Friday, 6 June 2014

Masha And Me



Melihat lucunya Masha and The Bear, potongan kalimat-kalimat dalam Bahasa Rusia yang diucapkan Masha membuat saya kembali teringat masa kuliah dimana saya pernah punya kesempatan mempelajari bahasa itu.

Ya, maklumlah, kala itu sedang menggebu-gebunya belajar bahasa asing. Beragam kamus saya punya. Kamus bahasa Jepang, Italia, Spanyol, Inggris, Perancis, India dan Rusia semua ada di tumpukan rak buku saya. Saking banyaknya sampai-sampai saya malah bingung dan tak bisa semua....hahaha.


Soal bahasa Rusia, semula saya kesulitan mendapatkan kamusnya. Iseng saya berkirim surat pada Duta Besar Russia (tahun 2000), meminta bantuan dikirim kamus Bahasa Rusia..dan horeee..dapat balasan untuk datang ke Pusat Kebudayaan Rusia di Menteng Jakarta Pusat dan saya mendapat tawaran kursus Bahasa Rusia gratis. 
Horay....Horay...



Dengan semangat 45 datanglah saya ke sana. Disambut oleh wanita ramah Indonesia yang ternyata mahasiswa UI yang sedang magang.



Tunggu punya tunggu...akhirnya saya bertemulah dengan Ketua Kebudayaan Rusianya. Eng Ing Eng..terjadilah obrolan singkat. Ia menanyakan dimana saya kuliah, apa pekerjaan ortu saya, dimana dan dengan siapa saya tinggal di Jakarta, juga berapa biaya kuliah saya/semester.
Dan di akhir pembicaraan Pak Ketua itu berkata.." Kamu bisa kuliah dengan biaya jutaan/semester, itu artinya orang tua kamu punya uang, jadi saya tidak bisa memberikan kursus gratis 100 persen. Saya berikan gratisnya 50%, jadi kamu hanya membayar Rp. 150.000 saja ...Lha..lha..lha...saya bengong..padahal disurat Duta Besarnya kan saya akan di beri kursus gratis... Aihh...lemeslah saya. Lalu saya digiring ke ruangan lain yang ternyata ruangan guru bahasa Rusia. Nama gurunya saya lupa. Mereka suami istri. Kamipun berkenalan.Ternyata sang istri adalah mantan atlet olimpiade untuk cabang balet. Wow..dibalik fisiknya yang super tinggi besar ternyata ia seorang penari balet!

Dan tibalah di inti pembicaraan, Suami istri ini lalu menyodorkan kuitansi pembayaran ..lho...lho..kok ada angka Rp.300.000. Sayapun kembali menyodorkan surat kursus gratis dari Duta Besar...dan Si Ketua lalu memberi sedikit penjelasan. Maka..jadilah saya membayar Rp. 150 ribu. Hahaha..lucunya setelah tahu saya hanya membayar separuh, 1 set buku baru (isi 3 buku) yang tadinya akan diserahkan ke saya di ganti menjadi buku yang lebih dekil. Hahahhah..efek diskon separuh. Ya ..ndak papalah. Namanya juga setengah gratisan.

Dan seminggu setelahnya  saya  mulai kursus. Jadilah sepulang kuliah saya lari ke stasiun Tanjung Barat, naik kereta turun di stasiun Cikini, lalu jalan kaki 20 menit ke pusat kebudayaan (efek irit ongkos). Kursus berlangsung kalau tidak salah 2 jam. Mulai dari jam 17-19.00 WIB, yanga artinya ada waktu sholat magrib di tengahnya.
Saya ingat ketika pertama saya ijin lima menit untuk sholat, si guru terlihat sedikit heran, mungkin karena diantara belasan muridnya kok hanya saya yang ijin sholat.
Memang ada belasan murid, sebagian mahasiswa, sebagian lagi karyawan. Mereka semua baik ke saya, dan satu diantaranya sering pinjam buku saya, lengkap dengan jawaban-jawaban soalnya hahaha. Tapi yang saya selalu ingat dengan jelas adalah di tengah-tengah pelajaran Si Balerina sering masuk dan mengingatkan kami untuk bayar uang kursus segera. Hahaha

Saya lupa berapa lama saya kursus di sana, mungkin kira-kira 3 bulan, dan saya berhenti  karena tidak punya cukup  uang untuk membayar biaya kursus (meski sudah didiskon 50% ya)

Hahaha..sekarangpun saya sudah lupa semua itu bahasa. Yang saya ingat hanya ucapan terimakasih dan selamat malam yang selalu diucapkan oleh sang guru setiap kali kelas bubar.

Dan melalui sang guru selain bahasa saya juga menjadi tahu kalau ternyata sebagian orang Rusia tidak pernah mau menonton film Amerika. Mungkin ini sisa perang dingin ya..atau memang karena di film Amerika, Rusia selalu kalah, atau orang Rusia sering di gambarkan dengan peran antagonis? Lalu Ana Kournikova..petenis semok seksi cantik jelita asal Rusia itu ternyata kurang disukai oleh warga Rusia. Kenapa? Karena Mba Ana ini dianggap terlalu bergaya hidup Amerika.

Ah, daripada bingung memikirkan bahasa yang saya sudah hampir lupa semuanya..mending saya menonton Masha....Haahahahha..




Sumber foto : kidscreen.com

No comments:

Post a Comment