Sunday, 6 July 2014

"Sampah" Di Kereta

Pukul 17.30 WIB, seorang nenek dengan barang dagangannya masuk ke kereta (gerbong wanita) dengan sempoyongan Saya yang berdiri di depan pintu memeganginya agar tidak jatuh. Saya sarankan  sang nenek  duduk di kursi prioritas, tapi nenek itu menolak dengan alasan duduk di kursi prioritas yang berada tepat disambungan kereta membuat perutnya sakit.

Saya lihat sekeliling tak ada yang bergerak berdiri memberi kursi. Gila....apa satu gerbong tak ada yang sahur sehingga sudah lunglai semua tanpa mampu berdiri lagi. Saya lihat gaya manusia-manusia tak punya perasaan ini macam-macam, ada yang tidur nyenyak (sepertinya mereka mengabaikan saran Bang Rhoma Irama untuk tidak begadang, ataukah mereka semalam ikut tarawih 32 rokaat ? ), ada yang asyik mendengarkan musik sambil merem melek, dan ada yang bermuka masam kaya bacang setengah matang. 
Duh gemes saya, mulut rasanya pingin ngomel, tapi nanti puasa batal.

Dalam hati saya bertanya-tanya..terbuat dari apakah hati dan otak  mereka yang duduk ? Apa yang mereka pelajari di sekolah, tidakkah mereka teringat ibu mereka, tidak kah mereka berpikir nantinya mereka akan setua ibu itu pula?

Setelah saya dalam hati  capek bertanya-tanya, barulah ada wanita muda yang berdiri memberikan bangkunya. Rupanya agak lambat dia terketuk hatinya.
Bagi saya..saya bersyukur..masih ada yang agak lambat peduli..daripada tidak sama sekali. Dan bagi yang diam dan duduk saja, dimata saya, mereka sampah belaka.


Jakarta, Commuter Line, 5 Juli 2014

No comments:

Post a Comment