Saya pernah sangat-sangat jahat ke artis dan pejabat. Kala itu, di mata saya mereka itu sempurna. Selalu tampak paripurna tanpa cela. Saat bertemu, saya mengharapkan mereka sama persis dengan sosok seperti yang saya lihat di layar kanca.
Saya akan kecewa kalau ternyata mereka berketombe, ngupil, kentut dan betahak. Saya akan kecewa kalau melihat ada cabai di gigi mereka, rambut awut-awutan, apalagi bau jengkol.
Lalu saya sadar...loh mereka kan manusia juga seperti saya. Masa iya mereka tidak boleh kentut bau, tidak boleh makan jengkol, tak boleh males sikat gigi, tak boleh males mandi? Betapa kejamnya saya...apa hak saya mengatur mereka?
Saya juga pernah benci dengan artis atau pejabat yang menolak foto bareng. Menurut saya mereka sombong, sok populer, sok penting.
Tapi kemudian saya sadar.
Coba bayangkan jika mereka disetiap langkah keluar rumah harus melayani foto bersama. Betapa repotnya.
Saya teringat, saat lebaran, saya merasa segan dan malu diajak foto bersama anggota keluarga. Padahal yang mengajak saya foto adalah saudara sepersesusuan, seperkamaran, seperpiringan dan seperbajuan.
Lalu bagaimana perasaan saya kalau tiba-tiba diajak foto oleh orang yang tidak saya kenal? Pasti saya menolak.
Jadi kalau ada artis yang merasa tak perlu melayani permintaan foto bersama di sembarang tempat, menurut saya itu wajar saja. Menurut saya boleh saja meminta foto bersama, tapi di tempat yang memang dikhususkan artis tersebut untuk bertemu penggemarnya. Misanya di acar jumpa fans, kondangan kawinan, kondangan sunatan, launching album, atau di lokasi syuting. Tapi kalau ada yang tak mampu menahan diri untuk mengajak foto sang idola di bandara misal, mintalah dengan sopan. Jika artis atau pejabat tersebut keberatan, maka homatilah. Dan jika artis itu ternyata bersedia, berarti hatinya pasti seluas Laut Jawa digabung dengan Samudera Hindia .
Kini saya menyadari, terkenal dan dikagumi banyak orang tidaklah mudah. Berat..sangat berat. Dan jika masih ada yang berpikir..loh itu kan konsekeuansi dia sebagai orang terkenal? Cobalah sedikit berempati..seujung kuku saja, tak apa.
No comments:
Post a Comment