasannya :
Setelah lebaran, setiap bulan sepanjang tahun, ia sisihkan sebagian dari gajinya untuk dana lebaran. Ia taruh di rekening khusus dan tidak boleh diambil dalam keadaan darurat sekalipun. Pokoknya itu dana digembok dengan "gembok" tujuh lapis.
Soal baju lebaran, ia akan membeli satu baju setiap bulan, tergantung berapa jumlah anggota keluarga atau kerabat yang biasanya akan ia belikan baju baru.
Misal sekeluarga 4 orang dan ada 3 ponakan yang harus ia belikan baju, maka skemanya, bulan A beli baju untuk suami, bulan B beli baju untuk anak-anak, Bulan C beli baju untuk diri sendiri dan bulan seterusnya untuk ponakan-ponakan. Baju itu akan disimpan rapi di kotak khusus dan akan di bagikan isinya seminggu jelang lebaran.
Sementara yang tidak bisa dibeli tiap bulan adalah kue lebaran, jadi kue dibeli dari uang yang disisihkan setiap bulan. Juga untuk uang yang ia kirimkan ke bapak ibu di kampung. Pokoknya..amannnnn.

Lalu uang baru, ia  tak repot antri di penukaran uang baru setiap tahun, ia bisa rutin menukarkan uang baru melalui saudaranya yang bekerja di bank. Uang untuk lebaran tahun depan ia tukar tahun ini, lalu ia simpan di kotak ajaib lengkap dengan amplop-amplop kecilnya.

Soal makanan lebaran juga ia menyimpan nomor kontak tukang ketupat, tukang opor dan tukang rendang. Tinggal pesan..beres. Urusan repot cuci piring musnah dengan cara menyiapkan piring dan gelas dari kertas sekali pakai.

Pusing pembantu mudik? Tidak bagi dia. Ia punya patner tukang cuci warga setempat yang tidak mengenal mudik alias penduduk asli. Soal anak, meski dia lebaran tetap kerja,  suaminya libur lebaran, cusssss... anak aman bersama sang Bapak.


Jadi dengan persiapan terpola seperti itu, menghadapi lebaran baginya..ringannnnnn.. seringan tissue harga 3 ribuan.

Bisa dikatakan THR yang ia terima setiap tahun akan utuh dan siap ditabung untuk dana pendidikan anak, atau dana rekreasi atau dana darutat lainnya.

Wow..teman saya ini hebat banget ya....

Saya lalu menyarankan dia menjadi Ahli Perencana Keuangan.
Tapi jawaban dia atas saran saya sungguh menusuk kalbu " Gua baru bisa dibilang hebat kalau lo udah tiru cara gue "

Lahhhh..bagaimana saya mau menyisihkan sebagian gaji untuk budget lebaran..wong enggak minus aja untung...enggak ngutang aja untung?


wkwkkwkwwkwkw

Tapi...teman saya hebat kan?