Saya pecinta jenang. Jenang apa saja dan dari mana saja, saya suka. Kebetulan, sampai kantor senin sore, teman yang baik hati menyodorkan Jenang Kudus. Tentu saja saya kegirangan. Jenangpun saya terima dengan wajah berseri-seri
Merk-nya Mubarok, di produksi Mubarokfood Cipta Delica, Kudus, Jawa tengah, 59313. Rasanya..uenakkk banget, kombinasi mocca, nangka dan durian...manisnya tidak terlalu manis..pas.
Saya intip, bahannya : gula pasir, gula kelapa, tepung beras ketan, santan kelapa, wijen, margarin (mengandung antioksidan BHA dan pewarna betakaroten cl 75130), perisa moka, perisa nangka, perisa durian dan pengawet kalium sorbat.
Hmmmm...sambil menikmati enaknya Jenang Kudus, saya ceritakan sedikit soal kota "suci"ini. Kudus yang diapit Semarang dan Surabaya, tak melulu di kenal orang karena produksi rokoknya yang besar, tapi Kudus juga di juluki kota santri dan tentunya dikenal luas karena jenangnya yang begitu khas.
Tuhhh,,kan...meskipun Kudus adalah kabupaten terkecil di Jawa Tengah, tapi potensinya sangat besar.
Sejarah jenang Kudus ternyata sangat menarik. Menurut cerita rakyat, Jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus (anggota Wali Sanga) menguji kesaktian salah satu muridnya bernama SyechJangkung alias Saridin dengan menyuruhnya memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis di wilayah Desa Kaliputu. Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tembok.
Ternyata Saridin tetap segar bugar sehingga Sunan Kudus berucap, ”Suk nek ono rejaning jamanwong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya lebih kurang, "Kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang"
Nah..setelah tahu sejarahnya...saya sih makin semangat makan jenangnya ....(kunyah terussss)
No comments:
Post a Comment