Saya pernah bekerja di kantor yang jam masuknya pukul 04.30 WIB.
Karena jauh, saya harus berangkat dari rumah jam 03.00 WIB. Untunglah angkutan di depan rumah saya 24 jam. Jadi sambil tersuruk-suruk menahan kantuk, tiap pagi, duduklah saya diangkot bersama sejumlah pemilik warung yang hendak berbelanja. Dan untuk urusan naik angkot, demi keamanan saya benar-benar pemilih, karena saya berpikir waktu berangkat saya, bertepatan dengan waktu maling dan rampok pulang kandang.
Tujuan awal saya Pasar Minggu. Dari sini saya naik metromini 75 jurusan Blok M. Untuk menuju tempat metromini ngetem saya harus melewati aneka rupa pedagang sayuran. Tampilan sayur dan aroma segarnya membuat mata saya sedikit melek.
Begitu duduk di metromini, saya harus rela terjepit aneka karung belanjaan juragan warteg. Maka tak heran kadang baju seragam saya beraroma daun bawang, kentang, ikan asin, juga terasi.
Nah... dari Pasar Minggu ke Blok M, lumayan jauh jaraknya sehingga saya bisa tidur pulas cukup lama.
Sampai di terminal Blok M, sering saya jadi bahan tertawaan kernet dan supir karena saya tertidur pulas. Mereka harus membangunkan saya atau saya akan terbawa kembali ketempat semula.
Dari Blok M, saya masih harus berganti angkutan lagi, kali ini kopaja jurusan Ciledug, jaraknya cukup jauh, dan cukup pula untuk saya tidur kembali.
Tapi saya jarang kebablasan di jurusan ini (mungkin karena sudah nyenyak di metromini sebelumnya), seingat saya hanya sekali, sesudah itu bagaikan ada "alarm", di Pojok, saya selalu bisa turun meski terhuyung-huyung.
Terus...dari Pojok, saya harus naik lagi mentromini jurusan Ciledug ke Grogol. Sebenarnya hanya butuh waktu lima menit untuk sampai depan kantor, tapi metromini baru akan bergerak ketika semua kursi terisi. Alamak..
Saya tahu diluar sana, masih banyak orang yang harus berjuang lebih keras untuk sampai di tempat kerja. Jadi saya selalu berkata pada diri saya sendiri.."Berhentilah mengeluh seakan kamu orang yang paling menderita di dunia"
Cumungud eaaaaa
Karena jauh, saya harus berangkat dari rumah jam 03.00 WIB. Untunglah angkutan di depan rumah saya 24 jam. Jadi sambil tersuruk-suruk menahan kantuk, tiap pagi, duduklah saya diangkot bersama sejumlah pemilik warung yang hendak berbelanja. Dan untuk urusan naik angkot, demi keamanan saya benar-benar pemilih, karena saya berpikir waktu berangkat saya, bertepatan dengan waktu maling dan rampok pulang kandang.
Tujuan awal saya Pasar Minggu. Dari sini saya naik metromini 75 jurusan Blok M. Untuk menuju tempat metromini ngetem saya harus melewati aneka rupa pedagang sayuran. Tampilan sayur dan aroma segarnya membuat mata saya sedikit melek.
Begitu duduk di metromini, saya harus rela terjepit aneka karung belanjaan juragan warteg. Maka tak heran kadang baju seragam saya beraroma daun bawang, kentang, ikan asin, juga terasi.
Nah... dari Pasar Minggu ke Blok M, lumayan jauh jaraknya sehingga saya bisa tidur pulas cukup lama.
Sampai di terminal Blok M, sering saya jadi bahan tertawaan kernet dan supir karena saya tertidur pulas. Mereka harus membangunkan saya atau saya akan terbawa kembali ketempat semula.
Dari Blok M, saya masih harus berganti angkutan lagi, kali ini kopaja jurusan Ciledug, jaraknya cukup jauh, dan cukup pula untuk saya tidur kembali.
Tapi saya jarang kebablasan di jurusan ini (mungkin karena sudah nyenyak di metromini sebelumnya), seingat saya hanya sekali, sesudah itu bagaikan ada "alarm", di Pojok, saya selalu bisa turun meski terhuyung-huyung.
Terus...dari Pojok, saya harus naik lagi mentromini jurusan Ciledug ke Grogol. Sebenarnya hanya butuh waktu lima menit untuk sampai depan kantor, tapi metromini baru akan bergerak ketika semua kursi terisi. Alamak..
Saya tahu diluar sana, masih banyak orang yang harus berjuang lebih keras untuk sampai di tempat kerja. Jadi saya selalu berkata pada diri saya sendiri.."Berhentilah mengeluh seakan kamu orang yang paling menderita di dunia"
Cumungud eaaaaa
No comments:
Post a Comment