Tuesday, 3 June 2014
Filosofi Nini
Ketika SD saya sering membantu Nini (nenek) memanen padi. Bukan sawah sendiri, tapi sawah orang lain.
Sudah menjadi tradisi di kampung kami, ketika padi menguning, maka kami akan membantu memanen padi dengan sistem bagi hasil.
Panas terik dan rasa gatal terkena buluh batang padi tak kami hiraukan. Yang penting esok perut kita dijamin kenyang.
Menyabit padi menjadi bagian terberat. Dan merontokan padi menjadi bagian paling menyenangkan. Puas rasanya ketika melihat gabah menggunung walau badan kurus saya serasa ikut terbanting-banting dipematang sawah.
Tapi hal paling menyedihkan bagi saya adalah ketika tiba saat bagi hasil. Gabah yang susah payah kami rontokan dengan segera menyusut masuk ke dalam karung si empunya sawah. Hanya 10persen yang akan menjadi bagian saya dan Nini.
Saya pernah memprotes pembagian hasil ini, dan Nini memarahi saya.
"Sudah diperbolehkan membantu memanen dan mendapat bagian juga berkah. Jangan serakah"
Aihhhh.. kami pulang dengan badan gatal.
Sekilas saya melirik bayangan wajah saya di kolam ikan dan bertanya-tanya....serakahkah saya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment