Sebulan setelah dirawat di RS karena gangguan pencernaan, Kinan kembali diare. Duh....terbayang rumah sakit, jarum suntik dan infus. Haruskah terulang ?
Tidak.. tidak mau.
Sambil menekan rasa panik saya ubek-ubek buku-buku lama untuk mencari "buku sakti" andalan saya ketika Keni lahir dulu (ditulis oleh Vicky Lansky). Ketemu...!
Ada hanya satu halaman membahas tentang penanganan diare, diantaranya memberi si kecil sereal nasi dan atau pisang.
Sayapun berhitung. Usia Kinan sudah 4 bulan satu minggu. Googling sana sini, ada sebagian pendapat, bayi sudah bisa diberi makanan pendamping di atas usia 17 minggu. Ah..pas sekali dengan usia Kinan saat ini.
Bismillah dengan niatan memberi kesembuhan, saya secepat kilat mencari pisang ( pisang yang sudah matang sempurna, dengan tanda ada bintik-bintik kecoklatan dikulitnya, agar mudah di cerna) dan tepung beras organik Gasol.
Pertama saya memberi Kinan pisang. Dengan cara di kerok saya masih harus bergulat dengan refleks menelan Kinan yang tentunya belum sempurna. Lucu juga melihat reaksi Kinan atas rasa makanan non susu pertamanya, ia sedikit mengerutkan bibir dan dahi lalu menatap saya bingung seolah bertanya " Emakkkkk..kau beri apa aku?".
Lumayan, habis 1/3 buah.
Lalu selang 4 jam saya berikan bubur nasi beras merah murni tanpa campuran rasa apapun. Nah..yang ini Kinan sangat suka. Malah dia menangis meminta lagi ketika saya berhenti menyuapkan bubur hambar itu.
Hasilnya..? Sempurna.....
Feces Kinan kembali normal. Amboiiii, saya lega selega leganya. Bahagia seperti orang yang baru menang perang. Akhirnya saya bisa mengalahkan diare tanpa obat kimia sedikitpun !
Gelak tawa Kinan kembali membahana. Wajahnya berseri seperti matahari pagi.
Ah..indahnya menjadi seorang ibu..dan betapa sederhananya untuk bahagia.
No comments:
Post a Comment