Sunday, 15 June 2014

Kastono Master of Toa


Diawal tahun 1980-an, di desa saya relatif sedikit hiburan. Lalu bagaimana cara kami menyenangkan diri?
Bagi saya, hiburan yang mengasyikan adalah ketika ada tetangga yang memiliki hajatan, baik itu sunatan ataupun pernikahan. Kenapa? Bukan karena makanannya, tapi karena si empunya hajatan akan memasang pengeras suara (toa) setinggi mungkin menggunakan sebatang bambu. Lalu toa itu akan disambungkan dengan tape bertenaga accu/baterai  yang siap memutar lagu-lagu riang ataupun sedu mendayu-dayu.

Kala itu lagu Gelas-Gelas Kaca sedang membahana luar biasa..Nia Daniati, Betaria Sonata, dan Iis Sugianto sedang berjaya diudara. Jadi lagu mereka bertiga inilah yang sering berkumandang, membelai daun bambu, daun pisang, dan daun telinga saya tentunya.

Disela-sela pohon singkong, beralaskan daun pisang, saya duduk menyimak merdunya suara mereka sambil sesekali ikut bersenandung. Saya sih hafal sekali lagu-lagunya, karena  punya buku khusus yang isinya lirik lagu masing-masing penyanyi, yang saya tulis sendiri.

Lalu, siapakah dibalik kesuksesan toa yang membahana? Kastono namanya. Ia terkenal seantero kampung. Dialah yang mengoperasikan seperangkat alat menakjubkan yang bisa menghibur kami semua. Berkat keahliannya dalam bidang per-toa-an, maka dia menjadi andalan bagi siapa saja yang ingin berpesta. Amboi... Kastono...tiada duanya. Dialah penguasa satu-satunya dunia hiburan hajatan kala itu.

Soal penampilan Kastono tak terlalu menarik bagi saya. Ia lelaki tinggi kurus berkulit coklat. Tapi, kemampuannya mengumandangkan lagu-lagu di toa membuat ia sangat istimewa dimata warga.

Kini, seiring jaman, kebiasaan menyewa toa sudah tergusur oleh hiburan orkes dangdut.

Entah kemana Kastono sekarang..mungkin menyimpan alat toanya..dan sesekali mengenang masa jayanya.

Sumber foto :

No comments:

Post a Comment