Setelah sibuk browsing sana sini seputar diare,dan pertolongan pertama tak juga berhasil,akhirnya saya putuskan membawa Kinan ke rumah sakit. Suhu tubuh Kinan ketika tiba di IGD 39 derajat.Dengan kondisi frekuensi diare yang sering dan juga ada lendir darah pada feses, dokter mengharuskan Kinan dirawat. Duh...rasanya tak tega melihat aneka rupa jarum menusuk lengan dan jari Kinan.Pada pengambilan darah pertama (yang diambil dengan susah payah) ternyata sampai di lab darahnya beku sehingga harus diambil ulang via jari tangan.Dan ya ampun...itu ambil darahnya jari ditusuk jarum lalu darah diperas,ditampung ditabung kecil hingga sejumlah cc yang diperlukan.Duh..kebayang sakitnya dan kejernya Kinan menangis.
Untunglah jelang tengah malam panas Kinan mereda diiringi nafsu minum susu yang sy ganti dengan susu bebas laktosa.
Tapi ..panas hilang tangispun datang...saya cek apakah karena suhu, tidak. Popok basah, tidak. Ruam popok, tidak? Infus dalam posisi salah? tidak. Akhirnya naluri ibu saya mengatakan Kinan trauma. Trauma dengan rasa sakit akibat tusukan jarum. Dalam lelap tidur, kadang ia terbangun dengan tangis ketakutan sama seperti nada tangis ketika jarum infus di pasang atau ketika darah diambil.
Maafkan Ibu ya Kin...kali ini ibu gagal menjagamu tetap sehat.
Sehari setelah Ibu kembali bekerja...ternyata harus kembali ke rumah (sakit) untuk merawatmu..Ambil saja sisi baiknya...kita selalu berdekatan bukan?
No comments:
Post a Comment