Melihat anak-anak kampus yang dandan heboh bak artis ibukota, saya jadi membandingkan penampilan saya jaman kuliah dulu (tahun 2000).
Kala itu, saya ke Jakarta hanya berbekal 1 celana jeans (yang saya beli di toko di kabupaten, di bagian baju cacat produksi sehingga harganya murah hanya Rp.35.000) dan 3 kaos berlengan panjang warna biru, pink dan abu-abu. Alas kaki, saya cukup menggunakan sandal jepit.
Teman-teman menilai penampilan saya mirip kuli bangunan. Dosen saya menilai penampilan saya mirip orang mau ke WC.
Teman-teman menilai penampilan saya mirip kuli bangunan. Dosen saya menilai penampilan saya mirip orang mau ke WC.
Tapi bagi saya saat itu penampilan tak masalah, yang penting saya cepat lulus kuliah sehingga tak lagi merepotkan orang tua dan kakak-kakak.
Ngomong-ngomong soal celana jeans, teman-teman pria saya pernah bertanya "Kamu kok celananya itu-itu saja, pasti nggak pernah di cuci ya"
Dengan santai saya menjawab "Ya, celana saya cuman satu, di cuci sabtu. Minggu kering, Senin-Jumat saya pakai"
Apakah saya malu? Tidak. Sama sekali tidak. Kenapa musti malu, kalau saya tak pakai celana ke kampus barulah saya harus malu.
Pernah saya mencoba memakai rok panjang semata kaki dan memakai kemeja wanita meminjam dari kakak saya, tapi teman-teman saya mengatakan saya jadi mirip waria.
Guru taekwondo saya pun, mengagumi rasa percaya diri saya. Tapi bagi saya penampilan kuli bukanlah lambang dari percaya diri.. memang hanya baju itu yang saya punya.
Wkwkwkkw
No comments:
Post a Comment