Tuesday, 9 September 2014

Pecinta Hujan

Bagi saya, hujan selalu menyenangkan. 
Melihat titik air berjatuhan membasahi segala hal yang ada di bumi, selalu membuat saya ingin menari.


Kecintaan saya pada air langit ini  bermula dari setandan pisang dan sepasang burung.

Begini ceritanya :
Semasa kecil, di kamar saya, ada jendela dengan teralis kayu berwarna hijau. Ketika saya berbaring, jendela ini nampak seperti "bingkai "  dengan "lukisan" sebatang pohon pisang kepok yang segar, besar,  dan berdaun lebar.
Tepat di samping kamar, ada deretan pohon pisang milik tetangga yang tumbuh sangat subur. Dan ketika saatnya pisang berbuah, tandannya sangat kuat, menjadi tumpuan bersisir-sisir  pisang kepok yang gemuk.


Suatu pagi, saya melihat  sepasang burung pipit  membawa rumput, asyik mondar mandir kesela-sela tandan pisang. Mereka sedang membuat rumah impian.
Bermenit-menit saya mengikuti kesibukan kedua burung ini, sampai akhirnya sarang yang nyaman selesai.
Menyaksikan kedua burung itu beristirahat di rumah baru mereka.....rasanya...indahhhhh sekali.


Dan tak lama hujanpun turun,
Legaaaa..karena hujan mungkin berbaik hati baru menurunkan diri ketika sarang telah jadi


Sejak itulah saya sangat menyukai hujan, 
Saat air turun saya akan betah berdiri di tepi jendela, menyaksikan daun bergerak ritmis tertimpa air hujan yang jatuh konstan. 

Petir yang menyambar menambah magis, dan angin yang bertiup membuat mata saya enggan menutup.

Dalam hati saya berdoa....hujan janganlah kau cepat pergi....saya ingin di temani.


No comments:

Post a Comment