Semasa kuliah saya memiliki sahabat yang sangat menyukai filsafat. Sering ia berjam-jam menelpon saya hanya untuk membicarakan apa itu persahabatan, apa itu teman, apa itu cinta dan apa itu sengsara.
Saking "berat"nya obrolan kami, orang yang tidak sengaja curi dengar, akan menyunggingkan senyum sebal.
Mungkin dalam hati orang itu berkata " Ngomongin apa sih ini orang..belagu amat...(istilah jaman sekarang ..lebay)"
Mungkin dalam hati orang itu berkata " Ngomongin apa sih ini orang..belagu amat...(istilah jaman sekarang ..lebay)"
Saya pernah diajak ke rumahnya yang luas, ke rumah kakaknya, diajak ke toko batik Ibunya, dan pernah diajak pula ke deretan tempat kos puluhan kamar milik orang tuanya.
Setiap saya jalan dengannya, saya bisa terjemahkan tatapan orang-orang "Kok mau-maunya cowok ini berteman dengan cewek dekil kampungan berpenampilan ala tukang gali bangunan? "
Selama bersahabat dengan saya, ia pernah punya seorang pacar cantik berjilbab. Saya pribadi tak mengenal pacarnya dengan baik, hanya mengenalnya secara fisik di kampus. Iapun tak pernah memperkenalkan pada saya. Hingga kemudian dia jatuh cinta pada teman saya.
Entah bagaimana akhir percintaan mereka ini..saya tidak tahu pasti, karena kemudian saya terpaksa harus meninggalkan kampus (karena sudah wisuda). Sementara mereka berdua masih betah disana.
Entah bagaimana akhir percintaan mereka ini..saya tidak tahu pasti, karena kemudian saya terpaksa harus meninggalkan kampus (karena sudah wisuda). Sementara mereka berdua masih betah disana.
Kini sepuluh tahun berlalu..sekalipun kami belum pernah bertemu.
Sebenarnya.....saya rindu berbicara dengannya...(sahabat filsafat saya..)
Apakah dia disana (entah dimana) telah menemukan teman bicara?
Semoga saja....
No comments:
Post a Comment